01. Belajar ngomong cek

12.6K 920 7
                                    

WARNING!!

PART ADA YANG KE ACAK!!

CEK TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA.

.............................................................

1 bulan kemudian

Aza yang kini menjadi Zaya masih terlihat damai tanpa terganggu apapun dalam tidurnya. Tidak terasa 1 bulan berlalu dengan sangat cepat.

Tak banyak yang bisa Zaya lakukan di umurnya sekarang. Yang Zaya lakukan hanya menatap wajah orang jika tertangkap indra penglihatannya. Merengek dan menangis jika merasa lapar. Menggerakkan kaki dan tangannya jika akan merespon orang disekitarnya. Membosankan sekali kan?

Ditengah ranjang besar yang berisi makhluk kecil tersebut mulai adanya pergerakan. Pelan tapi pasti mata yang sedari tadi terpejam damai kini menunjukkan iris biru muda cerah berair yang begitu memukau untuk siapa saja yang melihatnya.

'Emak, bapak gue mana dah kok gak ada? Bisa-bisanya gue ditinggal sendiri disini. Gue kan gak bisa apa-apa anjir diumur sekarang.' Batin Zaya seraya melihat sekeliling kamar orang tuanya.

'Gue kapan gede nya si anjing?! Bosan banget gila hidup gini-gini aja.' Lanjut Zaya menggerutu.

Ceklek!

Terdengar suara pintu terbuka. Seketika Zaya pun mengalihkan perhatiannya pada sosok manusia yang memasuki kamar dan mendekati ranjang.

"Eh anak mama udah bangun ternyata. Nyenyak banget ya tidurnya, hm?" Tanya Ayra mendekati sang anak. Segara ia gendong dan langsung membawanya kekamar mandi untuk memandikan si kecil.

Setelah selesai memandikan Zaya, dengan cepat ia memakaikan pakaian pada sang anak agar tidak kedinginan. Tidak lupa memoleskan wajah serta badan Zaya dengan bedak bayi dan minyak telonnya.

"Hmm wanginya anak mama" Ucap Ayra mencium gemas pipi Zaya.

Ayra kini melangkahkan kakinya keluar kamar unuk menuju ruang keluarga. Sengaja ia memilih kamar di lantai satu agar jika ada kejadian tak terduga memudahkannya mencari bantuan tanpa harus memakai lift atau tangga yang bisa saja membahayakan.

Sesampainya di ruang keluarga dapat Zara lihat ayah dan kakaknya yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ayahnya dengan laptop di pangkuannya dan kakaknya dengan televisi yang menayangkan kartun kesukaan kakaknya.

"Mas, kak" Panggil Ayra mengalihkan perhatian keduanya yang kini memperhatikan dirinya dan Zaya.

"ADE AYA!" Teriak Aaron semangat ketika tahu bahwa adiknya kini sudah bangun dari tidur nyenyak nya.

"Ade ama anget angun nya" Ucap Aaron menghampiri sang ibu yang sudah dengan nyaman mendudukkan diri pada sofa empuk diruang keluarga.

The end of everything | Transmigration AzaWhere stories live. Discover now