07

89 64 3
                                    

"Kebahagiaan tanpa adanya rintangan itu mustahil"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kebahagiaan tanpa adanya rintangan itu mustahil"

-Alexandra Rezians Erlangga-


***

Alex duduk disamping jendela kamarnya, membuka jendela lebar-lebar sehingga menampakkan bulan purnama serta bintang- bintang yang sangat indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alex duduk disamping jendela kamarnya, membuka jendela lebar-lebar sehingga menampakkan bulan purnama serta bintang- bintang yang sangat indah. Ditambah lagi dengan lagu yang ia putar, menambahkan suasana sedih dan juga sepi.

Ia kemudian mengambil foto keluarganya yang utuh, dimana dalam foto itu terdapat papah, mamah, kakak, dan dirinya.

Foto itu memperlihatkan senyuman yang sangat amat berharga, dimana senyuman di dirinya itu mengartikan kebahagiaan, bukan seperti sekarang yang berarti kebohongan dan penderitaan.

"Mah, Alex kangen sama mamah, yang tenang ya mah disana. Do'ain Alex supaya papah menerima Alex kembali" kata Alex sambil mengusap foto mamahnya.

"Mamah pasti bangga kan punya anak seperti Alex?... Yang tak pernah lelah dan berjuang untuk mendapatkan kasih sayang dari keluarganya, Alex pasti bisa merebut kembali kebahagiaan yang dulu sempat hilang" ucapnya dengan lirih.

Menjadi Alex memang butuh mental yang kuat, menjalani setiap hari-harinya dengan senyuman palsu.

Tetapi jika bukan karna candaan dari anggota club nya itu, mungkin ia tidak akan merasakan kebahagiaan yang sempat hilang darinya. Bagi Alex mereka adalah keluarga keduanya.

Ia kemudian meletakkan kembali foto itu diatas meja, dan setelah itu menatap indahnya bintang-bintang diatas sana.

"Ibarat bintang di langit dan kamu yang hanya menikmati keindahannya dari bawah, berangan angan bisa menggapainya, tetapi tidak mau berjuang sembari hanya berdiam diri tanpa adanya usaha. Begitu pula dengan kebahagiaan, kebahagiaan tanpa adanya rintangan itu mustahil"

Begitulah kata-kata yang keluar dari mulut Alex. Kebahagiaan menanti kita di ujung sana, dan kita harus sampai dititik itu. Seseorang pernah berkata jika kebahagiaan itu butuh diperjuangkan dan dikemas dengan air mata sebelum tawa.

***

Keesokan harinya, meysa terkejut melihat Qinanty yang kini berada di depan rumahnya. Ia heran mengapa Qinanty berada dirumahnya seepagi ini, ia segera turun untuk membukakan pintu.

"Pagi sa" kata Qinan, menunjukkan ekspresi yang sangat ceria.

"Pagi, masuk gih" ia kemudian menyuruh Qinan untuk duduk di ruang tamu.

"Kenapa lo, ada apakah gerangan? Pagi-pagi banget udah ada dirumah gue" Tanya meysa.

Belum sempat ia menjawab tiba-tiba Nirmala yang sedang menuruni anak tangga berkata "eh ada tamu yah".

Kemudian Qinan berdiri menghampiri Nirmala dan mencium punggung tanganya.

"hehehe... Iya tante, aku temenya Meysa di sekolah" kata Qinan.

"Nama kamu siapa ?" tanya Nirmala.

"Qinanty tante" jawabnya.

Meskipun kelakuan Qinan sangat bar-bar, tapi ia bisa memposisikan sikapnya menjadi sangat sopan terhadap orang yang lebih tua darinya.

"Ya sudah, kalian lanjut ngobrol aja, tante mau ke dapur" ucap Nirmala dengan senyuman yang hangat.

"Emm yah tan, silahkan" jawab Qinan seraya membalas senyuman dari Nirmala.

Setelah Qinan menyapa bundanya meysa, Qinan akhirnya kembali duduk di sebelah meysa.

"Lo mau gue ambilin minuman apa?" tanya meysa.

"Eh nggak usah Sa, gue kesini niatnya mau jemput lo untuk ikut kumpul sama club kita" jelas Qinan.

"Lah mendadak banget"

"Lo pasti nggak baca di grup yah" kata Qinan.

"Ooo grup yang tadi malam itu, gue nggak buka sih"

"Pantes" jawab Qinan.

"Sarapan dulu eysa, kebetulan bi inah masak banyak pagi ini, ajak Qinanty sekalian" suara Nirmala dari arah dapur.

"Tuh, lo denger sendirikan?yok makan bareng. Setelah itu baru deh lo ajak gue pergi untuk kumpul bareng" Ajaknya yang diangguki oleh Qinan.

Kebetulan tadi ia tak sempat makan, karena gas dirumah abis, jadi ia memutuskan untuk makan diluar saja nantinya. Tapi ternyata malah ditawarin disini, ya udah srok aja lah.

Setelah perutnya sudah kenyang, Qinan meminta izin kepada Nirmala untuk mengajak meysa keluar. Setelah mendapat izin, Qinan menyalakan motornya dan pergi bersama meysa.

***

"Pegangan sa, gue mau ngebut" kata Qinan.

"Hah?"

Meysa sama sekali tidak mendengar apa yang di ucapkan Qinan.

"Gue mau ngebut, pegangan"

"Hah? Lo mau sewa baju badut buat apa"

Aelah anjir ni bocah, gue ngomong apa jawabnya apa -batin Qinanty-

***

Kini mereka berdua telah sampai
di tempat perkumpulanya. Meysa melongo tidak percaya jika di depannya ini adalah tempat berkumpulnya para club barunya itu.

"Lo ngapain bawa gue kesini? Jangan bilang gue ini juga anggota dari redistor gang!!"

"Santai napa sa, iya club kita namanya redistor, dan ini markas kita" jelas Qinan.

"What?! Gue mimpi gak sih? Wah parah, hoki banget gue masuk ke redistor gang ini"

ia masih tidak menyangka bisa menjadi bagian dari anggota Redistor gang yang sangat terkenal dimana mana, apalagi ketuanya ialah Alex. Ia baru tau sekarang karena qinan.

____________________________
Hii guys! Penasaran kan lanjutan dari part ini seperti apa? ☠️ vote sebanyak" nya yah, dan komen juga. sampai bertemu di part selanjutnya 😊

ALEXANDRA ❪𝕆ℕ 𝔾𝕆𝕀ℕ𝔾❫Where stories live. Discover now