Bab 12: Punya Agha katanya

44 19 22
                                    

🍒🍓

"Perihal kebahagiaan dan harapan memang bisa kita rencanakan. Namun dengan tangan Tuhan lah itu terjadi. Semoga kita bisa bersama, kapanpun itu."

_A.L

‧₊˚ ☁️⋅♡𓂃 ࣪ ִֶָ☾.

Hari ini adalah akhir pekan. Sebelum memasuki minggu minggu penuh cobaan, yakni ujian yang akan dilaksanakan senin nanti. Tentunya semua orang harus menyegarkan pikiran mereka bukan?

Lyn masih asik memakan buah mangga sambil memainkan boneka bebek kesayangannya diatas ranjang. Dengan hanya mengenakan pakaian tidur pendek dengan rambut yang di cepol keatas membuat gadis itu tampak sangat menggemaskan dengan tubuh indahnya. Indah dan cantik adalah sesuatu yang relatif dimiliki oleh sebagian orang. Bukan hanya dilihat dari warna kulit dan berat badan sana, namun dari keunikan dan karakteristik orang tersebut.

"Hm, nonton apa yah." Lyn mengotak atik tablet miliknya untuk terus mencari sesuatu yang ia ia tonton.

Jangan tanya dimana kedua orangtuanya, karena mereka juga anak kesayangan, yakni Vlora tengah berlibur diluar sana. Membuat Lyn mulai berdamai dengan takdirnya sendiri, yaitu membiasakan semua yang terjadi didunia ini. Baik dalam lingkup keluarga, pertemanan, maupun percintaan. Meskipun begitu ia sangat beruntung karena masih ada Agha yang selalu membuat dirinya bahagia dengan hal hal nyeleneh nya.

Contohnya sekarang, lelaki itu tengah meneriaki namanya dari bawah sana. Membuat Lyn beranjak penasaran dengan berjalan cepat kearah balkon. Matanya membulat sempurna, dengan mulut yang menganga lebar. Ia sangat terkejut dengan Agha yang datang dengan membawa sebuah balon yang mana didalam balon itu terdapat boneka bebek yang lucu. Tidak, tidak, bukan itu yang membuatnya terkejut, namun penampilan lelaki itu yang sangat membuat perutnya geli.

Bagaimana tidak, saat ini Agha tengah mengenakan kostum bebek bulat yang membuatnya sangat kesusahan saat berjalan. Jadi, Agha hanya berjalan kecil demi menghampiri kekasihnya didalam sana.

"Udah ketawa nya sayang, yuk turun," seru Agha dari bawah sana. Dari celah transparan pada mulut bebek itu Lyn dapat melihat jelas wajah cemberut Agha. Lalu dengan cepat mengganti pakaiannya dan berlari kearah luar.

"Ada apa sih, Gha, tumben banget make beginian," ucap Lyn mendekati lelaki itu

"Buat kamu bahagia lah apa lagi, hm, suka kan?"

"Suka, lucu, terimakasih."

"Sama-sama, tau gak kenapa aku kayak gini?"

"Tidak, kenapa?"

"Karena sekarang kebahagiaan kamu adalah hal yang harus aku perjuangkan setiap waktunya, dan aku menyukai itu."

"Terimakasih, aku beruntung banget punya Agha!" Lyn memeluk lelaki itu dengan erat seolah tak ingin melepasnya apapun yang terjadi. Dengan hangat Agha kembali membalas pelukan itu, meskipun dengan kesusahan sedikit karena lengannya yang lumayan berisi karena kostum itu.

"Udah ih, panas, tuh sampe keringetan." Lyn menyadari bahwa keringat sudah bercucuran deras pada kening Agha.

"Iya iya." Agha kemudian melepas kostum itu dengan bantuan Lyn.

Tangan lembut milik Lyn terulur untuk mengelap sisa keringat yang masih mengucur deras pada dahi Agha dengan sedikit berjinjit.

"Cinta seindah ini, ya, Lyn," ucap Agha seraya memandang langit lepas di depan nya.

"Cinta sangat indah jika bersama orang yang tepat, dan beruntungnya itu bersamamu," balas Lyn dengan mengenggam tangan dingin sang kekasih.

"Terimakasih telah menjadi cinta terindah yang pernah hadir, dan menetap lah bersamaku, melewati kerasnya dunia dengan genggaman semangat kita bersama." Agha membawa pandangannya pada wajah cantik gadis disebelahnya. Gadis masa kecil yang akan menjadi cinta terakhir, semoga.

"Tentu."

"Ah, sial, aku gak bisa jauh dari kamu walau semenit pun."

Mereka lalu berjalan bersama menuju halaman belakang rumah. Tidak terlalu luas, namun cukup segar karena di tumbuhi banyak pepohonan.

Agha mengeluarkan sesuatu dari kantong Hoodie nya. Dan ternyata itu adalah sebuah boneka bebek kecil berwarna kuning yang menggemaskan, "Buat kamu."

Dengan senang hati Lyn menerima boneka itu, lalu mendekapnya erat. "Terimakasih, Agha..., suka banget!"

Agha lalu tersenyum dan merapihkan poni milik Lyn. Ia senang melihat gadis itu senang, dan ia bahagia melihatnya bahagia. "Kalo aku sih, suka liat kamu seneng terus ketawa," ucapnya.

Lalu Agha meraih sebuah note kecil yang kebetulan ada di sana. Ia mengambil pulpen dari sakunya yang entah ia dapat dari mana. Tangannya yang kekar dengan jemari yang lentik mulai mencoretkan kertas itu dengan tinta.

Hingga tak lama kemudian ia menyodorkan hasil tulisannya dan tersenyum. "Ini."

Lyn meraih kertas itu, lalu sesaat setelah nya ia turut tersenyum, atau bisa di bilang gadis itu tertawa. "Nama siapa ini, Gha?" tanyanya dengan kekehan kecil.

"Nama anak kita, suatu saat nanti," jawab Agha dengan lembut. Lelaki itu menaikan kedua alisnya bergantian dengan senyuman yang tak pernah ia pudarkan.

Lyn menanggapi dengan sebuah binaran. Ia menatap lekat kertas di tangannya.

"Nanti kalo kita nikah, kita namain anak kita ini."

"Aku suka," ucap Lyn.

"Syukurlah kalo kamu suka."

Lyn merebahkan tubuhnya di paha milik Agha. Ia menatap wajah tampan itu dari bawah. Sama seperti biasanya, Agha selalu tampan. Lesung pipi yang lelaki itu punya sangat menarik banyak perhatian perempuan. Dan ia beruntung karena hanya ia lah yang bisa menikmati itu semuanya.

"Kalo kita enggak nikah, gimana?" Entah dari mana pikiran itu berasal. Terucap begitu saja dari mulut Lyn.

Agha berpikir sesaat, lalu memandang wajah cantik yang berada di bawahnya. "Kalo kita enggak nikah, ya?" Agha bergumam pelan dengan tangan yang memegang dagunya. "Aku obrak abrik pernikahan kamu."

"Kok gitu?" Lyn menatap dengan tulus. Ia hanya ingin tau seberapa jauh Agha mencintai nya selama ini.

"Enggak kok, aku bercanda kali..., kalo kamu enggak nikah sama aku ya, aku ikhlas." Agha merapikan rambut gadisnya yang tersapu angin. Lalu tatapan manik mata mereka bertemu.

"Kalo gitu harus Agha yang nikahin aku."

"Selagi aku bisa bakal aku perjuangin."

"Kita harus sama-sama berjuang, Gha, bukan kamu doang."

Agha mengangkat kepala Lyn dan mengecupnya pelan. "Iya, cantik."

Jangan tanya bagaimana kondisi jantung Lyn saat ini. Karena yang pasti sudah berpindah tempat saking berdebarnya.

Lyn memalingkan wajahnya ke sembarang arah, guna menutupi wajahnya yang sudah ia pastika memerah. Meskipun demikian ia merasa senang.

"Lyn cuma punya Agha," kata Agha menarik pelan dagu gadis itu.

"Dan Agha selamanya punya Lyn!" sahut Lyn tak ingin kalah.

Lalu keduanya larut di dalam dunia mereka sendiri. Dunia yang penuh kebahagiaan, yang mereka ciptakan sendiri. Hanya ada mereka juga di dalamnya, yang menjadi peran utamanya.

Semoga, kita berharap itu.

‧₊˚ ⋅  𓐐 𝓼𝓬𝓻𝓸𝓵𝓵 𝓽𝓸 𝓷𝓮𝔁𝓽 𓎩 ‧₊˚ ⋅


Jangan lupa mampir ke akun Tiktok aku, ya...
Karena di sana kadang aku kasih spoiler. Selamat beristirahat!♥️

Tiktok; wp.zzyanaa

AGHARENZA [ On Going! ]Where stories live. Discover now