II18II

52.4K 1.6K 6
                                    

Selamat Membaca

~0~

BRAAK

Pintu ruangan Kevanno terbuka dengan sangat keras. Hal itu sama seklai tidak membuat Kevanno yang berada di dalamnya kaget. Dengan santai Pria itu duduk di kursi kebesarannya sambil memangku kakinya.

"Apa maksud om?"

"Maksud apa? Saya nggak ngerti yang kamu bilang"

Violyn terkekeh sinis di tempatnya. ia mendekat ke hadapan Kevanno dan menatap tajam Pria itu.

"Nggak usah pura-pura bodoh Om! Apa maksud om nekan perusahaan opa Marcell kemarin?! "

Kevanno berdiri dari tempat duduknya dan menatap violyn yang membuat gadis itu sedikit mundur. Ia mengangkat tangannya ingin menyentuh wajah Violyn namun langsung ditepis gadis itu dengan kasar.

"Aku tanya sekali lagi, Apa maksud om ngelakuin itu?"

Kevanno terkekeh sebentar, "Salah kalau saya mau melindungi gadis saya heem?"

"Udah berapa kali aku bilang, Aku bukan gadis om! Aku bukan milik Om! Aku buk--"

Cup

"OM! BRENGSEK! BAJING--"

cup

"~emh~ Kamu milik saya violyn! hanya milik saya!" tekan Kevanno menatap Violyn tajam.

PLAAK

"AKU BENCI SAMA OM! OM BRENGSEK! AKU BUKAN JALANG YANG BISA OM CIUM SEENAKNYA! OM BAJINGAN! SIALAN!" Seluruh Umpatan kasar keluar dari bibir Violyn. Unek-uneknya selama ini keluar begitu saja. Selama ini ia merasa begitu murahan karena Kevanno selalu saja seenaknya menyentuhnya.

Greep

"Kamu bukan jalang sayang! Kamu milik saya!"

"Aku ngga mau jadi partner om di misi itu! Aku ngga mau lagi tinggal sama om! Batalin semuanya tentang misi itu! Aku akan bilang ke mami sama papi kalau aku mau nyusul mereka! Aku mau--"

Bibir Violyn lebih dulu dibungkam Oleh Kevanno yang tiba-tiba menarik tengkuknya. Kevanno merasa sangat marah mendengar semua ucapan Violyn. Ia tidak mau! Ia tidak mau Violyn pergi darinya.

"~emh~ Ber-henti~brengsek!"

Kevanno sama sekali tak menghiraukan permintaan Violyn. Ia malah menggendong Violyn masuk ke kamar Pribadinya dan membating Violyn ke kasur. Pria itu menatap violyn tajam dan dingin. Ia mulai membuka jasnya dan melemparnya ke sembarang arah. Melemparkan jam tangannya dan melonggarkan dasinya menatap Violyn lapar.

Jujur saja Violyn mersa takut sekarang. Ia benar-benar panik melihat Kevanno yang sekarang. Perlahan-lahan Violyn beringsut mundur ketakutan.

"O-om mau ngapain?" Violyn menggelengkan kepalanya pelan ketika melihat Kevanno memegang dasinya berjalan ke arah Violyn.

"Jangan mendekat atau aku akan teriak!" Ancaman Violyn membuat Kevanno merasa semakin tertantang. Ia menatap violyn tersenyum miring.

"Silahkan. Silahkan teriak sekuat kamu!"

"Om gak boleh lakuin ini! Ini gak bener!"

"Saya tidak peduli, Asal kamu jadi milik saya"

Violyn benar-benar tidak percaya dengan Kevanno sekarang. Tatapan penuh obsesi sungguh membuat Violyn takut melihatnya. Ia melirik ke sekitarnya mencari benda yang bisa ia gunakan untuk menghentikan Kevanno. Namun sialnya ia tak menemukan apapun disana.

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Where stories live. Discover now