04

102 75 0
                                    

Pilih kasih terhadap anak adalah racun yang merayap perlahan, menghancurkan harapan dan menciptakan bayangan yang mengikat mereka dalam ketidakadilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pilih kasih terhadap anak adalah racun yang merayap perlahan, menghancurkan harapan dan menciptakan bayangan yang mengikat mereka dalam ketidakadilan.

-AV-

***

Alex menuruni anak tangga dan menuju ke ruang makan untuk sarapan. Di sana terdapat Hendra dan kenzo yang sedang menikmati makanan di depannya.
Alex menuju meja makan dan ikut bergabung dgn mereka.

Baru saja ia ingin duduk Hendra mengatakan..

"mau ngapain kamu?"

Bisa-bisanya papahnya berbicara seperti itu didepanya,masih kurang jelaskah? Jika ini tempat untuk makan sudah pasti Alex juga akan makan disini.

Alex yang mengerti maksud dari papahnya pun hanya bisa menghela napas dalam - dalam. Ia seketika kehilangan nafsu makannya dan langsung bergegas pergi keluar lalu menyalakan motornya.

Hendra memang dari dulu tidak pernah berubah kepada Alex, ia tidak bisa bersikap adil pada kedua anaknya itu, ia lebih sayang kepada kenzo dibandingkan Alex.

***

Saat memasuki area sekolah, banyak mata yang tertuju pada gadis yang Alex bonceng di belakangnya, mereka semua memberikan tatapan tak suka kepada gadis itu.

"Gatel banget tuh orang"

"Kok Alex sama dia sih Anjir"

"Sok kecantikan"

"Wihhhh caperrr gaes"

Begitulah kira-kira ucapan cewek cewek sekolah saat melihat gadis itu dengan Alex.

mereka tidak suka jika Alex dekat dengan cewek lain, karna mereka menyukai Alex. Bukan apa, ketampanan Alex dan kecerdasannya membuat cewek cewek disekolah itu banyak yang mengaguminya dalam diam meskipun Alex sangat cuek terhadap mereka semua.

"Turun" ucap Alex dengan nada dingin

"tanpa lo suruh juga gue bakal turun" kata meysa.

Yah gadis yang Alex bonceng itu adalah meysa, mereka berdua berjalan menuju kearah yang sama yaitu kelas.

Saat di depan kelas meysa mendapat tatapan tajam dari Vera, Vera adalah orang yang dulunya sempat menjadi sahabat terdekat Alex sebelum Alex mengetahui sifat licik dan jahatnya seorang Vera, dan hubungan mereka sekarang adalah teman biasa tanpa ada kata sahabat lagi. Vera menyukai Alex, mencoba mendekati Alex dgn cara apapun, namun Alex tidak merespon sedikitpun.

"Bagus yah bagus" seraya bertepuk tangan didepan muka Meysa

"keren lohh, Anak baru udah deket sama pacar orang.Murah!" ia sekarang berbicara di telinga meysa.

Ucapan dari Vera terdengar oleh Alex, Alex menatap tajam Vera

"urusanya sama lo apa?! Jangan mencap jelek seseorang dengan seenaknya!"

Vera yang tak mau mengalah itu membalas perkataan Alex

"gue ini pacar lo lex, seharusnya lo bela gue bukan dia" dengan jari telunjuk diarahkan ke muka meysa.

Alex menepis tangan Vera dengan kasar "lo nggak usah ngaku-ngaku, dan jangan pernah ganggu dia, kalau lo sentuh dia sedikit saja, lo berurusan dengan gue!".

Alex mencoba meraih tangan meysa untuk masuk ke dalam kelas, namun meysa dengan cepat memutuskan genggaman alex

"gue bisa sendiri".

Tanpa mereka sadari, sejak dari tadi ada sepasang mata yang melihat dari arah jauh, meskipun jaraknya jauh orang itu tahu apa yang mereka bahas lantaran tatapan alex yang tajam.

ia tahu betul Alex jika sudah menatap tajam apalagi marah terhadap Vera, karna ia adalah sahabat Alex. Dia menhampiri Vera dan menatapnya dengan sinis

"jangan mencintai orang yang bahkan ngelirik lo aja udah ogah! Udah tau dia gak suka sama lo, masih aja lo kejar. pakek cara ngejatuhin orang lain lagi, cuihhh. Jadi disini yang murah itu lo atau dia?!" kata Nathan.

Ucapan Nathan berhasil membuat Vera kehabisan kata dan hanya bisa berdecak kesal.

***

Jam pertama kali ini adalah fisika, semuanya pada sibuk masing- masing, ada yang sibuk cari contekan karna tugas fisika kemaren, ada juga yang sibuk membaca WP nya dll.

Saat pak somat yang tak lain ialah guru yang mengajar fisika itu masuk ke dalam kelas keadaan kelas seketika menjadi hening, dan segera duduk di kursinya masing-masing.

"Pagi anak-anak" sapa pak somat kepada semua murid-muridnya.

"Pagi pak" balas semua yang ada dikelas dengan wajah yang amat tegang.

"pelajaran akan kita mulai, diharap untuk tidak rusuh dan mendengarkan pada saat pelajaran berlangsung".

"kumpulkan tugas yang saya berikan kemarin ke depan".

" baik pakk" ucap mereka serentak.

Meysa mengeluarkan bukunya dari dalam tas dan mengumpulkanya didepan, di susul dengan Alex, dan murid- murid lainya.

ALEXANDRA ❪𝕆ℕ 𝔾𝕆𝕀ℕ𝔾❫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang