20

26.4K 3.7K 748
                                    

guys makasih yang udah vote and comment <3

Chapter 20

Mila memandangi jadwal yang baru dikirimkan Rani setelah adanya beberapa kontrak baru. Tatapannya kosong mendapati jadwal yang sangat padat, kontras dengan beberapa bulan terakhir di mana kerjaannya hanya ngegym ataupun pilates tiap hari, ditambah kuliah offline dan kerja di club sesekali.

"Lo serius mau lanjut les Bahasa Inggris?" tanya Rani yang tiduran di kasurnya.

"Iya," balas Mila kalem. "Siapa tau aja kan tiba-tiba ada tawaran casting film hollywood buat gue."

"Halah, bilang aja biar lo bisa nyambung kalau ngobrol sama Andaru."

"Ngaco lo."

"Ckck, gak mau ngaku, gue tau elo kali!" Rani malah menggoda gadis berpiayama merah muda yang memasang raut datar tersebut. "Andaru sempat chat gue, bilang gak usah suruh lo les Bahasa Inggris. Katanya, biar dia aja yang ngajarin."

"Halah."

"Ciyeee." Rani makin leluasa mengejeknya. "Gue kasih tau aja kalau lo gak bakal mau karena gengsian! Padahal butuh."

"Sialan lo!" Mila nyaris melempar bantalnya ke arah Rani. "Lo tuh ya, makin hari makin gak bisa diajak kerjasama, kenapa gak bilang kalau lo aja yang mau les Bahasa Inggris?"

"Kenapa jadi gue?"

"Ya, biar gue..." Mila tidak bisa melanjutkan kata-katanya dengan mudah. "gak malu-malu amat," cicitnya pelan.

Rani tertawa heboh. Heboh sekali sampai mengingatkan Mila pada Misteri Gunung Merapi. Tawanya persis Mak Lampir yang bahagia di atas penderitaan orang.

"Rani, diem gak!" ujarnya mengancam. Dia benar-benar habis kesabaran sampai memukul gadis itu dengan gulingnya. Mukanya juga mulai memerah. "Lagian, ngapain juga lo jadi lebih akrab ama dia? Lo kan manager gue, bukan dia!"

"Andaru itu asik banget, tau. Terus lumayan banget kan kalau bisa masuk circle dia."

"Hati-hati, naksir."

"Kenapa? Cemburu ya?" Godanya lagi, Rani menaik-naikkan alisnya. Sumpah, menggoda Mila itu merupakan salah satu hobi favoritnya, jarang-jarang anak ini bisa kelihatan salah tingkah hanya karena laki-laki.

"Enak aja. Gue biasa aja kok sama dia..."

"Yakin?"

"Iya lah."

"Padahal kata netizen, mendingan dia kemana loh daripada Davin."

"Bukan karen gue gak bisa move on. Yakali gue belum move on?"

"Terus apa? Kak Dru baik banget gitu sama lo. Dia ngebantuin lo dalam banyak hal. Lo sendiri yang bilang kalau dapat peran di Benang Merah karena nepotisme lewat dia," balas Rani menjabarkan. "Mana tiap kali gue sebut nama dia, lo juga langsung salting."

"Dia juga gak naksir gue, kali. Dia cuma penasaran, udah pernah gue bilang, kan?" tanya Mila, yakin ini bukan kali pertama mereka membahasnya. "Dia cuma mau tidur sama gue, kok. Dan sampai sekarang belum gue kasih."

"..."

"Makanya kelihatan kayak ngejar-ngejar," cerita Mila pelan. Dia kemudian mengingat-ingat. "Gak paham kenapa gue belum bisa melakukannya sama dia, padahal gue pernah melakukannya sama Davin. Gue gak sesuci itu juga."

"Okay, jadi ini self defense mechanism lo biar gak patah hati dengan mudah?"

"Mungkin. Yang jelas, gue gak mau suka sama cowok kayak gitu, toh semua orang juga tau kalau dia player. Niatnya juga kebaca kalau mau main-main."

Love For Rent (Antagonist Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang