AZ || DUA BELAS

30.5K 2.8K 171
                                    

"Saya kembarannya."

Azello tak menyangka jika Asher memiliki saudara kembar.

"Terus ngapain ngejar tadi?"

"Tadi kamu melihat saya seperti melihat hantu. Saya hanya ingin tahu kenapa, sepertinya saudara kembar saya membuat kesalahan."

"Hah? Enggak tuh, gue nggak kenal." Azello mengelak.

"Kenalkan saya Dariel."

"Nggak tanya."

Dariel terkekeh, dia menatap Azello lamat-lamat.

Azello yang tadinya melihat ke arah jalanan pun sadar jika manusia di sebelahnya ini memandanginya.

Rasanya Azello jadi merinding. Kenapa rasanya dia bisa merasakan aura-aura negatif dari pria ini. Sama seperti Asher, saudara kembarnya. Azello juga jadi teringat dengan Keegan.

Azello jadi menyesal, seharusnya saat di perguruan silat gunung botak, dia mau saat diajari ilmu pembaca aura. Katanya sampai bisa merasakan jika seseorang akan berniat buruk atau memiliki niat terselubung padanya.

"Siapa namamu?"

Pertanyaan itu tak segera dijawab oleh Azello, dia malah memperhatikan bola mata pria ini. Biru, sama seperti miliknya.

"Rahasia. Udah ah Om, aku mau pulang."

Akhirnya Dariel membiarkan Azello pergi. Laki-laki itu mamandang kepergian Azello dengan pandangan rumit.

Dariel mendapatkan panggilan telepon, dia mengangkatnya.

"Halo? Ya, aku sudah bertemu dengannya, dia menggemaskan."

***

Azello berjalan dengan waspada. Dia tengah menghindari seseorang.

Siapa lagi jika bukan Keegan. Dia mengenakan topi hitam, jaket hitam dan kacamata hitam.

Bukannya tersamarkan, Azello malah jadi pusat perhatian. Tentu saja karena penampilannya yang mencolok dengan pakaian serba hitamnya itu.

Sepertinya dia sedang beruntung walaupun orang-orang memperhatikannya, tidak ada Keegan di antara mereka.

"Zel, ini lagi disapu. Kenapa malah diinjek sampahnya?!"

Sinta, salah satu teman satu kelas Azello menggerutu karena Azello yang mengacaukan pekerjaannya. Bisa dibilang Sinta adalah orang yang galak. Maka dari itu Sinta diberi jabatan sebagai bendahara kelas. Semuanya jelas langsung tertib membayar, tidak ada yang berani menunggak.

"Maaf ya."

Azello tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya.

Sinta memegang dada kirinya, sial dia kalah. Jika Sinta adalah es krim, pasti dia sudah meleleh. Kemarahannya langsung hilang.

Ralat, ada yang berani menunggak kas, siapa lagi jika bukan Azello. Alasannya karena dia belum genap seminggu menjadi siswa kelas itu.

Apalah daya, dia kalah dengan bocil itu. Azello itu ganteng tapi juga manis, begitu kata para siswi.

Memang Azello mempunyai lesung pipi. Saat masih kecil, Azello syok saat pertama kali sadar jika pipinya aneh. Dia langsung berteriak memanggil Lola, dan menunjuk pipinya. Lalu menangis karena mengira pipinya bolong.

Lola hanya bisa menenangkan Azello dan memberikan pengertian dengan bahasa yang mudah dimengerti. Dia kira apa tadi, tiba-tiba saja anaknya berteriak, dan saat dihampiri sudah ada plester di pipi kanan dan kirinya. Katanya takut jika ada semut yang masuk karena pipinya bolong.

AZELLOWhere stories live. Discover now