permintaan Gus all ll

2.1K 73 0
                                    

Bilqis menggelengkan kepalanya.  "Gak Mas, Iqis gak bisa menikah lagi sama Gus Alzam.  Iqis tidak mencintai beliau.  Iqis mencintai Mas Al seorang."

"Sayang, ini permintaan Mas yang terakhir.  Kamu mau kan menikah sama Gus Alzam?" Ucap Gus Al lagi.

"Gak, Gus.  Jangan pernah meminta hal yang aneh.  Iqis akan setia sama Mas Al!  Meskipun Mas Al sudah tidak bersama Iqis.  Jangan pernah meminta Iqis untuk menikah lagi bersama Gus Alzam.  Mas," jawab Bilqis menangis di dada bidang suaminya.

"Sayang, Mas gak ak..." Ucapan Gus Al langsung dipotong oleh sang istri.

"Iqis udah bilang gak akan menikah lagi sama Gus Alzam.  Mas jangan paksa Iqis," jawab Bilqis menangis lagi.

"Aaaawwws.....aaahhhhn,  Sayang, sakit," ucap Gus Al memegang kepalanya.  Ia merasa sakit secara tiba-tiba.

Bilqis sangat berdosa menolak permintaan sang suami.  Bilqis bingung harus bagaimana.  Apa ia harus menikah sama kakak iparnya, agar suaminya tenang dan gak banyak pikiran?  Tapi Bilqis tetap gak mau menikah lagi saat ini.  Ia gak mau harus bahagia sendirian, sedangkan suaminya kesakitan.

"Mas Al, kenapa?" Tanya Bilqis memeluk badan kekar suaminya.

"Mas, ayo kita masuk ke hotel buat istirahat," sambung Bilqis.

Setelah sampai di kamar hotel, Gus Al di bantu oleh Alex sampai membaringkan Gus Al di atas ranjang.

"Terima kasih Kak," ucap Bilqis ke Alex.

"Sama-sama, Bu Bos.  Assalamualaikum," jawab Alex berlalu pergi.

"Walaikumsallam," ucap Bilqis.

Bilqis menutup pintu hotel lalu ia berjalan ke ranjang.  Kemudian ia duduk di tepi ranjang.  "Mas, kamu harus kuat.  Mas bangun, makan terus minum obat dulu."

"Ngantuk Sayang," rengek Gus Al memeluk pinggang sang istri.

"Mas bangun dulu, makan dulu lalu minum obat ih. Nanti tidur lagi," ucap Bilqis mengusap lembut rambut Gus Al.

"Iya Sayang," jawab Gus Al.

Bilqis sangat rajin dan sabar menyuapin sang suami.  Gus Al dengan lahap memainkan nasi sama lauknya.  Tapi suapan terakhir, Gus Al muntah di dress milik istrinya.

"Sayang, maafin Mas yah," ucap Gus Al merasa bersalah.

"Mas, gak papa kok.  Iqis ganti baju dulu yah," jawab Bilqis mengusap mulutnya dengan tisu.

Gus Al menganggukan kepalanya.  Gus Al menatap kepergian istrinya ke arah kamar mandi.  Gus Al  mengikuti langkah istrinya.  Bilqis yang sudah di dalam, sangat terkejut saat melihat sang suami ikut masuk.

"Mas,  kenapa masih mual?" Ucap Bilqis menatap sang suami.

Gus Al menggelengkan kepalanya, ia terus berjalan ke arah sang istri.  Kemudian memiringkan wajahnya mencium bibir mungil sang istri.

Cupp!!

Satu kecupan mendarat di bibir Bilqis.  Ia sangat syok saat mendapatkan serangan gan mendadak dari suaminya.

"Sayang, apa boleh Mas menyentuhmu lagi? Mas janji tidak akan kasar lagi," jawab Gus Al dengan mata sayu.

"Boleh Mas, apa Mas menginginkannya di sini?" Tanya Bilqis menatap suaminya.

Gus Al mengangguk.  "Apa boleh Sayang?"

"Mas janji gak akan kaya waktu itu," ucap Bilqis menatap wajah tampan suaminya.

"Iya Sayang, apa boleh Sayang?" Jawab Gus Al.

"Gak, ah takut," ucap Ning Bilqis tersenyum.

"Loh, kenapa Sayang?"

"Aku gak mau," canda Ning Bilqis tersenyum hangat pada Gus Al.

"Sayang, kamu,"

"Apa sih Mas?"

Bilqis  menarik  Gus  Al  keluar  dari  kamar  mandi.  Ia  ingin  membantu  suaminya  untuk  beristirahat.

"Mas,  ayo  kita  beristirahat.  Kamu  harus  kuat,"  ucap  Bilqis  dengan  suara  yang  lembut.

"Iya,  Sayang,"  jawab  Gus  Al.

Bilqis kemudian membantu Gus Al untuk berbaring di atas ranjang.  Ia  mengelus  rambut  Gus  Al  dengan  lembut.  Ia  mencoba  menenangkan  suaminya  yang  terlihat  sangat  lelah.

"Mas, kamu harus istirahat.  Kamu butuh banyak istirahat untuk memulihkan tenaga," ucap Bilqis dengan suara yang lembut.

"Iya, Sayang.  Mas  ngantuk," jawab Gus Al dengan suara yang lemas.

Gus Al memejamkan matanya, namun ia masih merasakan  nyeri  di  kepala.  Bilqis  menatap  suaminya  dengan  tatapan  yang  penuh  kekhawatiran.  Ia  ingin  membantu  suaminya  untuk  meredakan  sakit  yang  dideritanya.

"Mas,  kamu  masih  sakit  ya?  Mau  minum  obat  lagi?" tanya Bilqis.

Gus Al  menggeleng  lemah.  "Mas  nggak  mau  minum  obat.  Mas  ingin  tidur."

Bilqis  mencoba  untuk  menenangkan  suaminya.  Ia  mengelus  rambut  Gus  Al  dengan  lembut  dan  berbisik  kata-kata  manis  untuknya.

"Mas,  aku  akan  selalu  menjagamu.  Aku  akan  selalu  ada  di  sampingmu,"  ucap  Bilqis  dengan  suara  yang  lembut.

Gus Al  menarik  napas  dalam-dalam  dan  mencoba  untuk  menenangkan  dirinya.  Ia  mencintai  Bilqis  sepenuh  hatinya.  Ia  ingin  menjalani  hidup  bersama  Bilqis  dengan  penuh  kebahagiaan.

"Mas,  kamu  harus  kuat.  Kita  akan  melewati  semuanya  bersama,"  ucap  Bilqis  dengan  suara  yang  tegas  dan  penuh  keyakinan.

Gus  Al  tersenyum  lemah  dan  mencoba  untuk  tertidur  lagi.  Bilqis  menatap  suaminya  dengan  tatapan  yang  penuh  cinta  dan  kekhawatiran.  Ia  berdoa  agar  suaminya  bisa  lekas  sembuh  dari  penyakitnya.

Bilqis  kemudian  berbaring  di  samping  Gus  Al.  Ia  mengelus  rambut  suaminya  dengan  lembut  dan  mencium  keningnya  dengan  sayang.  Ia  berjanji  akan  menjaga  suaminya  dan  menemaninya  hingga  akhir  waktu.

 

Dihamili Anak KyaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang