25.2

16.4K 2.5K 301
                                    

Guys. makasih yang kemarin udah vote komen ya.. pls jangan kapok rajin2 biar update rutin wkwkkw.

***

Kondisi kamar Mila pagi ini terlihat lebih parah dari kapal pecah. Tenang saja, bukan karena ulah Andaru. Pria itu sudah pulang sekitar 2 jam yang lalu, katanya dia akan menjemput Mila pukul 8, dan pada saat itu, Mila harus selesai packing dan semacamnya. Sayangnya, kini sudah pukul 8 kurang sepuluh, jangankan selesai packing, Mila saja masih pakai bathrobe, dia benar-benar tidak tahu harus membawa baju apa. Rani yang pulang pagi-pagi untuk membantunya juga nampaknya mau menyerah karena apapun yang dia pilih, dibalas gelengan penolakan oleh Mila.

"Mentang-mentang mau bertemu calon mertua, lo jadi ribet banget anjir!"

"Calon mertua apanya? Gue cuma mau pakai pakaian sopan biar gak dijudge, tau," ucap Mila membela diri.

"Siapa suruh lo kalau beli baju demennya yang kekurangan bahan? Jadi pusing sendiri kan lo. Lagian, mau ke Bali ini, santai aja lah."

Mila menggeleng, "Nggak bisa!" ujar gadis itu ngotot. "Kemaren keluarga Andaru kurang welcome sama gue, kayaknya gara-gara baju gue."

Rani menghembuskan napas beratnya. "Yaudah, lo bawa gamis gue aja tuh sekalian! Mau tertutup, kan?"

"Ran, gue serius ya!"

Perdebatan itu belum selesai, tapi bel apartemen mereka sudah lebih dulu berbunyi. "Tuh, Ayang lo udah dateng!"

Mila makin panik. Dia bahkan meremas-remas tangannya sendiri. "Apa gue pura-pura sakit aja ya biar gak jadi pergi?"

"Heh yang bener aja?"

Kedua tangan Mila memegang lengan Rani, memberikan raut memelasnya. "Please, lo bilangin dia kalau gue gak enak badan, ya?" Mohon Mila. "Dan please... Jangan suruh dia masuk ke kamar... JANGAN!"

"Ogah," balas Rani malas-malasan. Gadis itu keluar dari kamar Mila untuk membukakan pintu depan, sementara Mila mondar-mandir beberapa langkah karena lantai kamarnya dipenuhi dengan gaun-gaunnya yang tidak jadi dia bawa. Baru saja dia sadar untuk mengunci pintu, pintu tersebut sudah lebih dulu terbuka dan memunculkan wajah Andaru. Tentunya pria itu tidak bisa santai mendapati kondisi Mila yang jauh dari perkiraannya.

"Belum kelar packing?"

"Maaf..." cicitnya. "Kayaknya aku gak jadi ikut."

"Mila gak tau mau bawa baju apa," sambung Rani menjelaskan masalah terbesar gadis itu.

"Yaelah." Dru berkomentar tidak habis pikir. "Entar beli aja di sana. Tinggal bawa badan."

Mila menggeleng. "Mending gak ikut, aku gak siap."

"Nggak siap gimana? Lo udah janji ya buat ikut."

"Aku ngga janji."

Pria tinggi yang berdiri di pintu itu mendengkus, menatap Mila dengan satu alisnya yang terangkat. "Armila, are you serious?!"

Mila menggigit bagian dalam bibirnya, dia tidak suka melihat Andaru marah dan kecewa, apalagi karenanya.

"Oke 10 menit, aku bakal siap dalam 10 menit."

"5 menit," ralat Andaru.

"Gak mungkin lah cuma 5 menit!"

"5 menit," tekannya. "Kelar gak kelar, gue bakal buka lagi nih pintu!"

***

Setelah banyaknya drama yang Mila buat-buat sendiri, dia tiba juga di Four Seasons Resort bersama Andaru. Gadis itu menggunakan strapless dress warna hitam, tidak seperti ekspektasinya di mana dia mau mengenakan gaun yang lumayan tertutup. Makanya dia agak kurang percaya diri. Di lehernya terdapat kalung dengan manik berlian yang diharuskan Andaru untuk dia pakai.

Love For Rent (Antagonist Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang