Bab 2

206 23 4
                                    

Keterkejutan Tawan membuat semua orang mengarah kepada mereka, mereka nampak memasang raut wajah keheranan.

"Kau bilang apa?. Pacar?." Tawan menatap Kasi dari ujung kepala sampai ujung kaki seolah sedang menilainya.

"Ya, memangnya kenapa?. Lagipula aku kan menanyakan pada Jirat. Bagaimana, apa kau mau?." Tanya hantu itu pada Jirat, Kasi yang dirasuki hantu itu bergelayut manja setelah meraih lengan Jirat yang kekar dan jiwa Kasi semakin malu dibuatnya, dalam benaknya sepertinya hantu ini benar-benar memang harus diberi pelajaran.

Jirat bergeming, ia nampak terpaku. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Tawan yang menyadari jika Jirat seperti sedang hilang kesadaran, ia mencoba menyadarkannya dengan menggerakkan tangannya tepat di wajah tampan Jirat.

"Ah, pacar?." Tanya Jirat tidak percaya dan Kasi palsu itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum begitu manis.

Aduh malunya, bagaimana ini?

Jiwa Kasi yang terjebak benar-benar sangat malu, apalagi ia bisa melihat raut wajah Jirat yang sangat jelas. Dan ia melihat jika menurutnya Jirat nampak sangat tidak percaya akan hal ini.

Kau hantu menyebalkaaaan!!

Kasi berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengambil alih tubuhnya kembali.

"Eh, eh tunggu Kasi."

Ucapan hantu yang menyamar jadi Kasi itu tentu terdengar oleh Jirat dan Tawan dan itu membuat mereka kebingungan.

"Kasi, kau tidak apa-apa?." Tanya Jirat khawatir namun Kasi palsu tidak menjawab. Tubuh Kasi melangkah mundur perlahan, tanda jika jiwa Kasi yang asli sedang berusaha untuk mengambil alih.

"Hei hei Kasi, hentikan!." Ucap hantu itu lagi.

Uwahhhhh!!!!

Jiwa Kasi di dalam berteriak dan berusaha untuk mengusir hantu itu dan akhirnya dengan sekuat tenaga Kasi bisa mengambil alih tubuhnya kembali, jiwa hantu itu pun terpental.

Aihh sialan!!

Gerutu hantu itu dan ia merasa sakit karena dipaksa keluar dari tubuh Kasi.

"Kasi, ada apa?." Kasi yang sedikit limbung hampir saja terjatuh. Merasa ada yang aneh, Kasi membulatkan kedua pupil indahnya disaat ia melihat wajah Jirat yang sangat dekat dengannya, ternyata Jirat sempat menahan tubuh Kasi yang hampir terjatuh.

"Uwaaaa!!." Kasi berteriak, ia mendorong tubuh Jirat darinya.

Kasi berlari, ia berlari dengan sangat cepat.

"Hei!, Kasi!!." Jirat mencoba untuk mengejarnya namun Tawan menahannya.

"Bro, menurutku biarkan saja. Apa kau tidak lihat jika dia sangat malu?." Tanya Tawan pada Jirat. Beberapa saat kemudian, Jirat tersenyum membayangkan hal yang baru saja terjadi padanya.

"Aihhh, bro kenapa kau tersipu begitu? Apa ini pertama kalinya kau mendapatkan pernyataan cinta dari laki-laki?." Goda Tawan, ia mengucapkannya sambil menyikut pelan lengan Jirat.

"Bukan urusanmu." Jawab Jirat namun tidak ada kekesalan saat mengucapkannya dan itu membuat Tawan semakin ingin menggodanya.

"Hei, bro ini bisa saja jadi trending dengan judul 'Pangeran kampus mendapatkan pernyataan cinta dari dedek imut gemas'." Ucap Tawan sambil menggerakkan tangannya seolah menjabarkan judul yang ia bayangkan itu diketik dengan full capslock.

"Dedek imut gemas apanya?!. Dia seumuran dengan kita!." Ucap Jirat sambil mulai melangkahkan kakinya dan Tawan merangkul pundak Jirat.

"What?!. Seriously?. Tapi kenapa bisa segemas itu?!." Jirat mengedikkan bahunya.

Extrovert Meets IntrovertWhere stories live. Discover now