04. Berisik Sekali Mulut Manusia

9 2 0
                                    

.
.
.
.
.

Happy reading!!!

⸜(。˃ ᵕ ˂ )⸝♡

.
.
.
.
.

***

"Kiw kiw, cewek~" goda segerombolan anak cowok pada Windyta Jovita atau yang kerap di panggil dengan Windy saat sedang berjalan di koridor.

Yang merasa di cat calling pun hanya mengabaikan mereka dan tetap berjalan menuju kelasnya, karena bukan sekali atau dua kali Windy di cat calling, hampir setiap hari ia di cat calling.

Tetapi tak seperti biasanya, ada salah satu anak cowok yang menarik pergelangan tangan Windy yang membuat sang empunya berhenti berjalan dan menoleh.

"Mau kemana?" tanya seorang cowok tersebut.

"Ke kelas 'lah," jawab Windy dingin.

"Lain kali, kalau di panggil itu jawab!" sindir anak cowok lain.

"Lah? Sejak kapan lo pada panggil gue?" tanya Windy.

"Lo itu budeg atau gimana, sih?" celetuk anak cowok yang lainnya lagi.

"Bacot, lo tadi aja gak panggil nama gue, tapi malah ngecat calling gue," cibir Windy.

"Cantik doang, tapi gak tau diri," ujar anak cowok yang masih memegang pergelangan tangan Windy.

"Oh iya, makasih. Tapi minimal ngaca!" ejek Windy yang membuat para cowok tersebut tak terima hingga tanpa sadar ada yang hendak melayangkan tamparan pada pipi mulus milik Windy.

"Bangsat! Jangan main tangan sama cewek!" bentak Anjani menahan tangan cowok yang hendak menampar Windy.

"Lo siapa?! Ingat, lo itu cuma murid pindahan jadi jangan belagu!" hardik cowok yang tangannya di tahan oleh Anjani.

"Woy, Sat! Udah, lo apa-apaan juga sih?! Cepet lepasin tangan Windy atau gue pecahin biji lo," potong Candra.

"Anjirlah, Can. Santai aja kali," ucap Satria dengan nada mengejek dan melepaskan pergelangan tangan Windy.

"Santai gundulmu! Lo tuh kalau milih teman yang bener dong! Masa itu temen lo mau nampar Windy? Mana nycocot tanpa di filter dulu," tegur Canda.

"Sorry," ujar Satria minta maaf.

"Tapi nanti lo pasti tetep membully orang lain, Sat!" celetuk Candra.

"Gak akan, soalnya teman lo si cupu itu udah mati," cemooh Satria.

"Lo emang bangsat ya, Sat! Sini, gue slepet mu-"

"Udah, Can. Ayo kita ke kelas aja, bentar lagi belnya bunyi," potong Windy.

"Iya, ayo Anjani," ajak Candra dan di balas anggukan oleh Anjani.

***

"Omongannya si Satria gak usah di dengerin, ya?" ujar Windy.

"Gak bisa, Win. Dia udah jelek-jelekin sahabat gue," sergah Candra.

"Maaf, kalau boleh tau, Satria itu emang gitu atau gimana?" tanya Anjani.

DUNIA KITA BERBEDAWhere stories live. Discover now