10. Keceplosan

45 35 5
                                    

Wajah Enzo terlihat sedang bahagia sekali pagi ini. Hal itu membuat teman-temannya bertanya-tanya. Adapun Geno yang melayangkan tatapan ngeri.

"Etdah, setan mana lagi yang nyapa lo?" tanya geno dengan nada julidnya. Enzo sontak merubah ekspresi wajahnya. Memang Geno ini perusak suasana kebahagiaan orang.

"Diem lo. Gue lagi nggak mau omong sama manusia setengah iblis kayak lo," ujar Enzo. Lelaki itu menaruh tasnya di bangkunya lalu duduk di ujung mejanya.

"Kayak cewek banget lo, Zo. Mood nya gampang berubah," cetus Geno lagi.

Enzo bukannya merespon ucapan Geno melainkan mengajak Verzan yang duduk di sebelahnya untuk bersalaman. Cowok itu kembali tersenyum senang menatap Verzan.

"Hah? Lo kenapa sih Zo?" tanya Verzan bingung.

"Ck, gue mau berterimakasih karena lo udah bantu gue kemarin," ucap Enzo membuat Verzan mengerti.

"Emang ada apa? Kenapa? Lo berdua ada rencana ngapain?" cerocos Renzo penasaran.

"Ah, ada lah. Kepo bener lo." Renzo tampak menghembuskan nafasnya jengkel.

Sedangkan Verzan kini tengah menggaruk rambutnya yang tak gatal. Sebenarnya ia bingung ingin membicarakan ini pada Enzo perihal Narin semalam.

"Aduh, Zo. Kayaknya gue harus omong sama lo deh," ucap Verzan dengan nada yang kurang enak. Enzo menatap Verzan dengan tatapan bertanya-tanya.

"Kenapa?"

"Narin semalem salah paham. Dia pikir lo mau nganter dia dan beliin dia apapun itu karena suruhan gue. Jadi, dia sampai tadi masih ngambek sama gue," jelas Verzan berharap Enzo tak akan marah padanya.

Mata Enzo terpejam sekejap sebelum akhirnya terbuka kembali. Baru juga akan mulai pendekatan, mengapa rencananya nyaris gagal di awal?

"Lo bilang apa ke dia?" tanya Enzo menahan kekesalannya.

Renzo yang mendengarnya tampak shock dan tak menyangka. Jadi selama ini Enzo, teman baiknya menikung dirinya? Bahkan disaat dirinya belum berhasil memiliki Narin. Ah, sakit sekali rasanya.

"Jadi lo suka sama Narin Zo?" tanya Renzo dengan wajah kecewanya. Lelaki yang namanya disebut pun menoleh.

"Emangnya kalau Enzo suka sama Narin apa masalah lo?" tanya Verzan nyolot.

"Mulai," dengus Farza seraya melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Lo tau sendiri gue suka sama Narin. Kenapa malah lo kasih izin Enzo buat deketin Narin sedangkan gue nggak?" protes Renzo.

Sebenarnya Verzan tidak menyetujui Renzo mendekati Adiknya karena dia tau kalau temannya ini laki-laki playboy. Meskipun Renzo dikenal menyukai Narin, tetapi dirinya memiliki pacar bahkan lebih dari satu. 'Katanya sih' sembari menunggu Verzan memberi restu makanya dia cari pacar buat isi waktu luangnya.

"Alah, urusin aja belasan pacar lo itu! Untung nama lo nggak jelek di mata Clover karena lo punya pacar banyak," kata Verzan yang mampu membuat Renzo diam.

"Nggak asik lo ah. Tau deh, gue ngambek sama lo!" Renzo pergi meninggalkan ketiga temannya di dalam kelas. Biarkanlah, nanti juga lelaki itu kembali lagi saat mood nya membaik. Begitulah pikir Verzan.

"Emang agak nggak jelas itu anak," celetuk Geno memandangi punggung Renzo yang kian menjauh.

"Jadi lo bilang apa sama Narin?" desak Enzo menghiraukan kepergian temannya.

Mendengar cerita dari Verzan, akhirnya Enzo memutuskan untuk kembali menjemput gadis yang baru saja akan ia dekati. Ia harus menjelaskan bahwa dirinya membelikan semuanya pure karena keinginannya sendiri.

MALVENZOWhere stories live. Discover now