untuk kamu

1.1K 45 8
                                    

❤️Untuk kamu dari aku❤️

“Bertemu denganmu, mengenalmu, lalu mencintaimi, itu tidak pernah ada dalam rencana hidupku. Namun, entah mengapa Allah mempertemukan aku dan kamu menjadi kita.  Sampai saat ini pun, aku tidak tau alasan mengapa aku sedalam ini menyayaimu dan sejauh ini mencintaimu.  Tapi yang aku tau, semua rasaku ini tulus untukmu.  Serius atau bercandanya kamu dihidupku, sungguh atau hanya sekedar singgah, dan jodoh atau tidaknya kita, semua itu perihal nanti.  Tapi yang perlu kamu ingat, aku tidak akan pernah memaksamu untuk bertahan, aku juga tidak akan memaksamu apalagi menahanmu untuk terus bersamaku.  Dan kelak jika kami mulai merasa tidak bahagia lagi denganku, maka carilah dia yang kamu sebut bahagia,”

❤️Nura Amelia Humayaira❤️

Nura baru sadar perubahan dari hidupnya ini.  Karena kan, bawaan calon bayi mereka yang tidak lama lagi akan hadir bersama mereka.

“Gak tau Nura, hanya gak suka Mas terlalu dekat.  Tapi Nura sadar diri istri Mas bukan hanya Nura, ada Mbak Naura juga,” Nura semakin menundukan kepalanya.

“Di tambah lagi Mbak Naura sedang hamil sama sepertiku.  Maka Mas harus jaga dia dengan baik yah,” sambung Nura, meninggalkan suaminya sendirian di dekat toilet.

Sedangkan di sisi lain, keluarga Gus Alzam masih setia menunggu kedatangan Nura, Naura, dan Gus Alzam.

“Mas Al, Iqis mau Mas elus-elus perutnya,” ucap Bilqis manja.

“Boleh Sayangku,  sini kamu duduknya geser ke sini,” jawab Gus Al.

Bilqis mendekat ke arah suaminya.  “Ayo Mas, Dedenya mau Mas elus perutnya.”

Gus Al sangat gemes melihat sikap manja sang istri.  “Hmm,  anak Abi kenapa Hmm?  Kok tiba-tiba manja seperti ummanya?”

“Gak papa kan Abi.  Kali-kali manja sama Abinya.  Udah lama gak ketemu,” ucap Bilqis tersenyum di balik cadarnya.  Melihat sikap istrinya begitu manja.

“Iya, iya bumilku Sayang,” Jawab Gus Al mengalah.

Sedangkan Gus Alif dan Ustadzah Aisyah hanya geleng-geleng kepala melihat kutub Utara luluh sama gadis barbar dan baik seperti Bilqis.

“Eh,  mana Ning Nura yah?  Kok belum kembali?” ucap Ustadzah Aisyah mulai khawatir.

“Hmm, iya Ustadzah, Kakak ipar kok belum pada kembali?” jawab Bilqis.

“Tuh, lihat para perempuan. Itu adik ipar keluar.  Tapi tunggu dulu kenapa dia menangis?” ucap Gus Alif menatap lurus ke arah adik iparnya itu.

Di sana juga keluar Gus Alzam membuat semua orang yang ada di dalam mobil heran dan penasaran.  Nura berjalan ke arah mobil Gus Alif.  Ia mengetuk kaca jendela mobil milik Gus Alif.

Tok...tok...tok...tok

Gus Alif menatap adik iparnya.  Mata sudah bengkak karena terus menangis.  “Ada adik ipar?”

“Gus,  boleh Nura ikut bersama kalian?” ucap Nura menundukan kepalanya.

“Boleh.  Silakan masuk adik ipar,” jawab Gus Alif tersenyum hangat.

Nura buru-buru masuk kedalam mobil, akan tetapi suaminya mencegah agar tidak masuk mobil sang kakak.

“Kita pulang bersama ya.  Kamu tanggung jawabku sekarang.  Maka kamu patuh sama suami kamu saat ini,” ucap Gus Alzam,  menggandeng tangan sang istri.

“Mas,  pulang lah sama Mbak Naura.  Nura mau pulang bersama kakak ipar,” ucap Nura pada suaminya.

“Tidak.  Kamu harus pulang bersama saya,” jawab Gus Alzam dengan tegas sekali.

“Aaa,,,,,aaahh sakit Mas.  Pergelangan Nura,” ucap Nura menangis saat pergelangannya merasa panas dan sakit.  Genggaman kuat suaminya.

Gus Alzam tidak menggubris ucapan sang istri.  Ia membawa pergi sang istri ke dalam mobilnya.

“Mas buka pintunya.  Nura mau pulang bersama kakak ipar saja.  Gak mau pulang bersama Mas,” ucap Nura menangis di dalam mobil Gus Alzam.

Sebelum Gus Alzam menjawab, datang istri pertama Gus Alzam berkata. “Abang, boleh Naura pulang sama kakak Rara dan kakak ipar mau berkunjung ke sana?”

“Boleh ya Sayang,” Jawab Gus Alzam mencium kening sang istri.

“Terimakasih ya Abang.  Semoga sukses,” ucap Ning Naura.

Gus Alzam hanya tersenyum melihat sikap istri pertamanya ini.  “Sama-sama Sayang,  hati-hati jangan nakal yah,”

“Siap,  paksu,” ucap Ning Naura mencium pipi kanan sang suami.

Sedangkan di dalam mobil, istri kecil Gus Alzam hanya memejamkan matanya saat melihat adegan romantis suaminya bersama istrinya.

Nura memilih mendengarkan sholawat saja sambil tidur di dalam mobil.

 

Setelah menempuh perjalanan, mereka semua telah sampai di rumah malam hari.  Mereka setelah selesai makan malam dan sholat Isya bersama, mereka kembali masuk ke kamar masing-masing untuk rebahan saja.

Tidak dengan pasangan ini,  mereka memilih menghabiskan malam bersama dengan olahraga bersama.

“Mas, udah ya.  Nura capek,” ucap Nura tersenyum.

“Hmm, baiklah.  Kita tidur, tapi mandi dulu,” jawab Gus Alzam.

Di kamar sebelah, pasangan Gus Al dan Ning Bilqis sama seperti pasangan Gus Alzam dan Ning Nura.

Setelah selesai Nina mini,  mereka mandi bersama.

Gus Alzam dan Nura masuk ke kamar mandi.

Gus Alzam menatap Nura dengan penuh kasih sayang.

“Sayang,  kamu tidak perlu takut.  Mas akan selalu ada untukmu.  Mas akan berusaha untuk adil terhadap kamu dan Naura.  Mas tidak akan pernah menyakiti kalian berdua,” ucap Gus Alzam,  memeluk tubuh mungil Nura.

Nura hanya bisa terdiam.  Ia sangat terharu dengan ucapan Gus Alzam.  Ia merasa sangat dicintai oleh suaminya.

“Mas,  Nura percaya padamu,” jawab Nura,  memeluk erat tubuh kekar Gus Alzam.

Mereka kemudian mandi bersama dengan penuh kebahagiaan.  Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh kasih sayang.  Mereka tahu bahwa mereka harus saling mendukung dalam melewati semua cobaan hidup yang diberikan Allah SWT.

 

Dihamili Anak KyaiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora