Chapter 9

2 1 0
                                    

Setelah peringatan Hari Pahlawan terlewati, tibalah saatnya para siswa sibuk untuk mempersiapkan kegiatan perkemahan pramuka yang tinggal lima hari lagi pelaksanaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah peringatan Hari Pahlawan terlewati, tibalah saatnya para siswa sibuk untuk mempersiapkan kegiatan perkemahan pramuka yang tinggal lima hari lagi pelaksanaannya.

Kesibukan itu pun dirasakan oleh Aghniya, yang sudah sangat terlihat bersiap untuk kegiatan pramuka nanti, sebelumnya dia telah berhasil melakukan pengibaran bendera bersama anggota pengibar lainnya, ini tentunya menjadi pengalaman dan ilmu baru untuk Aghniya, ia sangat bersyukur diberi kesempatan untuk mengikuti berbagai ekstrakurikuler di sekolah itu.

Hari itu, di taman sekolah, di bawah sinar matahari yang hangat, Aghniya dan Sarah duduk di bangku taman, tempat yang sudah menjadi favorit mereka, di bawah pohon Ek yang rindang cocok untuk melepas penat dan menikmati hembusan angin yang sejuk setelah melaksanakan sholat Dzuhur.

"Aghni, aku capek banget akhir-akhir ini," ucap Sarah dengan nada mengeluh sambil menyandarkan punggungnya dan mengayun-ayun kedua kakinya di bangku kesukaan mereka.

Aghniya yang seperti biasa, sedang melanjutkan cerita di notepad ponselnya mengalihkan atensinya pada Sarah. Dia menyimpan ponsel itu di pinggir tempat dia duduk, mencoba mendengarkan dengan seksama apa yang menjadi keluhan sahabat dekatnya itu.

"Kenapa, Sar? Cerita sama aku!" Ujar Aghniya dengan senyumnya yang manis.

Sarah tidak langsung merespon, dia memejamkan matanya sambil mendongakkan kepalanya ke atas pohon mencoba menenangkan pikirannya sejenak, setelah membuang nafas kasar dia baru menjawab, "Aku belum setor hafalan Juz 'Amma lagi ke Bu Zahra, aku juga belum hafal do'a sholat dhuha itu, yang ditugasin sama Pak Fadhli. Mana tugas mapel lain banyak lagi, belum kegiatan diluar jam pelajaran kita, aaaah... Aku stress Aghni." Ucapnya dengan geram tanpa melirik Aghniya.

Aghniya hanya tersenyum menggelengkan kepalanya dengan pelan, dia merasakan betapa tertekannya sahabatnya itu, "Aku kira apa, Sar." Ucapnya sambil menepuk paha Sarah dengan pelan.

"Emang kamu gak ngerasa stress gitu?" Tanya Sarah yang kemudian menegakkan duduknya dan sepenuhnya berbalik berhadapan dengan Aghniya.

"Ya, aku juga sama sih ngerasa banyak tekanan akhir-akhir ini karena kesibukan kita, cuma kita jangan ngeluh dan patah semangat gitu. Kalo kamu lelah, istirahat dulu aja, lalu nanti bangkit lagi. Semua bakalan baik-baik aja selagi kita memasrahkan segala urusan kita sama Allah." Ucap Aghniya dengan penuh ketenangan dan menentramkan hati.

Sarah merasa terenyuh mendengarkan itu, dengan wajah yang menggemaskan dia terus menatap sahabat dekatnya itu seolah meminta wejangan lebih lanjut.

Aghniya yang peka pun melanjutkan, "Tau gak, Sar, dulu sahabat Rasulullah, Salman Al-Farisi pernah ngalamin masa sulit juga. Di satu titik hidupnya, dia ngerasa terpuruk dan tidak tahu harus berbuat apa. Tapi dia gak nyerah gitu aja. Salman memutuskan buat cari ilmu, bekerja keras, dan berusaha sebaik mungkin."

Sarah mendengarkan dengan antusias, dia tertarik dengan kisah yang dibagikan oleh Aghniya. "Terus terang, aku belum pernah denger ceritanya. Gimana selanjutnya, Aghni?"

AQLAMWhere stories live. Discover now