selamat hari ibu bumilku

2.8K 64 3
                                    

Malam hari, sepasang suami istri bangun dari tidurnya.  Gus Al merasa akan sakit luar biasa di kepalanya.  Ia sudah tidak mampu bertahan untuk masa hidupnya.

‘Yaallah, tolong jaga istri hambamu ini, disaat hamba sudah tidak dapat mendampingi ya suatu saat nanti.  Ya Allah, hamba tidak mau apapun, hanya saja ingin melihat istri hamba bahagia tanpa ada hamba nantinya.  Tolong jaga dia kekasihku, sangat aku cintai dan sayangi.  Jaga mereka berdua ya Allah,’ doa dalam hati.

Gus Al malah pergi keluar kamar,  suruh sang kakak temui dia di balkon kamarnya.  Gus Alzam setuju, dia lebih dulu sudah ada di balkon.  Diikuti oleh sang istri, diam-diam meskipun sangat sakit.

“Assalamualaikum, Kak.  Udah lama menunggu,” ucap salam Gus Al pada Gus Alzam.

“Walaikumsallam, Al.  Silakan duduk.  Aku baru kok di sini!! Ada apa, Al.  Ajak Kakak ketemu di luar sini?” Tanya Gus Alzam pada sang adik.

"Kakak, aku mau jujur pada Kakak tentang penyakitku ini!!  Aku di vonis kanker otak stadium 4, Kak!  Aku minta satu permintaan kepada Kakak.  Tolong jaga Ibu dan anakku suatu saat kalau aku tiada.  Meninggalkan kalian.  Ini pasti berat buat kamu Kak, untuk menjaga dan melindungi Ibu dari anak-anakku Kak.  Tapi aku harap Kakak mau mengabulkan permintaan aku yang terakhir kali ini,” ucap Gus Al menatap sang kakak, kebingungan.

“Kakak Naura, kemarilah.  Gak pegel berdiri di sana!! Maaf Kak Alzam dan juga Kakak Naura kalau kalian keberatan dengan satu permintaan Al.  Doakan Al ya biar Al cepat sembuh dari rasa sakit ini.  Al tau Kakak sangat syok dan kaget tentang penyakitku, kanker otak yang sudah lama menggerogoti otak Al dan tubuh Al.  Al sengaja menyembunyikan ini dari kalian.  Al tidak yakin kalian kuat mendengar kenyataan ini!!  Termasuk Abi dan Ummi.  Mereka akan sedih, kecewa dan juga khawatirkan Al.  Kakak termasuk Kakak dan adik perempuan ku.” Sambungnya.

"Kenapa kamu menyembunyikan ini semua dari kami??  Kenapa kamu selalu ngeyel kalau kamu sakit?  Sebelum kamu menikah, kita kuliah bareng Al.  Kenapa kamu tidak ingin membagi rasa sakit itu kepada Kakak Al?  Biasanya kamu selalu cerita apapun itu kepada Kakak Al.  Apa kamu takut Al Kakak bilang Ummi dan Abi, makanya kamu menyembunyikan ini semua dari Kakak, hah?" jawab Gus Alzam emosi.

"Kakak, maafin Al.  Bukan begitu maksud Al Kak.  Al tidak ingin membuat beban pikiran Kakak dan Kakak Alif. Kakak tau kan, kalian kalau dengar Al kenapa-kenapa selalu cari tau apapun tentang Al.  Tapi kali ini, tolong Kakak maafin Al telah membuat Kakak kecewa dengan keputusan Al." Ucap Gus Al menundukan kepalanya.

"Kakak sudah maafin kamu Al, asal kamu janji ada masalah cerita sama Kakak.  Kalau tidak sama Kakak atau Ummi dan Abi, kamu mau cerita sama siapa?  Gak mungkin sama orang lain Kak?"  Tanya Gus Alzam.

"Kalau permintaan kamu, Kakak akan menjaga adik ipar sampai dia bisa ikhlaskan kamu suatu saat nanti.  Kamu tenang saja. Kakak akan anggap anak kamu sebagai anak kita. Maka dari ini kamu jangan khawatir.  Kakak harap kamu bisa sembuh.  Semoga Allah SWT mengangkat semua rasa sakit yang kamu rasakan saat ini," sambung Gus Alzam lagi.

"Terimakasih Kakak.  Kamu Kakak paling baik sedunia ini.  Amin Allahumma amin ya Kak.  Doakan saja yang terbaik untuk Al," ucap Gus Al tersenyum di balik wajah dingin Gus Al.

"Oke, sama-sama.  Sekarang Al kamu masuk.  Ini udah malam, disini sangat dingin tidak baik untuk kamu," jawab Gus Alzam.

"Oke, sekarang aku akan kembali ke kamar.  Takut bumil nyariin nanti. Assalamualaikum," ucap Gus Al.

"Walaikumsallam.  Abang kenapa? Gus Al dia sakit?" kata Ning Naura menatap suaminya.

"Dia emang sakit Sayang, dia meminta untuk menjaga Ning Bilqis dan calon anak mereka Sayang," ucap Gus Alzam jujur. Tidak mau ada yang ia sembunyikan.

Dihamili Anak KyaiWhere stories live. Discover now