Pangeran Yechan semakin di buat menangis dalam diam saat melihat begitu banyak prajuritnya yang tumbang. Sedikit terheran dari mana asalnya prajurit penghianat yang disiapkan Yang Hyunsuk sialan itu.
Bisa Pangeran Yechan tebak setengah diantaranya adalah bantuan dari Pangeran Junghoon. Tapi, bagaimana bisa sampai saat ini mereka masih terus bertambah.
Pangeran Yechan menyerukan kepada prajurit setianya untuk terus berjuang sampai bantuan datang.
"Pangeran aku harus pergi, kau berjuanglah. Aku percaya kau akan memenangkan pertarungan ini. Aku pergi"
Bahkan tanpa menunggu Pangeran Yechan membalas, Jaehan sudah menghilang dengan kekuatan teleportasi nya. Meninggalkan Pangeran Yechan yang penasaran namun tak ingin berlarut juga. Ia langsung bertindak membantu semua prajuritnya menghadang mereka yang tak ada habisnya.
Dalam hati terus berdoa agar Putra Mahkota Sebin dapat menaklukkan Yang Hyuk.
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
Darah tak berhenti mengalir dari punggung Putra Mahkota Sebin akibat goresan pedang yang ditorehkan Yang Hyuk. Bibir merah cantiknya mulai memucat. Kini ia sedang menumpu tubuhnya dengan pedang nya.
Dalam kondisi tubuh yang mulai gemetar, Putra Mahkota Sebin tetap berjuang dan ia bersumpah akan bertahan sampai titik dimana darahnya berhenti mengalir sekalipun.
Kondisi tak jauh berbeda juga terjadi pada Yang Hyuk, ia pun sudah banyak terluka. Namun tubuhnya yang memang jauh lebih terlatih dan tentunya jauh lebih kekar, kondisi Yang Hyuk terlihat lebih baik dibanding Putra Mahkota Sebin.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Keduanya terengah dan kembali bangkit. Seringai yang Hyuk tunjukan benar-benar menyayat hati Putra Mahkota Sebin. Ia menguatkan dirinya yang sudah tak bisa merasakan rasa sakit selain pedihnya penghianatan.
Dalam langkah yang mulai berat Putra Mahkota Sebin berlari seraya menghunuskan pedangnya, terasa dejavu seperti apa yang ia lakukan pada Kim Jaehan dulu. Korban tak berdosa yang ia bunuh akibat seseorang yang sudah menghancurkan Kerajaannya.
"AAAAAAARRRRRHHHH AKH!"
"YANG MULIA!"
"SEBIN!"
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
Rak dokumen sudah hancur berantakan. Teriakan serta helaan frustasi berkali-kali keluar dari mulut Pangeran Hangyeom.
Mengacak surainya kasar, hampir putus asa.
"Dimana Raja menyimpan semua dokumen itu. Kenapa tak ada satupun data penting disini. Apa saja yang ia lakukan, kenapa semua hanya laporan tak berguna"
"Aishhh sialan!"
Berusaha menenangkan dirinya sendiri Pangeran Hangyeom mulai meneliti kembali setiap sudut ruangan besar bernuansa tua itu. Adakah bagian tersembunyi yang tak terlihat. Entah kenapa ia sangat memercayai apa yang di ucapkan Iblis Jaehan. Ia yakin ada bukti yang dipegang oleh Raja terdahulu.
Pangeran Hangyeom juga curiga bagaimana Penasihat Yang saat masih menjadi Menteri dulu dapat lolos setiap kali kecurangannya ingin di buka.
Berkat ucapan dan tindakan Iblis Jaehan, Pangeran Hangyeom menjadi semakin yakin jika Ayah nya memiliki kepentingan yang tak wajar dengan Yang Hyunsuk.
Mata Pangeran Hangyeom memicing melihat sesuatu di balik rak buku, terlihat seperti tombol tersembunyi.
Segera Pangeran Hangyeom berlari dan menekan tombol itu. Dan dalam hitungan detik, sebuah ruangan rahasia terlihat di balik rak-rak buku yang semula menjulang tanpa ada sela.
Menghela nafas lega, Pangeran Hangyeom sangat yakin apa yang ada di dalam sana adalah petunjuk.
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
Jatuh berlutut, Putra Mahkota Sebin menatap dada nya yang tertancap panah tajam. Darah segar mulai merembas keluar pakaian emasnya.
Tak ayal mulutnya memuntahkan darah begitu banyak. Bertumpu pada pedangnya, Putra Mahkota Sebin melihat Yang Hyuk menangis menjerit akan kondisinya. Dibelakangnya ada Iblis Jaehan yang juga terpaku.
Putra Mahkota Sebin tersenyum merasakan sakit yang mulai menyeruak diseluruh tubuhnya.
Yang Hyuk dengan lemas menyeret lututnya mendekati Putra Mahkota Sebin. Air mata yang tak lagi terbendung mengalir deras di wajah tampan nya. Seringai nya berubah menjadi tangisan. Kesadarannya kembali saat melihat seseorang yang sebenarnya sangat ia kasihi meregang nyawa di hadapannya. Jiwanya tak lagi berbohong. Ia tak menginginkan kematian Putra Mahkota Sebin.
"K-kau menangisi kuhh?"
"Akhh"
"Y-yang Mulia"
Brukkkk
Tak berdaya, akhirnya Putra Mahkota Sebin jatuh ke dekapan Yang Hyuk.
Wajahnya tersenyum manatap Yang Hyuk yang tak bisa menghentikan air matanya.
"Aaaaaaarrrrhhhhhhh"
Dengan sisa kekuatannya Yang Hyuk melempar pedangnya ke arah seseorang yang berusaha melarikan diri dan tepat sasaran pedang itu menusuk Ibu Suri sampai tubuhnya tertancap di tembok Istana yang begitu kokoh.
"Aku pantas mati Yang Mulia. M-maafkan aku... Maafkan aku... Maafkan aku AAAAAARRKKKKHH"
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
-
Aaaaarrhrrhhhh nangis anjiiir😭😭😭😭😭
Putra Mahkota jangan senyum rasanya makin sakit 😭😭😭😭