3 - The Lady in Disguise

30 7 3
                                    

Warning! 21++

Terdapat perilaku tidak terpuji yang tidak pantas ditiru.

Mohon bijak saat membaca.

=======

Harold menyetir selama dua jam setengah. Bukan ke desa terdekat. Kali ini, sedikit lebih jauh ke kota kecil yang terletak beberapa kilometer dari desa yang biasa Harold kunjungi. Pagi itu, Harold merasa kencan bersama Evelyn Posey tidak cukup untuk mengusir perasaan gundahnya. Dia perlu teman kencan yang setara. Yang bisa dia ajak bicara.

Rosemary Blackwood tampak terkejut saat membuka pintu. Gadis berambut ginger itu sudah berpakaian rapi dan sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja ketika Harold mengetuk pintu rumah sewaannya. Lalu, tanpa permisi, Harold langsung merangsek masuk dan melabuhkan ciuman ke bibirnya.

"Ambil cuti saja hari ini, Rosie. Aku akan menuliskan surat untuk bosmu," bujuk Harold saat akhirnya mereka mengambil jeda untuk mengambil napas.

Rosemary memasang wajah kesal. "Kau selalu saja bersikap seenaknya," keluhnya sambil mendorong dada Harold.

Meski sempat memprotes, Rosemary tak menolak saat Harold kembali merengkuhnya dan membungkam bibirnya dengan ciuman panjang. Dia juga tidak keberatan saat Harold mengunci pintu, lalu membawanya kembali ke kamar.

=======

"Kau pikir, semua gadis akan memujamu, Dokter Wayne?" sindir Rosemary sambil meletakkan piring berisi dua telur mata sapi di hadapan Harold yang sedang duduk bertelanjang dada.

Pria itu baru saja selesai menceritakan masalah yang dihadapinya di Myrtlegrove Estate. Tentu saja hanya sebagian kecil saja, dan sudah dikemas sedemikian rupa agar Rosie tetap memihaknya.

"Not all, but most of them," kata Harold penuh percaya diri. Dia tersenyum puas saat melihat bagian kuning telur yang matang sempurna, seperti seleranya.

Harold sadar, memang ada beberapa gadis yang cukup cerdas dan memiliki harga diri tinggi, tapi bukan berarti mustahil menaklukkan gadis-gadis semacam itu. Dia hanya membutuhkan strategi yang berbeda.

"Ya. Kebanyakan gadis mungkin akan terpikat dengan rayuanmu," lanjut Rosemary yang telah berganti pakaian mengenakan gaun rumah. "Tapi, untuk membuat mereka setia kepadamu, kau harus memberikan hal yang paling mereka inginkan?"

Saran Rosemary serupa dengan yang Harold pikirkan. Salah satu trik Harold memanglah mencari tahu apa yang diinginkan gadis-gadis incarannya. Seperti yang dia lakukan kepada Rosemary. Gadis yatim yang sehari-hari bekerja di perpustakaan kota itu memerlukan pengakuan atas kecerdasannya, maka Harold menjadi teman diskusi bagi Rosemary. Mereka pun berhasil mencapai kesepakatan bersama. Hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

Masalahnya, jika dia menggunakan strategi yang salah, gadis incarannya malah bisa membencinya. Jika sampai seperti itu yang terjadi, berdasarkan pengalaman, hubungan mereka tidak akan berakhir dengan baik.

"Jadi, apa saranmu?" Harold menaikkan sebelah alisnya. "Haruskah aku terang-terangan bernegosiasi dengannya?"

Rosemary menarik kursi dan duduk di seberang Harold. "Kau benar-benar tidak sopan. Setelah datang tanpa permisi dan membuatku bolos kerja, kau justru minta saran bagaimana cara memikat gadis lain," ledeknya.

"Aku hanya memberikan apa yang kauinginkan. Kau paling senang, kan, jika dimintai pendapat?" Harold tertawa. "Itu dan juga uang untuk membeli buku-buku bagus. Makanya, sampai sekarang kau masih setia dengan perjanjian kita."

Rosemary mendengkus. "Untung aku sudah lama mengenalmu dan tahu pria seperti apa kau ini." Sambil bertumpu ke meja, dia mencodongkan wajahnya ke depan. "Kalau dari ceritamu, kau tidak boleh terburu-buru. Bisa-bisa kau membuatnya takut dan makin curiga kepadamu."

The Charming Doctor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang