"Cahaya"

3 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Zaidan bersama Aurora berada di samping Askara yang sudah terbaring tak berdaya, Askara tersenyum kepada keduanya

Askara menatap Aurora yang meneteskan air matanya, tetesan air mata Aurora jatuh mengenai lengannya juga yang membuatnya senakin sedih
"Udah sayang, jangan nangisin aku"

"Gimana aku gak sedih Sa, nafas aja kamu susah gini... maafin aku gaada di samping kamu, kamu nanggung semua sendiri maaf" Aurora penuh sesal

Askara menatap Aurora dengan tatapan sedih mengusap pipi cewe itu yang basah karna air mata
"Bukan salah kamu Ra, jangan buang air mata berharga kamu karna aku ya?"

"Ra..."

"Iya Sa?"

"Kalau aku gaada, kamu harus biasain diri kamu kayak dulu lagi ya? Anggap aja aku cowo red flag kek dulu anggap aku gapernah jadi orang penting di hidup kamu lagi ya?" Tutur Askara pelan-pelan

"Kenapa kamu bilang gitu Sa? Kamu janji sama aku kan? Kita bakal kuliah bareng bahkan kita udah punya rencana bakal ngadain party pool sama anak-anak Araster pas lulus SMA nanti..."

Askara meneteskan air matanya sambil tersenyum "Maaf Ra aku udah gak kuat..."

"Aska..."

Wira berjalan pelan menuju ranjang Askara, Aurora yang menyadari Wira langsung mendongkakan kepalanya

Zaidan juga kembali berdiri dan memberi tempat duduk untuk Wira

"Ayah?"

Wira meraih tangan Askara yang pucat pasi kemudian menggenggamnya kuat "Maafin Ayah ya Aska..."

Wira menangis di samping putranya yang sudah terbaring lemah, Askara terdiam sesaat melihat perlakuan Ayahnya hari ini

"Ayah, Aska boleh tanya sesuatu?"

"Tanya apa Nak?"

"Apa arti Askara?"

Wira terdiam beberapa detik mencerna pertanyaan Askara yang terdengar sederhana namun oasti Askara mengharapkan jawaban yang sangat berarti untuknya

"Askara artinya Cahaya, kamu adalah cahaya yang membuat hati Ayah sekarang menjadi kembali pulih, cahaya yang menuntun Ayah kejalan yang benar, Cahaya yang membuat Ayah sadar betapa bodohnya Ayah yang gagal memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya" Tutur Wira dengan penuh penyesalan di samping Askara

Askara tersenyum yang membuat hati Wira pedih

Sebelumnya Wira berada di luar negri mengunjungi Turki dimana ia dan istrinya berbulan madu

Itu membuat flashback yang terpikir di pikiran Wira hingga pikirannya terhenti pada Askara, anak yang di adopsi istrinya saat anak itu masih bayi

Selama Istrinya masih hidup ia selalu memanjakan dan menyayangi Askara namun tidak dengan dirinya, entah ada iblis manakah yang merasuki Wira hingga ia begitu membenci Askara yang tidak berdosa

Karna Dia ASKARA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang