4 - The Man Who Never Wake Up

31 8 11
                                    


Dor!

Harold mendengar suara letusan. Mulanya, dia kira suara itu berasal dari gudang yang tengah terbakar. Namun, setelah dia pikirkan lagi, suara itu terdengar dari kejauhan. Dari arah taman belakang lebih tepatnya.

Apakah itu suara tembakan?

Harold menahan diri untuk tidak melongokkan kepala ke luar meski dirinya penasaran setengah mati. Dalam sepengetahuannya, hanya ada dua orang yang memiliki senjata api di tempat itu. Yang pertama, tentu saja Detektif Whetstone. Yang kedua, Akio Kai. Dia sempat melihat pria dari timur jauh itu hendak mengeluarkan revolver ketika Detektif Whetstone menyela percakapan mereka kemarin.

Dor!

Suara letusan terdengar lagi. Entah apa yang terjadi. Suara ribut juga mulai terdengar di sekitarnya. Seseorang berteriak memanggil yang lain. Para pelayan yang kembali ke paviliun mulai menyadari api yang melahap gudang penyimpanan.

Belum. Belum saatnya.

Harold masih bertahan di dalam lavatori sementara suara derap langkah makin ramai terdengar dari arah lorong.

"Ayo kita padamkan apinya!" teriak seorang footman bersuara serak.

"Apa yang terjadi?" Kali ini seorang pelayan perempuan yang bertanya.

Suara-suara saling tumpang tindih. Beberapa pelayan wanita berteriak panik. Seseorang meneriakkan instruksi untuk menyalakan hidran. Namun, yang lain berpendapat usaha mereka hanyalah akan sia-sia.

"Apinya terlalu besar. Sebaiknya kita lari saja."

"Kita harus mencegah api menyebar ke annex."

"Beri tahu mereka yang masih di kamar!"

"Para wanita segera mengungsi ke manor!"

"Selamatkan barang-barangmu!" Di tengah kekalutan itu, Harold menyelinap keluar dan bergabung dengan para pekerja lain.

"Terlalu berbahaya! Jangan terlalu dekat dengan sumber api!" teriak Harold kepada salah satu footman yang masih berusaha memadamkan api. Dengan segenap tenaga, dia berusaha menahan diri untuk tidak tersenyum puas saat melihat api yang menari-nari di atap gudang.

Harold ikut menggeser barang-barang di teras paviliun agar tidak tersambar api, memastikan satu-dua orang melihatnya ikut membantu. Setelah dirasa cukup, dia memberikan instruksi, "Sebaiknya kita semua mengungsi ke manor. Asapnya terlalu pekat, kita bisa sesak napas."

Lalu, pria itu mendahului yang lain untuk mencari perlindungan ke gedung utama.

======

Kepanikan dengan cepat menjalar ke seantero rumah. Beberapa maid saling berpelukan sambil menangis. Sebagian footman yang tadi coba memadamkan api ikut menyusul ke gedung utama. Sebagian lagi masih bertahan dan berusaha mencegah api menyambar paviliun.

Harold segera menjauh dari kerumunan. Dengan langkah-langkah panjang, dia mendaki tangga. Tujuannya hanya satu. Kamar Henry Myrtle. Di sanalah dia menyembunyikan barang-barangnya yang paling berharga.

Dengan tangan gemetar, Harold memutar kunci kamar Henry Myrtle. Hampir saja dia lupa mematikan sistem alarm yang dipasang Akio setelah Mary Mitford membobol kunci kemarin. Begitu pintu terbuka, dia langsung merangsek masuk. Langkah Harold terhenti saat dia melihat Henry yang terbaring damai di atas ranjang.

Harold mematung di sisi ranjang. Tubuh renta Henry masih memasang pose yang sama, tak terusik sedikit pun oleh segala kekacauan yang terjadi hari itu.

Hubungan Harold dengan Henry Myrtle sedikit rumit.

The Charming Doctor (Completed)Where stories live. Discover now