15 ‐ Baby

579 84 12
                                    

Sunghoon memijit kepalanya yang terasa berat. Dengan segenap tenaga ia bangkit dari posisi tidurannya. Ia berusaha mengingat apa yang baru saja ia lakukan hingga tubuhnya kini menjadi kaku. Semua tampak buram dan gelap. Namun ia yakin kini ia berada di sebuah kamar asing yang tak ia ketahui.

"Kau sudah bangun, sayang?"

Seseorang datang dengan membawa sesuatu di tangannya. Penglihatannya yang memburam tidak membantu sama sekali. Mengerjap perlahan juga tak kunjung membuahkan hasil.

Sosok buram itu mendekat ke arahnya. Membantu Sunghoon memperbaiki duduknya. "Kenapa tidak memanggilku?"

Sunghoon menatap sosok tersebut lamat-lamat, mengerjap dengan cepat berharap penglihatannya kembali normal.

Tawa terdengar dari sosok tersebut di sambung dengan sentuhan hangat di kedua pipinya.

"Manis sekali. Apa kau baru saja menggodaku?"

Sunghoon menghela nafas. Melepas tangan sosok itu di kedua pipinya.

"Sunghoon... ada apa? Kau terlihat gelisah?" Sosok itu kembali bertanya yang hanya di abaikan.

Sunghoon yakin sebelumnya ia sedang menghabiskan waktu dengan keluarganya. Hanya mereka bertiga. Dirinya, Jaeyun dan anak mereka Jungwon. Lalu ia mengingat suara ledakan di dekat mereka dan semuanya gelap.

"Jaeyun?" Suaranya terdengar serak. Tanpa sadar Sunghoon menyentuh lehernya, tonggorokannya kini terasa kering.

Sosok itu balas dengan deheman kecil sembari dengan gesit mengambil sebuah gelas berisi air di meja dan memberikannya pada Sunghoon.

Meneguk sedikit air ia kembali bertanya. "Dimana Jungwon?"

Jaeyun mengambil gelas yang di sodorkan padanya. "Sedang bersama adik Riki."

"Riki?"

Jaeyun, sosok buram dalam pandangan Sunghoon itu terlihat menganggukan kepalanya.

"Putramu yang lain. Apa kamu melupakannya juga?"

Sunghoon mengernyit ketika hantaman rasa sakit di kepalanya tiba-tiba muncul. "Urgh-"

Jaeyun membaringkan tubuh sang suami lalu mengelus sambil memijit keningnya, berusaha meredakan sakit yang pria itu derita.

"Jangan di pikirkan. Tubuhmu masih belum pulih. Begitu pula ingatanmu. Perlahan saja, semua pasti akan kembali lagi."

Sunghoon memperhatikan dengan seksama siluet sosok Jaeyun di depannya. Perlahan namun pasti tangannya menggapai rambut bagian belakang milik Jaeyun yang agak panjang. "Rambutmu gelap."

Jaeyun mengangguk kecil, sedikit bingung dengan pernyataan yang di keluarkan sang suami. Sedari dulu rambutnya memang gelap.

Rasanya aneh. Apakah Jaeyun memang memiliki rambut gelap. Pirang terlihat lebih cocok untuknya. Eh? Apakah ia sedang berhalusinasi.

"Tentang Riki.. Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?"

Hela nafas ia dengar dari sang lawan bicara, membuat Sunghoon yang kini tiduran beranjak bangun, lalu berusaha menggapai kedua tangan Jaeyun untuk ia genggam. Ia melakukan hal itu secara spontan.

"Sebuah insiden. Kau terlibat sebuah insiden saat turun ke dunia fana. Beruntung seorang bawahanmu menemukanmu. Karena itu ingatanmu sebagian hilang. Jangan khawatir, itu tak akan berlangsung lama, hanya sementara dan kamu akan kembali mengingat semuanya."

Sunghoon mengangguk kecil. Meskipun sebagian dari dirinya merasa ia sedang dibohongi. "Jae-"

"Papa!" Suara seseorang yang entah bagimana terasa asing namun familiar membuat Sunghoon menoleh ke arah si pemilik suara.

You and Dandelions | sungjakeWhere stories live. Discover now