Chapter 15

3 0 0
                                    

Hari-hari berat sebelum menghadapi ujian telah mereka lewati dengan kepala yang sudah penuh materi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari-hari berat sebelum menghadapi ujian telah mereka lewati dengan kepala yang sudah penuh materi. Beberapa kisi-kisi yang telah diberikan guru kepada mereka juga telah dipelajari oleh beberapa murid. Tetapi masih ada juga murid yang masih sangat bersantai menghadapi ujian, padahal yang akan dihadapi adalah ujian semester.

Malam ini Aghniya sudah sibuk dengan 3 buku sekaligus, yaitu Bahasa Indonesia, Fiqih dan juga Matematika. Besok adalah hari yang dimana sudah sangat ditunggu Aghniya, dan esok hari juga sudah mendapatkan siksaan dengan menghadapi Matematika di hari pertama ujian sekolah.

Sebenarnya Aghniya sudah mengumpulkan materi sejak lama, karena dia bukanlah tipe anak yang sehari sebelum ujian baru mengumpulkan materi untuk belajar. Malam ini Aghniya hanya menghafal materi Fiqih dan juga beberapa rumus Matematika. Sesekali Aghniya mencoba-coba soal yang ada di dalam buku paketnya. Sementara Bahasa Indonesia tidak terlalu difokuskan, karena pelajaran itu hanya menggunakan logika saja.

Malam ini cuaca benar-benar sangat mendukung, bagaimana tidak? Bahkan angin yang diciptakan hujan deras sedikit membuat mata Aghniya sayup, ia berusaha untuk tetap terjaga dengan segelas teh manis panas dan beberapa camilan yang dibelikan ibunya.

Cklek!

Pintu kamar utama terbuka dan menampilkan sang ibu yang sudah menggunakan gamis dan juga jilbab yang menutupi sampai tangan.

Aghniya yang melihat ibunya dengan pakaian rapih sontak bertanya, "Ibu mau kemana malam-malam begini?"

"Ada rapat di rumahnya bu RT nak, titip rumah sebentar ya,"

"Tapi diluar hujan Bu, apa sebaiknya gak ikut dulu?"

"Gakpapa nak, hujannya sudah tidak terlalu deras. Ibu bisa pakai payung, yasudah Ibu jalan dulu, Assalamu'alaikum,"

Aghniya bangkit dari duduknya dan menghampiri ibunya untuk mencium tangan, "Waalaikumsalam, hati-hati bu."

Kini Aghniya hanya sendirian di dalam rumah, rasa mood belajarnya hilang tiba-tiba. Ponselnya mengeluarkan denting pesan, dengan cepat ia membukanya dan yang mengiriminya pesan adalah Nadia. Sebelumnya memang ia dan Nadia sudah bertukar kontak sebelum kegiatan Pramuka yang lalu.

Nadia X

Assalamu'alaikum|

|Waalaikumsalam

Maaf ganggu waktu kamu, aku boleh minta kisi-kisi fiqih?|

|waktu itu udah pernah dikasih bukan sama pak Bimo?

Punyaku hilang, lupa di taro mana|

Send picture📸

Thank u nii..|

|Lagi ribet gak? Belajar sambil telfonan yuk

Beberapa detik kemudian Nadia memulai panggilan video.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AQLAMWhere stories live. Discover now