Bab 14: Dibandingkan dan perbandingan

41 16 37
                                    

🍒🍓

"Mau berjuang sebagaimana pun gak akan cukup buat mereka puas. Nyatanya yang mereka pikirkan hanyalah ego semata!"

_Lynn

‧₊˚ ☁️⋅♡𓂃 ࣪ ִֶָ☾.

Susu kotak dengan sebuah note kecil berhasil mencuri perhatiannya. Lyn membawa tangannya untuk meraih susu itu dan membukanya. Di note berukuran kecil itu hanya cukup menampung beberapa kata saja. Matanya mulai membaca dengan seksama setiap kata yang tertera disana.

Untuk Lyn, putri bapak Handoko yang paling ku cintai. Ah bukan mencintai bapakmu, tapi kamu.

Selamat pagi, cantik, semoga hari ini diberkahi kebahagiaan. Kalo enggak, aku bisa bawa kebahagiaan itu buat kamu.

Dari pangeran untuk tuan
Putrinya.


Usai membaca itu ribuan kupu-kupu bertebaran di seluruh ruang pada hatinya. Bahkan terpancar keluar melalui senyuman indah. Sangat indah.

Drtt drttt

Sebuah panggilan tiba-tiba mengalihkan pandangannya. Dengan gesit ia meraih ponsel pada nakas dan melihat nama yang tertera di layar ponsel berwarna biru laut itu.

"Halo?" tanya Lyn usai menerima panggilan itu.

"Bisa bicara dengan Lyn?" jawab lelaki di seberang sana.

"Iya, ini aku."

"Bagaimana? Udah terima pemberian dari aku kan?"

"Hmm."

"Suka?"

"Suka!"

"Alhamdulilah kalo gitu."

"Udah makan?" Agha bertanya kembali.

"Belum, kata bunda nanti aku makan."

"Aku udah pesen makanan, diabisin yaa."

"Eh, kok nggak bilang dulu?"

"Buat apa? Bukannya kalo mau kasih sesuatu ke perempuan prinsipnya memberi tanpa bertanya?"

"Iya, tapikan kar—"

"Karena kalo ditawarin pasti nolak. Padahal dia mau. Dasar betina," potong lelaki itu dengan cepat, lalu terdengar kekehan di seberang sana.

"Ah, ya udah, makasih ya."

Sambungan telepon itu terputus begitu saja. Agha bilang bahwa ia ada urusan. Entah, urusan apa yang lelaki itu maksud.

Hari ini adalah hari sabtu. Dan karena sekolah mereka termasuk sekolah yang belajarnya full time maka di hari sabtu dan minggu mereka libur.

Lyn merasa ada suara bel samar samar. Ia langsung meraih cardigan putih untuk menutupi bagian tubuhnya. Sebelumnya, gadis itu tengah memakai pakaian croptop dengan jeans cargo. Sebenarnya tidak apa, hanya saja ia merasa insecure jika ada orang lain yang melihatnya, termasuk keluarganya. Maka dari itu ia hanya berani memakai pakaian terbuka saat di dalam kamar.

AGHARENZA [ On Going! ]Where stories live. Discover now