05 - Nosebleed

606 101 10
                                    

|Apresiasi penulis dengan vote dan berkomentar, terimakasih.

—————

Pagi tadi Jaeyun habiskan untuk mengobrol bersama dengan para pelayannya. Mengobrol tentang banyak hal dan tentunya tentang bintang utama hari ini, Park Sunghoon.

Pria bersurai blonde itu sedang menggali tentang suaminya. Mencari berbagai informasi yang dapat membantunya mendekatkan diri pada panglima muda itu. Ia juga tak segan bertanya pada Nino dan Nana yang dengan mudah membocorkan segala hal yang berkaitan dengan tuannya.

"Tuan Sunghoon tidak terlalu suka kopi, ia lebih suka coklat hangat atau teh."

"Tuan Sunghoon lebih suka bekerja di lapangan dari pada di balik meja."

"Tuan Sunghoon tidak tahan dalam cuaca panas."

Banyak informasi baru tentang Sunghoon yang baru saja ia dapatkan.

"Kalau ingin mengikat incaran hatimu, ajak dia makan makanan kesukaannya. Makanan itu penyatu hati." Usul diana, pelayan muda yang bekerja di bagian dapur bersama Nana.

Dengan begitu Jaeyun telah siap dengan pakaiannya yang rapi. Ia bertekad untuk mengajak keluarga kecilnya makan di luar bersama.

"Kita jemput Jungwon lebih dulu sebelum pergi ke balai pertahanan."

Perjalanan menuju akademi Jungwon hanya dua puluh menit dari rumah, tak terlalu lama. Begitu sampai dengan sengaja ia menyuruh Nimo yang menghampiri bocah gembulnya. Supaya jadi kejutan katanya.

Dan benar saja ketika bocah itu membuka pintu mobil dan mendapati papa nya duduk di kursi penumpang membuat si kecil bersemangat. Kejutannya berhasil, namun kejutannya tidak hanya berhenti sampai disini.

Mendapati tidak menuju jalan pulang Jungwon bertanya heran. "Kita mau pergi ya, pa?"

"Makan siang di luar mau tidak?"

"Mau! Jungwon mau pa." Anak itu menjawab dengan cepat.

"Baik. Kita ajak ayah sekalian. Kita makan bersama." Jaeyun tersenyum manis menyakinkan si kecil untuk santai.

Perjalan menuju balai pertahanan hanya sepuluh menit dari sekolah Jungwon. Nimo membawa mobilnya tepat ke depan gedung, menurunkan kedua penumpangnya sementara ia mencari tempat untuk parkir sembari menunggu para tuannya kembali.

Jaeyun menggandeng tangan si kecil. Gedung balai pertahanan ternyata lebih besar dari dugaannya.

Berjalan dengan percaya diri menuju lobby, Jaeyun berhenti ke arah pusat informasi tak jauh dari sana.

"Aku ingin bertemu Park Sunghoon."

Wanita dengan riasan tebal di depannya tersenyum miring. "Apakah sudah ada janji temu?"

Jaeyun melirik putranya yang tampak gusar. "Belum. Kat—"

"Berarti tidak bisa. Silahkan datang saat anda punya janji temu dengan beliau."

Kalau saja tidak ada penghalang meja resepsionis ini mungkin Jaeyun sudah menjambak rambut wanita itu saking kesalnya.

"Tapi ini penting. Katakan saja Park Jaeyun dan putranya menunggu."

You and Dandelions | sungjakeWhere stories live. Discover now