04 - Change

600 93 10
                                    

| Apresiasi penulis dengan vote dan berkomentar, terimakasih.

—————

Pagi ini pelayan di bagian perdapuran di kejutkan dengan adanya sosok tuan rumah mereka yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya.

Benar, Park Jaeyun memaksa untuk ikut mempersiapkan sarapan.

"Tuan lebih baik anda istirahat. Anda tak perlu khawatir, kami akan mengerjakannya secepat mungkin."

Jaeyun masih dengan pakaian tidurnya yang kini tertutup apron tampak lebih hidup. Wajahnya tidak lagi pucat seperti kemarin.

"Kalian kerjakan saja bagian kalian. Aku kerjakan bagian ku oke?"

Tak ada yang berani membantah kecuali Nana yang memang sudah bekerja lebih lama di banding yang lain.

"Tuan Jaeyun.. Anda masih harus beristirahat." Ujar Nana khawatir. Bagaimana jika tiba-tiba Jaeyun tumbang.

Si pembuat onar pagi itu akhirnya berbalik menatap langsung ke arah Nana yang mempersiapkan piring dan gelas di dekatnya.

"Aku tidak apa. Aku hanya ingin membuat bekal untuk Jungwon. Tidak ada yang akan terjadi."

Jaeyun kembali fokus pada penggorengan di depannya. Hari ini ia membuat hidangan sederhana untuk bekal putra kecilnya yakni pancake blueberry yang manis dan segar. Cocok untuk bekal makan siang anak itu

Para pelayan lain membiarkan Jaeyun menguasai dapur sesukanya, lagi pula mereka senang karena melihat keadaan tuan rumahnya itu berangsur-angsur pulih. Sarapan juga sudah mulai di hidangkan di atas meja, jadinya mereka hanya mengamati tuan rumah mereka jika ia memerlukan bantuan. Nana sendiri tersenyum tipis sembari membantu Jaeyun menyiapkan kotak bekal.

"Papa!" Jungwon berlari menghampiri Jaeyun dengan seragam yang telah rapi. Anak itu siap untuk berangkat sekolah.

"Selamat pagi, anak manis."

Jaeyun mengecup kening putranya. Lalu menggendong Jungwon menuju ruang makan. Sarapan telah siap dan di hidangkan di atas meja.

"Nana, tolong bereskan kotak bekalnya." Pinta pria manis itu sambil mendudukan si kecil di kursi.

"Dimana ayahmu?" Tanya Jaeyun sembari mengambil nasi goreng untuk si kecil.

Jungwon mendadak diam dan memperbaiki duduknya. Ternyata Sunghoon baru saja turun bersama dengan Nino di sampingnya.

"Anda mau kemana, Sunghoon-nim? Makanlah lebih dulu."

Sunghoon mengangkat salah satu alisnya heran. Sejak kapan Jaeyun mau repot-repot mengurusnya.

Karena jam masih menunjuk pukul tujuh lebih lima belas menit, Sunghoon mengiyakan ajakan Jaeyun dan duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

Jaeyun mendekat ke arah dirinya duduk. Mengambil piring kosong di depannya dan mulai bertanya. "Mau makan apa? Nasi goreng atau Nasi putih?"

"Samakan seperti Jungwon."

Pria manis itu mengangguk dan mulai menyiapkan sarapan milik sang suami. "Lauk telur atau ayam? Mau sambal juga? Acar mau tidak?"

Sikap hangat pria manis di dekatnya itu membuatnya bingung, berakhir ia mengiyakan seluruh ucapan yang di lontarkan padanya.

Piring Sunghoon penuh dengan lauk pilihan Jaeyun. Apakah dia seorang kuli hingga porsi makannya menggunung seperti ini? Panglima muda itu melirik Jaeyun yang sibuk menyuapi Jungwon.

You and Dandelions | sungjakeWhere stories live. Discover now