Chapter 35 END 🕊

307 8 0
                                    

"Rendra, kamu boleh pulang. Kamu gak harus selalu ada di sini. Saya bisa sendiri," ucap Khaylila saat mereka hanya berdua.

"Kamu mengusir saya, Khaylila?" canda Rendra.

"Kamu juga perlu menjalani kehidupan kamu, Rendra. Pacar kamu pasti juga rindu sama kamu."

"Saya sering ketemu dia di sini. Tempat ini lebih aman dari tempat manapun."

Khaylila tersenyum pahit mendengarnya. Dia adalah satu-satunya saksi betapa Rendra mencintai kekasihnya. Selama dia dirawat, pacar Rendra sering mengirimkan makanan ataupun akan datang langsung untuk memastikan Rendra menjaga kesehatannya sendiri.

Hati Khaylila sakit melihatnya, tapi dia tidak bisa mengatakan apapun. Khaylila sudah berjanji untuk membuat keduanya bahagia bersama.

Flashback On

Pacar Rendra memberikan senyuman lembut pada Khaylila. Orang itu datang dengan membawa makanan yang dimasaknya sendiri untuk Rendra. Beberapa vitamin, buah dan jus juga tak luput dari barang bawaannya.

"Gimana hari ini, Khay?" tanya pacar Rendra setelah meletakkan barang-barangnya di atas meja.

"Masih sama. Sepertinya saya harus menjadi penghuni di sini untuk waktu yang lama. Maaf, ya," jawab Khaylila.

"Kenapa minta maaf?"

"Saya membuat kamu dan Rendra repot."

"Hei, kenapa bicara begitu, Khaylila? Siapa yang merasa direpotkan oleh kamu? Iya kan, Babe?" ucap Rendra.

"Benar, Khay. Kami tulus menjaga kamu sampai kamu sembuh. Aku udah pernah bilang kan kalo kita bertiga ini sepaket? Kita gak bisa dipisahkan," tambah pacar Rendra.

Khaylila tersenyum menatap kedua orang di depannya itu. Tidak ada kebohongan sama sekali di mata mereka. Khaylila beruntung memiliki mereka di hidupnya yang kacau ini.

Tok Tok Tok

Terdengar suara ketukan pintu dan kemudian seorang perawat masuk. Perawat itu menghampiri Rendra yang sudah dikenalnya sebagai suami pasien.

"Maaf, Pak. Ini obat yang harus diambil di apotek yang ada di bawah. Ibu Khaylila harus meminum obat ini nanti malam, Pak," ucap si perawat.

Rendra menerima resepnya dan menganggukkan kepala. "Baiklah, saya ambil sekarang. Terima kasih."

Perawat itu keluar dari ruangan Khaylila diikuti oleh Rendra. Suasana kamar menjadi sepi karena tinggal Khaylila dan pacar Rendra di sana.

Khaylila memanggil nama pacar Rendra dengan suaranya yang masih terdengar lemah. Orang itu memandang Khaylila dengan senyumnya.

"Kenapa? Kamu butuh sesuatu?"

Khaylila menganggukkan kepalanya. "Saya mau minta tolong sama kamu."

"Apa, Khay? Bilang aja."

"Setelah pindah nanti, tolong jaga Rendra, ya. Kamu adalah satu-satunya orang yang paling dicintai oleh Rendra. Berjanjilah untuk selalu ada untuknya. Jangan sering-sering bertengkar. Kadang saya takut melihat bagaimana kerasnya suara kalian saat berdebat meski setelah itu langsung berdamai. Saya ingin lihat kalian yang akur dan saling bergantung satu sama lain," ucap Khaylila.

Pacar Rendra menggenggam tangan Khaylila. "Kenapa kamu ngomong seolah-olah kamu akan pergi, Khay? Kamu gak akan kemana-mana. Kamu akan selalu ada dimana kami berada. Kalau kami bertengkar, kamulah orang yang harus menjadi penengahnya, membuat kami kembali damai. Kamu adalah bagian dari keluarga ini, Khay."

EleftheriaWhere stories live. Discover now