Bab 1

260 28 4
                                    

"Semuanya sudah." Ucapnya sambil tersenyum di depan cermin, ia adalah seorang pemuda tampan namun manis sehingga dirinya terlihat cantik dan imut dibandingkan sebagai pemuda yang tampan.

Ia nampak rapi saat ini, seragam hitam putih menandakan bahwa dirinya adalah seorang mahasiswa. Pemuda cantik ini sekarang sedang menempuh semester tiga di sebuah perguruan tinggi di Bangkok.

"Oh ya!, aku lupa kacamataku." Ujarnya lagi sambil terburu-buru mencari kacamatanya. Dia memakainya tentu ada alasan, itu karena kedua matanya tidak bisa melihat kejauhan dengan jelas.

"Wah, semuanya sudah selesai." Monolognya lagi sambil menggembungkan kedua pipinya.

Dia memang cantik dan imut tetapi dia sedikit tidak memperhatikan penampilan, ya bisa dibilang dia bisa mendapatkan julukan culun. Apalagi kepribadiannya yang introvert, ia sangat tertutup sehingga dia tidak pandai bergaul dengan orang lain. Kadang di saat dirinya mencoba untuk mendekati orang lain, orang lain itu akan menjauhi dirinya terlebih dahulu. Sedih memang, karena itulah dia tidak pernah lagi melakukannya. Sebetulnya selain culun, ia juga terkadang bersikap kekanak-kanakan namun karena itulah membuat dirinya semakin imut.

Setelah semuanya selesai, akhirnya dia bisa berangkat kuliah. Ia mengambil tasnya lalu ia berjalan keluar dari kamarnya.

"Selamat pagi bu." Ia berjalan menghampiri seorang wanita yang dipanggil ibu olehnya.

"Kasi, selamat pagi nak." Ibunya terlihat sebagai seorang ibu yang memang memanjakan putranya. Apalagi Kasi adalah anak bungsu dari dua bersaudara yang kini kakak laki-lakinya sudah berumah tangga dan tinggal di luar kota. Karena itulah kedua orang tua Kasi sangat menjaga putranya itu.

"Hari ini sarapan apa bu?." Tanyanya sambil duduk di sebuah kursi meja makan.

"Hari ini ibu membuat makanan favoritmu." Ucapnya sambil menyodorkan semangkuk sarapan untuk putranya lalu duduk di sebuah kursi dekat dengan putranya itu.

"Wah, khao tom. Terlihat lezat seperti biasanya!." Kasi mengucapkannya dengan kedua mata indahnya yang berbinar lalu ia segera mencicipinya.

"Lezat sekali!." Ujarnya lagi dan itu membuat ibunya tersenyum.

"Makan yang banyak ya nak." Ibunya terlihat senang saat putranya memuji masakannya.

"Tentu bu, aku akan makan yang banyak." Kasi menyantap sarapannya kali ini dengan sangat lahap.

_____________

Setelah berpamitan kepada ibunya untuk berangkat kuliah kini Kasi berjalan untuk membuka pagar rumahnya dan disaat ia baru saja keluar dari rumahnya, Kasi mendadak menghentikan langkahnya karena ia melihat seseorang yang dengan kata lain seseorang itu adalah tetangganya. Seorang pria yang rumahnya berseberangan dengan rumahnya.

Tubuh Kasi terasa kaku, nampaknya ia sangat gugup dengan apa yang ia lihat saat ini.

"Hei Kasi. Selamat pagi!." Tetangganya itu melambaikan tangannya padanya sambil tersenyum dan ia terlihat sedang menyiapkan motornya menandakan bahwa ia pun akan berangkat kuliah pagi ini.

Tubuh Kasi semakin kaku, tak hanya itu namun debaran di hatinya pun tak bisa terelakan. Ia meremas erat tali tas selempangnya itu. Ia tidak menyangka jika pagi ini ia harus bertemu dengan tetangganya apalagi tetangganya saat ini sedang menyapanya.

Kasi mencoba memalingkan wajahnya, lidahnya pun kelu. Ia tidak bisa membalas sapaan tetangganya itu. Tetangganya nampak tersenyum sambil memperhatikan dirinya.

"Kau ada kuliah pagi?." Tanyanya lagi, sepertinya ia tidak menyerah untuk menyapa Kasi.

"Y-ya." Jawab Kasi gugup sambil menundukkan kepalanya.

Extrovert Meets Introvertحيث تعيش القصص. اكتشف الآن