II21II

48.8K 1.6K 0
                                    

Selamat Membaca

~0~

Violyn baru saja keluar dari kamar mandi dengan piyama tidur satin berwarna merah dan handuk yang melekat dikepalanya. Ia baru saja membersihkan dirinya setelah pulang dari Mall. Ini pertama kalinya Violyn berbelanja hingga malam hari. Bahkan ia melewatkan makan malam hari ini. Violyn mendudukkan dirinya di kasur tepat di sebelah Bella. Ia melihat Bella yang begitu fokus membaca buku pelajarannya. Sesekali Violyn tersenyum melihat raut bingung dari wajah gadis itu saat membaca.

Sret

Violyn kaget merasakan pelukan yang datang tiba-tiba. Bella, gadis itu memeluk Violyn dari samping dan menyenderkan kepalanya tubuh Vio.

"Lo kenapa heem? ada masalah?" Tanya Violyn lembut.

Bella melepas pelukannya dan menghela napas menatap violyn, "Bisa gak sih matematika itu hilang dari bumi ini? Gue nggak ngerti Vi! Otak gue nggak nyampeee" Violyn tersenyum mendengar rengekan Bella di akhir. Kadang-kadang Bella memang bersikap manja pada Violyn.

Tak

"Aduh! Kok Lo jitak gue sih! Sakit tau" Ringis Bella mengusap jidatnya yang di jitak Violyn.

"Makanya belajar! Jangan ngeluh mulu! Gimana lo mau ngerti coba, Kalau tiap guru jelasin lo nya tidur!" omel violyn bak seorang ibu memarahi anaknya.

Bella memanyunkan bibirnya. Nmaun tak urung dalam hati ia merasa senang dengan sikap Violyn."Lo mirip mama Vi. Gue ngeliat mama di diri lo"

"Mana ada, gue merhatiin kok" elak bella membuat Violyn memutar bola matanya malas.

"Iya mata lo merhatiin, tapi pikiran lo kemana-mana!" Skak violyn membuat Bella cengengesan.

"Tau aja sih bunda, Ih jadi makin sayang deh" balas Bella bergelayut manja di lengan Violyn.

"Bunda-bunda kepala lo peyang! Jangan kebanyakan ngayal lo!"

"Dih..liat aja bentar lagi lo pasti beneran jadi bunda gue"

Violyn memasang wajah datarnya. Ia menganggap omongan Bella hanya angin lalu. " Ck..udah sini, bagian mana yang lo ngga ngerti?"

Bella memberikan bukunya pada Violyn. Violyn langsung menjelaskan pelajaran itu dengan detail dan perlahan berharap gadis di sebelahnya paham. Bella sendiri memperhatikan Violyn dengan saksama. Sesekali ia bertanya pada Violyn jika ia tidak mengerti.

5 menit kemudian...

"Paham?" Tanya Violyn menatap Bella.

"He'em" bella mengangguk sambil tersenyum, tapi tak lama gadis itu menguap lebar pertanda ia sudah mengantuk.

"Tidur gih" Ucap Violyn.

Bella mengangguk dan merapikan bukunya. Baru saja akan bangkit dari tempat tidur, Violyn mencegahnya dan membaringkan tubuh gadis itu lalu menyelimutinya.

"Biar gue yang simpen buku lo" Ucap Violyn lalu bangkit dan menyimpan buku Bella di dalam tas gadis itu.

Samar samar Bella tersenyum. Matanya yang sayup-sayup menatap Violyn yang merapikan bukunya.

"Thanks bunda" Lirih Bella lalu masuk ke alam mimpi.

Setelah merapikan Buku Bella, Violyn menatap sekilas sahabatnya itu yang sudah tertidur. Ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit. Violyn memutuskan pergi ke dapur untuk memasak makanan karena ia merasa lapar.

Sesampainya di dapur, Violyn membuka lemari dan mengambil satu bungkus mie instan. Saat Violyn menutup lemari, Ia dikejutkan dengan Kevanno yang sudah berdiri di sampingnya.

"Ngapain?" Violyn dapat merasakan nada dingin itu memasuki indra pendengarannya.

Ntah kenapa Violyn malah diam sebelum akhirnya menjawab Kevanno, "Em..itu.ee..mau masak ini" Vio menunjukkan sebungkus mie instan di tangannya.

Kevanno hanya melirik sekilas mie instan yang di pegang Violyn lalu menyuruh gadis itu menyingkir dari sana. Violyn yang merasa aneh tak menuruti ucapan Kevanno dan masih diam di tempatnya.

"Minggir..atau perlu saya gendong" lagi-lagi suara dingin itu membuat violyn diam sekali lagi. Rasanya sedikit aneh mendengar nada dingin dari bibir pria yang biasanya berbicara lembut padanya.

Hap

Seketika Violyn sadar jika dirinya sudah duduk di kursi bar yang berada di dapur itu. Ia terdiam setelah menyadari jika Kevanno benar-benar menggendongnya dan memindahkannya duduk di kursi.

"Diam disitu, tunggu sebentar" Violyn menatap punggung kekar itu dalam diam.

"Tumben dia dingin? Biasanya selalu lembut kalau ngomong sama gue!Apa dia marah karena gue pulang terlalu lama?" Sejenak violyn kembali menatap punggung Kevanno "Eh.apaan sih? Kenapa jadi gue pikirin? Bagus dong!"

Violyn kembali menatap Kevanno yang memasak. Kali ini ia memangkuh wajahnya seakan menikmati pemandangan yang ada di depannya.

"Tampan" Lirih Violyn tanpa sadar. Sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya sambil mengusap wajahnya kasar. "Apaan sih vi! Bisa-bisanya gue bilang gitu! kayanya gue gila"

25 menit kemudian...

Kevanno melepas apronnya dan meletakknya di atas meja. Ia berbalik membawa sebuah piring berisi makanan itu kepada Violyn. Namun ia malah menukan Violyn yang sudah tertidur dia atas lipatan tangannya.

Kevanno menghela napas pelan. ia meletakkan makann itu di atas meja dan mendekati Violyn. Ia melihat Violyn dengan seksama. Napas gadis itu sudah teratur yang artinya Violyn sudah nyenyak.

Tanpa basa basi Kevanno menggendong Violyn ala bridal style. Ia membawa Violyn dengan sangat hati hati takut gadis itu terbangun. Menaiki anak tangga satu persatu sampai akhirnya ia berada di depan kamarnya.

Untung saja kamar itu tidak tertutup. Kevanno mendorong pintu dengan kakinya dan masuk ke dalam. Ia meletakkan Violyn dengan hati-hati agar Violyn tidak terbangun.

Setelahnya kevanno duduk di pinggir ranjang membenarkan tubuh Vio dan menyelimuti gadis itu.

"Saya kira, saya bisa marah sama kamu. Ternyata untuk mendiamimu saja saya hampir gila. Kamu berhasil membuat saya jatuh dalam pesona kamu"

Iya. Kevanno sengaja mendiami Violyn karena gadis itu pulang terlalu lama dan tidak mengabarinya. Ia merasa marah karena hal itu. Terdengar aneh memang, padahal ia dan Violyn belum terikat hubungan apapun. Hanya sebatas anak temannya yang harus ia jaga, tapi sejak awal Kevanno melibatkan perasaan di dalamnya.

Cup

Kevanno mengecup kening Violyn dengan lembut. Lalu ia beranjak menuju ranjang sebelah Violyn dan membaringkan tubuhnya. Perlahan matanya mulai tertutup dan menyusul Violyn ke alam mimpi.

~0~
M

akasiii udah bacaaa

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Where stories live. Discover now