4 - The Fall of The Charming Man

65 7 16
                                    

"Menurutmu bagaimana, Gaela?" Pandangan Mary beralih pada Gaela yang berdiri tak jauh dari posisi Akio. Rupanya gadis itu masih belum menyerah. Masih saja berusaha mengorek informasi di tengah situasi seperti ini.

"Apakah Dokter Harold punya hubungan yang baik dengan Mr. Kai?" lanjut Mary.

Mendengar pertanyaan tersebut, Harold sontak melayangkan tatapan tajam kepada gadis pelayan itu.

Gaela menoleh pada Mary. Keraguan tampak membayang di matanya. Dia sempat melirik Harold sejenak, tapi buru-buru kembali mengalihkan pandangan kepada Mary.

"Setidaknya, awalnya saya pikir mereka tidak punya hubungan buruk. Tapi sekarang ... entahlah." Akhirnya Gaela bersuara.

"Entahlah? Kenapa?" Setelah mengejek Harold dengan cengiran lebarnya, Mary melayangkan tatapan ramah kepada Gaela. "Anggap saja dokter itu tidak ada, kalau itu membuatmu lebih nyaman."

"Sepertinya kau menganggap dirimu perawan Maria. Merasa paling suci di antara yang lain. Seakan berselisih paham dengan rekan kerja adalah sebuah dosa besar." Harold mulai memprovokasi. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Sikap Mary berhasil menyulut amarahnya. "Apakah kau benar-benar sesuci itu? Apa tidak ada orang yang pernah mati atau terluka karena kecerobohanmu?"

"Aku masih perawan, tapi bukan Bunda Maria." Mary mengangkat bahu.

"Tidak heran, sih," cibir Harold. Dalam situasi normal, Harold mungkin akan menanggapi kalimat Mary tersebut dengan candaan. Namun, situasi yang sekarang mereka hadapi jauh dari kata normal. Kekesalan Harold terhadap Mary sudah memuncak.

"Lagipula, tidak ada yang bilang itu dosa besar, dear Harold." Mary dengan sengaja menyematkan panggilan sayang untuk meledek. "Kalau memang hubungan kalian tidak baik, ya sudah. Aku kan cuma tanya."

Harold tak menanggapi. Sepertinya, gadis itu memang sengaja memancing emosi. Lebih baik, dia menyimpan energi untuk memikirkan rencana pelariannya.

"Bagusnya bagian tanya-tanya begini memang untuk Detektif." Mary geleng-geleng kepala. "Gaela, aku boleh minta tolong untuk mengecek Detektif Whetstone? Lama sekali dia di atas."

"Ah iya." Gaela mengangguk, lalu beranjak meninggalkan ante room.

"Setahuku, kau baik dengan para wanita." Mary mengeluarkan nada dan ekspresi memelas yang dibuat-buat. "Kenapa kau begitu ketus padaku, dear Harold?"

Harold menyeringai lebar. Andaikan Mary mengeluarkan jurus rayuan itu sebelum meledek dan memancing emosinya, mungkin Harold akan bersikap lebih lembut. Sayangnya, dia sedang tidak dalam mode casanova. Gadis di hadapannya adalah musuh yang tidak bisa dipercaya.

Mumpung tidak ada Gaela bersama mereka, Harold memutuskan meladeni Mary.

"Sayang sekali, aku punya standar yang tinggi. Bukan seorang wanita hipokrit sepertimu. Tidak bisa mengendalikan emosi dan bergantung pada rekan lelakinya. Wanita sepertimu lah yang membuat wanita-wanita lain di luar sana dipandang remeh."

"Berani juga, ya, ambil kesimpulan begitu. Baru juga kenal berapa hari, tukas Mary. "Sebetulnya, aku curiga yang hipokrit itu kamu. Bisa, ya, berlagak begitu tenang setelah membuat hidup seseorang kacau luar biasa?"

Harold tidak berniat menyangkal tuduhan Mary. Dia menyadari dan mengakui bahwa dirinya memang kerap berbohong dan memanipulasi orang. Itulah caranya bertahan hidup selama ini.

Bukankah semua orang begitu?

Harold tidak ingat, sejak kapan dia memasang topeng di wajah untuk menyembunyikan isi hati yang sebenarnya. Awalnya, dia hanya melakukan itu untuk membuat orang lain senang, agar memperoleh pengakuan dari orang-orang yang dia hormati. Namun, ternyata orang-orang itu memilih menyelamatkan diri sendiri. Maka, Harold pun memutuskan menggunakan keahliannya itu untuk keuntungannya.

The Charming Doctor (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora