III. Lorenzo Berkshire

690 46 47
                                    


❝ the way he looks at her.. as if her smile is the only thing that could possibly matter ❞
───────────────────────────

Florence Forrester bersungut-sungut lantaran tugas ramuannya tak kunjung selesai. Kurang satu lembar perkamen lagi, ia harus kembali mencatat materi. Dengan cekatan ia fokus mencatat, mengabaikan suara berisik dari murid-murid Slytherin yang juga berada di ruang rekreasi.

Ketika sedang fokus, Florence mendengus saat Enzo mengecupi pipinya berkali-kali dari samping kanan, pria itu benar-benar fokus dengan kegiatannya, mengabaikan Florence yang kehilangan fokusnya.

"Sayang," tegur Florence memukul bahu lebar Enzo pelan. Enzo tak mendengarkan Florence, masih mengecupi pipi berisi Florence hingga memerah.

"Grrr," Florence meletakkan penanya, mendorong bahu Enzo hingga mundur, tatapan galak langsung Enzo dapatkan setelah berhenti mengecupi pipi Florence.

Florence menyandarkan kepalanya di dada Enzo, menutup mata, berusaha merilekskan otaknya yang penuh akan materi. Enzo menatap wajah Florence dari jarak dekat, karena gemas, Enzo mendekap tubuh kecil Florence erat, ia menggesekkan rambutnya di wajah Florence.

"Anak kecil," ejek Enzo terkekeh gemas. Tangannya menepuk-nepuk pipi Florence pelan.

Enzo melepaskan pelukan keduanya, lalu ia berdiri dan menarik tangan Florence. Florence mengerutkan keningnya kebingungan, lalu saat paham, ia mengangguk dan berjalan berdampingan bersama Enzo menuju Great Hall.

Florence kembali menyandarkan kepalanya di bahu Enzo setelah duduk di meja Slytherin, ia malas untuk makan, benaknya terus terisi materi-materi yang harus ia catat, ia tak akan fokus jika tugasnya belum selesai. Bad habits.

"Aku akan membantumu nanti." ujar Enzo yang paham akan kegundahan Florence. Ia mulai meraih beberapa makanan, "Sebentar, sayang." Enzo menarik pelan kepala Florence yang bersandar di bahunya, membuat Florence mengernyit tak suka.

"Kau tak menyayangiku lagi?!"

Enzo mengecup hidung Florence sekilas, tangannya mulai bergerak untuk menyuapi Florence. Sesekali terkekeh mendengar gerutuan Florence, kekasihnya ini cerewet sekali.

Florence mengunyah makanan sembari tangan kanan miliknya berada di paha Enzo, ia melotot galak saat Enzo ingin kembali menyuapi dirinya. Mulutnya masih penuh makanan, Enzo akan membuatnya muntah konyol di Great Hall jika benar-benar menyuapi saat mulutnya masih penuh.

"Apple or Apple?"

"Jangan bodoh, Enzo. I'll kill you,"

"Mulutnya." tegur Enzo menepuk bibir Florence pelan.

"Enzoo, apa rencanamu setelah lulus?" Florence menopang dagunya, menunggu jawaban Enzo dengan tatapan begitu serius. Lebih tepatnya, berusaha terlihat serius.

Enzo terkekeh setelah menghabiskan makanannya, ia balas menatap kekasihnya, tatapannya semakin melembut, "Menikah, I guess,"

"Denganku." sahut Florence mutlak. Enzo kembali terkekeh, pria itu mengecup sekilas pipi Florence.

"Iyaa, sayang."

Enzo menggenggam erat tangan Florence, gadis itu masih saja berceloteh, mengutuk para wanita yang menatap Enzo dengan tatapan ingin memakan, katanya.

"Aku ingin mengutuk mereka menjadi sapi!" seru Florence mendengus kesal, tatapannya galak, yang justru malah terlihat menggemaskan.

"Ughh," gumam gadis itu saat tubuhnya di tabrak oleh tubuh pria yang lebih besar darinya. Enzo menatap pria itu tajam, lalu saat ia menatap Florence, tatapannya kembali melembut.

ㅤㅤㅤ Inamorata ; SlytherinㅤboyㅤoneshotWhere stories live. Discover now