11. Penantian Zaya

6.7K 488 8
                                    

..................................................................

Akhirnya setelah penantian panjang Zaya selama 12 tahun terakhir, kini dapat direalisasikan tepat di depan matanya.

Selama perjalanan menuju ke sekolah barunya. Ia dapat membayangkan akan lingkungan, suasana, guru, serta teman yang berbeda dari sebelumnya.

Iya, sekarang dirinya sudah resmi menjadi salah satu murid di
SMA 1 Bayangkara. Sekolah tempat sang kakak menuntut ilmu serta sekolah yang sejak awal menjadi tujuannya.

"Adek gak usah ikut MPLS aja ya? Terik banget mataharinya sekarang, nanti adek kepanasan lagi." Ujar Aaron dikursi kemudi.

"Mana bisa gitu, adek tetap mau ikut MPLS pokoknya!" Balas Zaya mutlak.

Aaron hanya menghela napas pelan mendengar itu, sepertinya bujukannya tidak membuahkan hasil sama sekali. Yang penting adiknya tidak menolak berangkat ke sekolah bersamanya.

Mulai sekarang, Zaya akan berangkat dan pulang bersama kakak nya itu. Atas paksaan dari sang kakak sendiri yang bersikeras menjadi supir pribadinya.

'Lumayan, hemat tenaga sama uang.' Batinnya.

Walaupun anak orang kaya, yang namanya gratisan mah siapa yang nolak? Rezeki gak boleh di tolak bray~

Setelah menempuh jarak hampir 8 km dari rumah, selama kurang lebih 15 menit menggunakan mobil akhirnya mereka pun tiba di SMA 1 Bayangkara.

Sudah banyak terlihat siswa/i baru di lapangan sekolah tersebut. Beberapa di antara mereka sudah membentuk kelompok pertemanan mereka sendiri. Entah karena sebelumnya dari lulusan SMP yang sama atau baru berkenalan saat itu juga.

"Kita telat ya, kak?" Tanya Zaya sedikit gusar. Melihat banyaknya murid baru yang sudah hadir, membuatnya berpikir jika ia telat.

"Gak kok, acaranya jam 08:00 baru di mulai. Sekarang aja baru jam 07:37." Jawab Aaron melihat pergelangan tangan kirinya.

"Kirain telat." Gumam Zaya lega.

Aaron yang dapat mendengar gumaman adiknya, hanya dapat terkekeh gemas.

"Ayo turun." Ajak Aaron membuka pintu mobil setelah selesai memarkirkan mobilnya.

Zaya pun mengikuti sang kakak membuka pintu mobil dan keluar mengamati sekitarnya.

"Kamu langsung baris aja ya, disana. Cari tempat yang gak terlalu panas." Ucap Aaron menunjuk tempat yang ia maksud.

"Oke! Adek kesana ya." Pamit Zaya pada sang kakak.

"Iya. Nanti kalau perlu sesuatu, langsung ke tempat panitia OSIS ya. Kakak ada di sana." Balas Aaron memberi tahu adiknya.

"Siap bos!" Seru Zaya ceria.

Sebelum Zaya benar-benar pergi, Aaron sempatkan mengelus sayang kepala sang adik. Lalu terakhir, mengecup cepat kening adiknya.

Sebelum adiknya itu bereaksi akan tindakannya itu, Aaron dengan secepat kilat meninggalkan sang adik yang masih terdiam mencerna.

"Kakak kampret! Awas aja, gue bakar kolor superman nya." Gerutunya setelah tersadar.

Interaksi kakak beradik itu tidak lepas dari mata para manusia di sekitar mereka. Bahkan ada yang mengira jika mereka adalah sepasang kekasih yang manis dan ada pula yang mengira jika mereka bersaudara karena rambut serta warna iris mata mereka yang sama.

The end of everything | Transmigration AzaWhere stories live. Discover now