10 - Advice

527 94 14
                                    

|Apresiasi penulis dengan vote dan berkomentar, terimakasih.

—————

Siang ini Sunghoon kabur dari mansion nya. Tidak, ia hanya merasa tak sanggup berada di sekitar Jaeyun lebih lama.

Disinilah ia sekarang, menikmati kopi di rumah salah seorang rekan kerjanya. Benar, dia kini berada di rumah milik Heesung.

"Dari tadi menggerutu sendiri. Bicara-bicara sendiri. Tidak waras ya? Mak— aduh!!"

Sunghoon baru saja ingin menjitak kepala anak yang muncul entah dari mana itu. Tapi Heesung lebih dulu menjitaknya.

"Jaga bicaramu, Jongseong. Dia tamuku."

Anak yang di panggil Jongseong itu mendecih kesal. Ia mengelus keningnya yang baru saja mendapat jitakan maut tersebut.

"Paman kasar. Pantas tidak punya pasangan." Anak itu keluar begitu saja, meninggalkan Heesung yang kini diam sepenuhnya. Kaget akan pernyataan yang baru saja bocah itu lontarkan.

"PARK JONGSEONG SIAPA YANG MENGAJARIMU BICARA KURANG AJAR SEPERTI ITU?!!" Teriakan Heesung hanya di anggap angin lalu, anak itu tak mengindahkan ucapan Jendral Lee yang kedudukan sama kuatnya dengan panglima Park.

Sunghoon bersyukur dalam hati, setidaknya putranya manis tak seperti bocah itu.

"Maafkan sepupuku. Dia memang agak keras." Ucap Heesung.

Panglima itu hanya mengangguk.

Namanya Park Jongseong, bocah itu berusia delapan tahun, yatim piatu dan jatuh pada asuhan Heesung sejak dua tahun terakhir.

Heesung melirik wajah rekan kerjanya yang terlihat muram. Dua hari ini rekannya itu sangat sensitif tentang berbagai hal. Hal kecil bisa menjadi besar bila Sunghoon terlibat.

"Jadi kenapa? Aku yakin kau kemari bukan untuk alasan sepele seperti bersantai bersama."

Panglima muda itu menghela nafas, lantas menyesap kopi hitamnya. "Kau benar. Aku sedang ada masalah."

"Ajuanmu di tolak lagi?" Heesung jelas tau masalah yang di hadapi panglima itu lebih besar di banding ajuan tolak yang sudah beberapa kali pria itu terima, ia hanya berusaha memancing.

"Tidak." Sunghoon berujar sedikit ragu. "Aku dan Jaeyun bertengkar."

Oh, apakah panglima muda itu mau meminta pendapatnya?

"Hanya itu?"

Panglima itu melirik Heesung tajam. Hanya itu? Tak tahukah dirinya bahwa Sunghoon hampir gila karena pertengkaran mereka?

"Ada apa dengan tatapanmu itu?"

"Hanya itu kau bilang? Aku hampir gila memikirkan nya."

Heesung balik menatap Sunghoon dengan raut wajah serius. "Minta maaf padanya. Turunkan egomu."

"Tak semudah itu." Menegakkan badannya Sunghoon berbicara. "Kalau seandainya kau punya pasangan—"

Memicing tajam Heesung memotong ucapan Sunghoon tanpa ragu. "Jangan mengejek status singleku."

"Ck, seandainya, Lee. Seandainya. Jangan memotongku."

Heesung tertawa kecil, rekannya itu sudah bisa berekspresi dengan lebih baik. "Baik. Baik. Maafkan aku, lanjutkan."

"Seandainya kau punya pasangan dan pasanganmu tak punya banyak waktu untuk hidup, apa yang akan kau lakukan?"

Jaeyun sakit? Tentu saja jendral Lee tau siapa yang Sunghoon coba jabarkan. Dia meminta pendapatnya jika seandainya Heesung ada di posisi panglima itu kan.

You and Dandelions | sungjakeWhere stories live. Discover now