persyaratan

169 16 2
                                    

Barun menarik kupluk Bagian belakang Hoodie nya Zee membuat nya mendadak ikut berlari dengan pria itu.

"Bang lepasinnn". Zee merengek saat barun mengangkat tubuh Zee seperti anak kucing

"Diem, Lo lelet". Barun tak juga melepaskan tangannya di Hoodie Zee

Sesampainya persimpangan gang barun melepaskan Zee dan menyuruh gadis itu ikut bersembunyi di salah satu tumpukan barang-bekas di ujung gang.

Tak terlihat lagi pria yang tadi mengejar mereka, barun menghela nafas dan merenggangkan tubuhnya.

"Berat banget si Lo". Galak barun

"Siapa juga yang nyuruh ngangkat-ngakat ". Balas Zee tak kalah galak

"Mikirlah kalo Lo ke tangkep siapa yang susah? Gwe".

"Ya udah maaf, sayang aja sepatunya makanya jalannya pelan-pelan". Zee sambil melirik sepatunya di ikuti barun

"Lo belum jelasin, kenapa Lo bisa pake itu sepatu". Barun bernada interogasi

"Jadi gini bang".

Zee menjelaskan semuanya tanpa ada yang tertertinggal, berasa keprgok maling gini di interogasi barun.

"Jadi Desy gak suka gwe". Barun masih bermuka galak

"Apa si kurang gwe, gwe udah beliin apa aja padahal buat dia".

"Emang bukan kamu aja yang di mau bang".

Setelah menyadari yang dia ucapkan Zee langsung menutup mulutnya dengan tangannya.

"Apa Lo bilang".
Barun memajukan lebih dekat tubuhnya kepada Zee

Zee yang kaget repleks mundur, wajah barun dari dekat makin keliatan galak, ganteng juga sih.

Zee sadar dan menggelengkan kepalanya dan mendadak mendorong barun untuk menjauh.

"Sini lepasin". Tangan barun memaksa meraih sepatu yang sedang di pakai Zee

"Ih bang, Zee mau sekolah nanti kesekolahnya gimana dong". Zee juga berusaha menjauhkan kakinya dari barun

"Ga peduli, lepasin". Barun masih kekeh mencoba meraih Zee

"Bang plisss lah".

Barun berdecak akhirnya menghentikan aksinya dan kembali mundur menjauh.

"Gini aja deh bang, aku ganti deh soalnya aku suka banget sama sepatunya ya, ya?". Zee memohon dan mengeluarkan dompet tabungannya.

"Apaan duit receh gini, Lo gak tau harga sepatu itu berapa".

Zee hanya menggeleng
"ya udah nanti sisanya nyusul bang, tapi kasih aku waktu ya , aku berusaahain deh".

_____

Zee mendudukkan tubuhnya di bangku sesampainya di kelasnya,
Untung saja dia gak telat.

Setelah berhasil susah payah bernegosiasi dengan barun, yang sempat kekeh tidak mau memberikan sepatu itu tapi akhirnya dia setuju dengan syarat permintaan.

"Kalo Lo lagi bareng sama Desy kasih tau gwe, sini nomer Lo".

'Maaf ya teman ku Desy, aku begini cuma gara-gara sepatu, hiksss.
Zee terus merapalkan kata maaf di dalam hatinya merasa tidak enak.

"Woy lah bengong, tumben lu telat". Panjang umur, orangnya muncul.

"Dikit doang". Sahut Zee sambil memberskan beberapa barang di meja nya.

"Dari mana si, gwe kira Lo mampir dulu ke kantin".

"Tadi ada urusan sedikit". Sangkal Zee

"Wihhh ko aura Lo jadi beda kalo pake sepatunya, kaya holkay baru".

"Apasiii, tapi amin deh gwe kaya". Zee salting sambil mendorong pundak Desy di samping nya sampai hampir kejengkan.

"Biasa aja kali salting nya, hampir nyium lantai nih". Desy berusaha menegakkan tubuhnya lagi

"Eh, Lo udah liat dia gak?". Zee merubah ekspersinya menjadi muka eksaitid.

"Jangan nangis ya, tadi gwe liat si bara lagi ngobrol sama adik kelas yang katanya mau di promosiin jadi model di majalah sekolah secara kan dia cantik".

"Cantik ya". Kini ekspresi Zee sedikit murung

"Udah siii, lagian lo tau sendiri modelan si bara pasti banyak yang naksir, cape sendiri kan Lo".

"Udah siii, lagian lo tau sendiri modelan si bara pasti banyak yang naksir, cape sendiri kan Lo"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terimakasih, sudah membaca
Enjoy terus ya.
See you , next CHINGU'🤗🤍

THE DUCKWhere stories live. Discover now