Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi

Bab 2

8K 395 12
                                    

Xavier memacu kuda dengan cepat, memegang pinggang Ivy dan tidak peduli dengan teriakan ketakutannya. Ia terus berlari dalam gelap dan berhenti di sudut yang sepi, jauh dari jangkaun orang-orang itu. Menarik kekang dengan kuda setengah berdiri, membuat Ivy semakin lekat dengan tubuhnya. Xavier mengernyit, mencium aroma yang tidak biasa dari tubuh gadis di pelukannya. Kuda berdiam di bawah pohon dengan dua penunggangnya terdiam kaku.

"Kau tidak apa-apa?"

Pertanyaan Xavier menumbuhkan kesadaran Ivy. Ia menghela napas panjang, meredakan ketakutan bercampur kaget yang melandanya. Berada di tengah kekacauan dan tanpa peringatan ada orang asing yang membawanya. Ia memang menjauh dari kerusuhan tapi tidak lantas membuatnya tenang. Ia menengadah dan menatap laki-laki bertopeng hitam. Hanya terlihat bagian mata dan bibir, serta dagu yang tegas.

"Turunkan aku!"

"Aku akan menurunkanmu kalau kau menjawab pertanyaanku, apakah kau baik-baik saja?"

"Iya, aku baik-baik saja dan tidak ada luka."

"Bagus. Dengan begitu aku bisa menurunkanmu."

Xavier melompat turun dari kuda lebih dulu, mengulurkan tangan pada Ivy yang menggenggamnya dan membantu gadis itu menjejak tanah. Mereka tetap berdiri berdekatan dengan tangan Xavier secara kurang ajar melingkar di pinggang Ivy yang ramping. Tidak peduli kalau sang princess menggeliat, ia mencengkeram dengan kuat tapi secara bersamaan juga terasa lembut.

"Apa kau bisa melonggarkan tanganmu?" bisik Ivy dengan parau. Terlihat jejak kebingungan di bola matanya yang cokelat, menghadapi laki-laki yang menolak untuk melepaskannya. "Kita sudah berada di tempat yang aman. Sebentar lagi pelayan dan pengawalku akan kemari."

Mengangguk kecil, Xavier melonggarkan cengkeramannya dan tidak kuasa menahan senyum saat melihat Ivy mundur.

"My Lady, apa kau tahu bahayanya berkeliaran di tengah malam?"

Ivy mendesah lalu mengangguk. "Aku tahu, tapi biasanya tidak seperti ini."

"Apakah tidak ada yang mengajarimu untuk menjaga diri? Membagi-bagikan makanan di tengah malam. Astaga! Itu sama saja mengundang masalah!"

"Kau tidak perlu menggurui atau menasehatiku. Jelas-jelas aku membawa pengawal dan pelayan!"

"Mereka tidak bisa melindungimu. Kau lihat sendiri bagaimana pengawal dan pelayanmu kewalahan bukan? My Lady, saranku kalau lain kali ingin berbuat baik, lakukan saat siang."

Mengalihkan pandangan pada malam yang gelap, Ivy mencoba meredam kekesalan. Ia tidak membutuhkan peringatan semacam itu dari orang yang tidak tahu apa pun. Siapa yang tidak ingin berkeliaran dengan bebas saat siang hari? Tentu saja dengan senang hati ia melakukannya, kalau memang bisa mendapatkan kesempatan itu. Sayangnya, ia tidak mempunyai kebebasan yang akan terasa begitu indah dan menyenangkan andai saja dimilikinya. Kehidupan yang dijalaninya hanya berupa kesunyian dan ketenangan di kala malam, dengan kegelapan memeluk bagaikan kasih sayang kekasih.

Tidak ada yang mengerti bagaimana Ivy hidup dalam keseharian yang penuh tekanan dan juga masalah yang datang berhimpitan. Banyak orang melihat bagaimana jiwa dan raganya hancur perlahan tapi mereka hanya menonton tanpa ada keinginan untuk menolong. Ivy sudah cukup lelah menerima nasehat dari orang yang tidak dikenalnya, terutama laki-laki bertopeng yang dengan sengaja menyembunyikan identitasnya.

Menatap laki-laki bertopeng di depannya, Ivy menyadari betapa biru bola mata itu. Seperti warna langit saat hari sedang cerah. Ia punya sesuatu yang cemerlang dan biru yaitu perhiasan peninggalan sang mama tapi rasanya tidak cukup mendekati. Ivy membungkuk sopan, tanpa senyum berpamitan.

"Terima kasih untuk pertolongannya, Tuan. Izinkan aku menunggu pengawal dan pelayan di sini. Silakan pergi kalau Anda ingin."

Cara Ivy yang mengusir secara halus tak urung membuat Xavier mendengkus. Seorang princess dengan harga diri tinggi meskipun sedang terdesak.

Rebel PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang