Mama! (32)

6.7K 614 104
                                    

📖📖📖📖📖

_
_
_
_
_

Pagi ini seperti biasanya kelurga Sean akan melakukan kegiatan sarapan bersama nya, terlihat Shani yang sibuk menaruh piring piring berisi menu sarapan mereka, Sean yang sedang membaca koran dan sesekali menanggapi pertanyaan dua bocil.

Sedangkan Ara serta Christy tengah bercanda ria, membahas beberapa hal yang menurut mereka lucu dan mengherankan, tawa Ara terlihat yang lepas membuat Shani serta Sean tersenyum.

Chika yang tengah menuruni tangga berhenti di anak tangga terakhir, ia melihat Christy dan Ara yang tertawa lepas membuat Chika urung untuk menuju ke arah mereka.

Chika masih saja memperhatikan Ara yang tertawa lepas matanya mulai memerah, sekali kejap saja pasti air mata Chika akan turun

"Ra... Maafin mama.."

"Tolong bilang sama mama gimana caranya sayang..."

"Ini sakit..." Lirih Chika

Tak mau berlama lama Chika melihat mereka, Chika memutuskan untuk langsung pergi, ia tidak mau menggangu ara yang tampak bahagia itu, biar lah ia tak sarapan !

Ara lebih perlu untuk merasa baik baik saja , dari pada harus ketakutan melihat nya di meja makan nanti!

Chika mengusap air mata di ujung matanya, ia menyisir rambut nya kebelakang dan beberapa kali berkedip serta mengembuskan nafas nya, untuk menetralisir sakit yang ia rasa.

Baru beberapa langkah Chika beranjak dari tempat nya, Shani bundanya itu menghentikan nya.

"Chika... Ayok sarapan udah pada nunggu nih.."

Kalimat Shani membuat seluruh atensi orang yang berada di meja makan kepada Chika, Chika menatap satu satu manusia yang ada di sana, pandangan terkahirnya berada di Ara yang tengah menunduk.

Pasti Ara merasa takut akan dirinya, tak ingin membuat Ara takut lebih lama Chika memutuskan untuk segera pergi.

"Chika ada jadwal penting bunda.."

"Maaf ya.. Chika duluan.."

Bohong..!

Chika bohong Shani tau itu, anak nya hanya tak ingin melihat Ara sedih akan ke hadiran ya, Shani menatap Ara yang sedikit bereaksi kala Chika berucap, Shani terus memperhatikan Ara yang menatap punggung Chika perlahan menghilang.

Huffft..

Shani menghela nafas berat, sampai kapan takdir akan menyiksa keduanya?! Shani saja merasa tak sanggup bagaimana dengan Chika.

Shani segera mengelus bahu Ara lembut, Ara mendongak Shani tersenyum menatap Ara, mata hitam Ara yang penuh luka serta sedikit rasa penyesalan bisa Shani lihat.

Lihat lah, Chika serta Ara memiliki penyesalan tersendiri, Chika yang tak ingin menggangu Ara dengan kehadiran nya, serta Ara yang sedikit khawatir dengan Chika yang menghindar bertemu dengan Ara.

Shani bergerak ke samping Sean, ia tak boleh berlama lama di situasi ini.

"Yuk makan...?"

Mama! [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang