72 -Penenang

1.6K 177 149
                                    

Jangan ngeluh, jangan manja,
jadilah rumah untuk dirimu
sendiri.

-Basmalah Gralind

**

Nanti kamu bakalan sadar, betapa berharganya sesuatu yang sudah hilang, ketika kamu mencarinya kamu tidak bisa lagi menemukannya.

**

Mari bersama dalam
Waktu yang lama.

-kata seseorang yang ingin abadi.

-oOo-

Sekarang Mala sudah berada di depan pintu rumah. Hatinya benar-benar tak karuan dan badannya terlihat bergetar ketakutan. Ali pasti sudah siap untuk menyiksanya di rumah.

Mala menghela napasnya dengan panjang, lalu cewek itu langsung membuka pintu rumah. Dan, benar saja Ali sudah menunggunya.

"Sini kamu!"

Mendengar suara Ali yang berat itu langsung menambah ketakutan Mala. Tolong, siapapun bawa Mala dari rumah neraka ini.

"Mala, sini!" panggil Ali lagi karena Mala tak kunjung mendekat ke arahnya. Mala kembali menghela napasnya lalu cewek itu berjalan dengan perlahan ke arah Papanya. Sudah Mala tebak, Ali benar-benar marah padanya.

Plak!

Mala langsung tertoleh ke samping saat di tampar oleh Ali begitu saja.

"Anak kurang ajar! Gak tau di untung!!" maki Ali. Lalu pria itu mencengkeram dagu anaknya dengan kasar. "Mau jadi apa kamu, ha?! Kenapa bisanya cuma malu-maluin saya?!"

"P-pa," cicit Mala.

"MAU JADI APA KAMU MALA!" teriak Ali dengan melepaskan cengkeramannya itu.

Mala terjatuh ke bawah. Sedangkan Ali langsung mengusap wajahnya dengan kasar, "sebenarnya saya gak mau berbuat kasar sama kamu, tapi kenapa kamu selalu pancing emosi saya?!" ujarnya.

Richelle melihat itu rasanya ingin sekali membantu kakak tirinya, tapi ia juga takut jika Ali sedang marah seperti itu. Dan alhasil, Richelle hanya bisa melihat tanpa membantu. "Maaf Kak, gue kali ini gak bisa bantu," lirihnya.

"Kamu bisa gak sih sekali aja hidup damai?! Kenapa bisanya tuh cuma buat masalah aja?! Seharunya kamu contoh Sandrinna! Liat, dia gak pernah buat masalah, gak pernah malu-maluin saya!"

"Tapi aku bukan Sandrinna Pa! Aku ya aku, gak ada di diri orang lain! Aku sama dia jelas beda!!" balas Mala langsung.

Ali yang mendengar itu mendekat ke arah Mala dengan murka, "GARA-GARA KAMU NAMA BAIK SAYA JADI HANCUR LAGI! SEMUA CLIENT JADI MEMBATALKAN KERJA SAMA! KAMU EMANG BEBAN!!" teriak Ali.

Plak!

Lagi dan lagi Ali menampar wajah Mala.

"Seharusnya kamu itu mati! Untuk apa juga kamu hidup? Bisanya cuma nyusahin," sungut Ali. Mala yang mendengar itu benar-benar tidak percaya.

Tiba-tiba saja ada telpon masuk dari ponselnya, pria itu segera mengangkat tanpa lama. "Hallo?"

"Pak, client penting kita membatalkan kerja sama setelah melihat foto viral anak bapak."

"ARGHH!!" teriak Ali lalu melemparkan ponselnya. Pria itu kembali menatap dengan bengis ke arah Mala, "SEMUA GARA-GARA KAMU ANAK SIALAN! MATI SAJA KAMU!" Ali langsung membuka ikat pinggangnya, siap untuk menghabisi Mala saat itu juga. Mala yang melihat itu benar-benar ketakutan, ia bingung harus bagaimana sekarang.

Rakhmal And His Story [Terbit] Onde histórias criam vida. Descubra agora