Tak lagi sabar, Yechan akhirnya memulai serangan lebih dulu. Meski sadar bahwa ia bukanlah tandingannya, Pangeran Yechan tetap berusaha semampunya. Meski ia bukan Putra langit namun ia tetaplah putra dari sang Raja pemimpin Antella Yang Agung. Ia tak boleh mengecewakan Raja dan rakyat nya. Kondisi kerajaan saat ini saja sudah menjadi momok mengerikan, menjadi sejarah kelam yang mungkin di masa depan akan dihilangkan dari ingatan peradaban Kerajaannya.
Pangeran Yechan sudah tidak bisa berdiam diri, ditambah lagi Putra Mahkota terlihat semakin kesulitan di posisinya. Tak bisa bergerak dan entah sampai kapan nafasnya bisa berhembus diposisi seperti itu.
Kim Jaehan pasti menggunakan sihirnya, sampai-sampai Putra Mahkota Sebin tak bisa berbuat apa-apa.
Bunyi pertemuan pedang begitu memengangkan telinga, tentunya berasal dari seluruh prajurit dan yang paling memengangkan adalah pedang Pangeran Yechan yang sedang berusaha menahan tekanan memojokkan dari pedang beraura gelap yang dimiliki Kim Jaehan.
Tubuh Pangeran Yechan terus mundur, ia sadar akan kalah namun tetap ingin berjuang bahkan jika harus mati di tangan seseorang yang ia Cintai.
"Jaehan -ahh"
Kim Jaehan menarik pedangnya. Menatap lekat Pangeran Yechan yang menatapnya penuh luka.
"Jaehan -ahh dengar suara ku! Sadarlah"
"DIAM!"
"Kembalikan Jaehan ku!"
"DIAAAM SIALAN"
"Jaehan -ahh aku mencintaimu!"
*DUUUUUUUMMMMM*
"YECHAN -AAAAAAHHH TIDAAAK. KIM JAEHAN TERKUTUK, BERHENTI!"
Jeritan Putra Mahkota menggema melihat tubuh adiknya terpental. Pangeran terjatuh membentur tembok besar dibelakangnya begitu keras. Darah segar tumpah dari mulutnya dan dalam seketika penglihatannya tak lagi bisa melihat keadaan sekitar. Matanya tertutup bersamaan dengan kakaknya yang menangis berlari kearahnya. Bersyukur diakhir hidupnya, Putra Mahkota bisa lepas dari kukungan Kim Jaehan.
Seakan mengerti kesedihan Putra Mahkota Sebin langit pun ikut menangis. Hujan tak terlalu deras tiba-tiba mengguyur pelataran yang sudah dipenuhi mayat, pejuang dan penghianat.
Mengepal pedangnya penuh amarah. Putra Mahkota meletakan kembali tubuh adiknya yang sudah tak berdaya.
Menyerat pedangnya menghampiri Jaehan yang terpaku bersamaan dengan jiwanya yang kembali, Jaehan menatap pujaan hatinya tak berdaya karena ulahnya.
"Angkat pedang mu! Bunuh Jang Sebin sekarang atau kau yang akan terbunuh"
Menghiraukan bisikan jiwa terkutuknya, Jaehan tetap diam menantikan Putra Mahkota yang datang tentunya akan menghukumnya.
Mati, itulah takdirnya saat ini.
"KIM JAEHAAAAN AAAARRRRRH"
Semakin dekat, Putra Mahkota Sebin berlari sekuat tenaganya menjulurkan pedangnya dan dengan tepat menusuk jantung rakyat sekaligus teman belajarnya yang dulu begitu ia sayangi.
Percikan darah segar menyembur mengenai wajah cantik sang Putra Mahkota. Menarik kembali pedang tajamnya begitu kencang, tubuh Jaehan merosot. Tak lagi bisa menyangga, air mata mengalir diwajahnya yang seketika begitu pucat.
Mati dengan dosa, dan terbunuh ditangan seseorang yang ia Agungkan.
Jaehan menyesali dan tak menerima kematiannya.
Matanya terpejam dengan penglihatan terakhir tubuh Pangeran Yechan yang tak jauh berbeda dari dirinya.
"Jaehan sialan."
Tubuh Jaehan menghilang dibalik kepulan asap.
Tersisa Putra Mahkota Sebin yang tak lagi bisa menyangga tubuhnya. Menangis meraung meratapi apa yang terjadi akibat kebodohannya.
"AAAAARRRRRRGGGGGHHHH"
. .
Dengan tertatih Putra Mahkota Sebin membawa tubuh Pangeran Yechan yang tak lagi berdaya. Menaiki tangga altar, tempat penobatannya beberapa saat lalu.
Meski dibarengi tragedi, Pangeran Sebin telah resmi menjadi Putra Mahkota, keturunan Putra Langit sesungguhnya yang satu-satunya bisa bertahan dalam peperangan Kudeta.
Mendapati kabar Sang Raja telah diselamatkan, tujuannya saat ini adalah mengambil kembali Mahkota yang sebelumnya hanya terpasang beberapa menit di kepalanya.
Meletakan tubuh lemah adiknya. Dengan menyeret kaki lemasnya, Putra Mahkota Sebin menemukan Mahkota nya. Mengambil benda yang begitu bermakna itu dengan tangan yang berlumuran darah.
Meletakan nya sendiri di kepalanya.
Menengadah ke langit yang masih bersedih. Akhirnya Putra Mahkota Sebin kehilangan kesadarannya.
-
Coming soon - Prince Yechan Arc.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Nyatanya ia memiliki perasaan yang sama dengan Jaehan. 🥹