permintaan Gus all

2.4K 70 3
                                    

“Perpisahan yang mendekatkan diri kepada Allah,” ucap Bilqis dalam hati.

Bilqis terus menerus menatap sang suami dengan tatapan penuh kerinduan.  Bilqis sangat bingung harus bagaimana nanti, ketika sang suaminya tidak berumur panjang.  Kala ini, beliau sedang merasakan sakit luar biasa.

“Hari termanis dalam hidupku adalah ketika aku berjumpa denganmu,” gumam Bilqis.

Bilqis menuntun suaminya keluar dari kamar mandi. Matanya bengkak, sesudah menangis.  Bilqis bingung harus mengadu ke siapa.  Suaminya tidak ingin membuka tentang penyakitnya yang sedang bersarang di otaknya.

Setelah sampai di depan mobil, Bilqis memanggil asisten suaminya. "Kak, boleh antar ke hotel.  Tolong tebus obat ini dulu sebelum kita kembali ke hotel."

"Baik, Bu Bos.  Silakan masuk, kasian Pak Bosnya sudah lelah.  Sebelum Pak Bos melakukan perjalanan bisnis ke sini, saya sudah bilang biar saya saja sama Dilan yang melakukan kerja sama dengan perusahaan di sini.  Dan di China, tapi Pak Bos ngotot ingin turun tangan secara langsung," terang Alex melajukan mobilnya membelah jalan sepi.

"Dan satu lagi, Bu Bos.  Pak Bos sudah menyimpan ini semua untuk Bu Bos dan calon bayi kalian.  Nama pemilik perusahaan atas nama Bu Bilqis Aulia Aulfa Azka Putra. Dan Pak Bos menyarankan suatu saat kalau beliau tidak ada.  Beliau mengatakan ini.  Ibu bisa baca isi chat dari Pak Bos," sambung Alex memberikan ponselnya.

Isi pesan dari Gus Al ke Alex:

(Assalamualaikum Lex, tolong kamu buat surat wasiat dari saya untuk istri saya dan juga anak saya!!  Ingat kalian bertiga harus selalu lindungi anak dan istriku.  Suatu saat saya meninggalkan kalian semua.  Dan tolong Lex, kasih tau istri saya bahwa saya sangat mencintainya.  Meskipun istriku belum membalas perasaan cintaku secara langsung.  Tapi aku bahagia mendapatkan istriku yang menunjukkan kasih sayangnya terhadapku.  Tolong bilang ke istriku kasih nama belakangku ke anak kita nanti.  Tolong kalian urus perusahaan,  kan ambil alih kepada istriku tercinta.  Semua yang aku miliki sekarang milik istri dan anakku nanti.  Tolong kalian bertiga kerja samanya dipertahankan, tolong kalian lindungi dan awasi istriku dari pria yang namanya Faizar dan pria hidung belang ketika saya tidak bersamanya.)

Bilqis menangis saat membaca pesan dari suaminya ke asisten priabinya.  Bilqis gak mau harta suaminya, ia hanya ingin suaminya yang akan selalu menemaninya, sampai maut memisahkan mereka berdua.

"Ya Allah, Mas.  Iqis belum siap untuk kehilangan kamu Mas," ucap Bilqis menangis menatap wajah tampan suaminya yang tidur pulas di pangkuan sang istri.

Air mata Bilqis jatuh mengenai pipi putih Gus Al yang sedang tidur pulas.

"Sayang, kamu menangis lagi? Apa yang kamu pikirkan Sayang? Ingat jangan banyak pikiran Sayang," jawab Gus Al mengusap air mata di pipi mulus sang istri di dalam cadar.

"Mas Al, udah bangun.  Maaf yah Mas.  Istrimu ini sangat lemah sekali!!  Tidak seperti Mas yang kuat menghadapi semua ini.  Iqis cengeng Mas," ucap Bilqis menundukan kepalanya.

"Sayang, kenapa berkata seperti itu?  Kamu wanita paling kuat yang Mas temui. Mas sangat bersyukur mendapatkan istri yang kuat dan sholehah Sayang," jawab Gus Al tersenyum menatap wajah murung sang istri.

"Kamu wanita terhebatku Sayang.  Mas yang ingin mendapatkan kamu, harus bisa memperjuangkan kamu.  Menghadapi rintangan-rintangan untuk mendapatkan kamu seutuhnya. Banyak ujian cinta kita yang harus kita lewati seperti sekarang Sayang. Sayang, boleh Mas minta satu permintaan," sambung Gus Al.

Bilqis menatap sang suami. "Satu permintaan apa Mas?"

"Permintaan Mas, kalau Mas sudah tidak ada di samping Mas, kamu mau menikah dengan Kakak Alzam," ucap Gus Al menatap sang istri.

Bilqis tercengang mendengar permintaan suaminya itu.  Ia tak menyangka bahwa Gus Al akan  mengajukan permintaan itu.  Bilqis merasakan  sesak  di  dadanya.  Ia  mencoba  menahan  air  mata  yang  ingin  mengalir.

"Mas, kenapa Mas  mengatakan  itu?  Iqis  tidak  bisa  membayangkan  hidup  tanpa  Mas.  Iqis  tidak  ingin  menikah  lagi.  Iqis  hanya  ingin  bersama  Mas  selama  hidup  ini,"  ucap  Bilqis  dengan  suara  yang  gemetar.

"Sayang,  maaf.  Mas  hanya  ingin  mengamankan  kamu.  Mas  takut  kamu  kesepian  nanti  kalau  Mas  sudah  tidak  ada.  Mas  ingin  kamu  bahagia.  Mas  ingin  kamu  memiliki  pendamping  hidup  yang  bisa  menjagamu,"  jawab  Gus  Al  dengan  suara  yang  lembut.

"Mas,  Iqis  tidak  ingin  memiliki  pendamping  hidup  lain  selain  Mas.  Iqis  hanya  ingin  bersama  Mas  selama  hidup  ini.  Iqis  tidak  ingin  menikah  lagi,"  ucap  Bilqis  dengan  suara  yang  bergetar.

Gus  Al  tersenyum  sedih.  Ia  memahami  perasaan  Bilqis.  Ia  juga  tidak  ingin  kehilangan  Bilqis.  Namun,  ia  merasa  terpaksa  untuk  mengajukan  permintaan  itu  karena  ia  takut  Bilqis  kesepian  nanti  kalau  ia  sudah  tidak  ada.

"Sayang,  masih  banyak  waktu  untuk  berpikir  tentang  hal  ini.  Mas  tidak  memaksa.  Mas  hanya  ingin  mengamankan  kamu,"  ucap  Gus  Al  dengan  suara  yang  lembut.

Bilqis  terdiam  sejenak.  Ia  masih  bingung  harus  bagaimana.  Ia  takut  kalau  ia  menolak  permintaan  Gus  Al.  Ia  takut  Gus  Al  akan  sedih.  Namun,  ia  juga  takut  kalau  ia  menerima  permintaan  Gus  Al.  Ia  takut  ia  akan  menyakiti  hati  Gus  Al  nanti.

"Mas,  Iqis  perlu  waktu  untuk  memikirkan  hal  ini,"  jawab  Bilqis  dengan  suara  yang  gemetar.

"Baiklah, Sayang.  Mas  akan  menunggu  jawabanmu,"  jawab  Gus  Al  dengan  suara  yang  lembut.

Mereka  kemudian  terdiam  sejenak.  Mereka  saling  menatap  dengan  mata  yang  penuh  rasa  cinta  dan  kebahagiaan.

"Mas,  aku  ingin  cepat-cepat  sampai  di  rumah.  Aku  ingin  melihat  Ummi  dan  Abi.  Aku  juga  ingin  melihat  bayiku," ucap Bilqis.

"Iya, Sayang.  Kita  akan  segera  pulang.  Kita  akan  melihat  bayimu  dan  bertemu  dengan  Ummi  dan  Abi.  Kita  akan  menikmati  waktu  kita  bersama  keluarga," jawab  Gus  Al.

Mereka  kemudian  berbincang-bincang  tentang  rumah,  keluarga,  dan  mimpi  mereka  di  masa  depan.  Bilqis  bercerita  tentang  keinginan  untuk  menikmati  hidup  yang  sederhana  bersama  keluarga.  Gus  Al  mendengarkan  dengan  seksama  dan  tersenyum  bahagia.

"Sayang,  aku  akan  mencoba  menjadi  suami  yang  baik  untukmu.  Aku  akan  mencoba  untuk  membahagiakanmu  dan  menjalankan  kewajiban  aku  sebagai  suami," ucap  Gus Al.

"Mas, aku yakin kamu bisa menjadi suami yang baik. Kamu adalah suami yang terbaik," jawab Bilqis.

Mereka kemudian tertidur dengan nyaman di dalam pelukan masing-masing. Mereka merasa sangat bahagia karena mereka saling mencintai dan menjalankan kehidupan bersama dengan penuh cinta dan kebahagiaan.  Gus Al  merasa sangat  bersyukur memiliki istri yang begitu setia dan penyayang.  Ia  bertekad  untuk  menjalani  hidup  bersama  Bilqis  dengan  penuh  kebahagiaan.

Dihamili Anak KyaiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora