"Part : "11"🧹Save Hermione🔮

30 15 0
                                    

Harry lalu menyeret Ron dan (Name) menuju lorong yang gelap. Tempat ini sudah sangat sepi mengingat semua anak-anak telah diminta memasuki asrama dengan aman. Bahaya troll masih mengincar tempat ini, namun tidak dengan sifat sang MC utama yang tetap menerjang area berbahaya meskipun sudah diberitahu sungguh kepala batu.

"Kau tahu kita sedang bermain dengan nyawa saat ini," kata Ron dengan kesal, namun hanya bisa pasrah ditarik oleh sang MC kita Harry Potter.

"Sayangnya kita tidak punya pilihan untuk melawan," kata (Name) dengan sekedarnya. Dia baru sadar jika Harry sang MC utama itu masih terus menarik tangannya dari tadi, namun dia tidak mempermasalahkan hal itu dan mengikuti alur menuju kamar mandi perempuan yang dituju.

"Kita harus segera menemukan dia sebelum troll itu," kata Harry dengan cepat, sebelum mereka melewati anak tangga bergerak menuju lantai tiga, sebuah kamar mandi wanita yang cukup dekat dengan ruang perpustakaan. Area itu juga cukup dekat dengan lorong tempat bahaya yang disampaikan oleh sang Profesor tadi.

"Terlambat," Bisik (Name).

Di saat mereka menyusuri lorong, sebuah suara terdengar pelan dari ujung lorong. Sosok bayangan troll dengan tinggi besar terlihat berjalan menuju kamar mandi.

"Aku bisa mencium bau belerang yang sangat tidak nyaman darinya," kata Ron, sebelum mulutnya ditutup refleks oleh (Name).

"Kita harus bergegas," ucap Harry Potter dengan perlahan, mengikuti makhluk besar itu dari belakang hingga mereka sampai di area kamar mandi yang masih terdengar suara seorang yang sedang menangis. Entah kenapa, (Name) hanya menelan nafas bersyukur. Syukurlah gadis itu masih hidup.

Awalnya tidak ada suara aneh dari kamar mandi. Setelah ketiganya mengikuti troll itu masuk ke sana, tapi tiba-tiba terdengar sebuah teriakan yang keras, bersamaan dengan bunyi hantaman dan debu yang keluar dari ujung kamar mandi. Hal ini membuat ketiga anak itu langsung masuk ke dalam kamar mandi dan melihat kekacauan yang terjadi di sana. Beberapa palang pembatas kamar mandi hancur akibat serangan troll yang terlihat berteriak ketakutan dan berusaha menyelamatkan diri sembari merangkak keluar dari bilik pembatas.

"Hermione, keluar dari sana!" ucap Harry lalu berteriak bersamaan dengan Ron. Harry lalu melempar serpihan bilik kayu pembatas yang ada di lantai untuk membuat pandangan troll teralihkan pada sosok ketiganya.

Plak!!

Salah satu serpihan yang dilempar Harry berhasil mengenai batok kepala orc itu, membuat pandangan orc fokus pada Harry, Ron dan (Name) menghilang dari pandangan.

Kedua anak itu tidak menyadari bagaimana lenyapnya kehadiran gadis kecil di samping mereka. (Name) diam-diam merangkak perlahan melewati kaki mereka tanpa diketahui, menuju Hermione yang meringkuk ketakutan di balik toilet yang sudah hancur. Setelah memastikan Hermione tidak terluka, gadis kecil itu perlahan-lahan menarik tangan anak itu dan membawanya keluar dari kamar puing pembatas bilik. Namun, setelah sampai orc sekitar wastafel, keluar bilik sang orang itu kembali untuk menatap mereka berdua dan refleks mengayunkan gada besarnya ke arah keduanya.

Melihat kondisi itu, (Name) lalu dengan cepat mendorong dengan kuat Hermione kearah belakang menghindari pukulan Gada dan menjaga kepala gadis itu agar tidak menghantam ubin dengan tangannya. Sementara itu, Gada milik orc yang dipukul itu berhasil menghancurkan salah satu wastafel dan membuat Hermione berteriak keras Dipelukan (Name).

(Name) menghela nafas tanpa punya pilihan lain. Suasananya benar-benar sangat membahayakan. Bagaimana bisa pukulan raksasa bisa menghancurkan sebuah wastafel batu dengan sekali serangan? Jika senjatanya mengenai kepala atau tubuh manusia, pasti akan hancur dalam sekali hantam.

"Tolong lakukan sesuatu!" teriak Hermione dengan ketakutan, sambil memeluk (Name) . Gadis itu gemetaran dan tidak tahu harus melakukan apa. Sementara itu, (Name) menyembunyikan kekuatan di balik tangannya, ia berpikir keras siap untuk merapalkan mantra miliknya jika waktu itu tiba. Meskipun kemungkinan itu bisa membuat semua orang mengetahui rahasianya, tapi itu adalah pilihan terburuk yang bisa dia lakukan. Setidaknya dalam situasi ini, dia berpikir jika bantuan tidak datang, dia bisa menyelamatkan teman-temannya.

Gadis Pengelana Buku (Kamu dan Harry Potter) Where stories live. Discover now