Butuh 30 menit bagi Fighter untuk bisa sampai di rumahnya. Ah tidak, bangunan itu tidak pantas disebuh rumah, ‘Mansion' terdengar lebih cocok. Dua orang ‘maid’ yang berdiri didepan pintu menunduk ketika melihat tuan mereka datang. Salah satu dari mereka terlihat cukup tua, mungkin berumur sekitar 45 tahun.
Maid yang lebih muda berkata dengan nada sangat sopan. "Permisi Tuan Muda, biar saya bawakan tas nya ke kamar anda.”
Sementara maid itu pergi, maid yang satunya lagi mengekori Fighter yang kini berjalan menuju ruang tengah.
“Tuan Muda, apakah anda ingin makan sekarang?” Ucapnya sopan, itu adalah Bibi Sora—kepala maid di rumah Fighter.
Fighter melipat kemejanya sebatas siku, melonggarkan dasi, lalu merebahkan tubuhnya diatas sofa dekat televisi lalu memejamkan matanya perlahan. "Aku belum lapar. Nanti saja."
"Baik Tuan Muda, jika Tuan Muda butuh sesuatu panggil saja bibi.”
"Hmm."
“Ohya Tuan Muda, tadi Tuan Besar menelfon, katanya Tuan akan lembur dan kemungkinan akan pulang jam 10 malam.”
Tuan Muda itu perlahan membuka kelopak matanya lalu mengubah posisinya menjadi duduk. “Baiklah. Kalau begitu nanti aku dan pak Iqbal yang akan menjemput Mommy.”
Ingat saat tadi pagi Daddy dan Mommy nya Fighter mengantarnya ke Independent University? Mereka berangkat satu mobil, dan keduanya (Daddy dan Mommy nya Fighter) biasanya pulang bersama pada jam 20.00 PM. Lalu bibi Sora baru saja mengatakan bahwa 'Tuan Besar' akan pulang jam 10 malam itu artinya harus ada yang menjemput Mommy nya Fighter.
“Mmm m-maaf Tuan Muda, tapi nyonya Celine bilang nyonya akan pulang sendiri nanti dijemput supir. Dan Tuan Dion juga menyuruh agar Tuan Muda dan si kembar tidak pergi ke mana pun nanti malam.”
Sebenarnya Fighter agak khawatir jika membiarkan mommy-nya pulang sendiri nanti malam, tapi apa boleh buat? Daddy-nya melarang ia dan si kembar pergi kemana pun nanti malam. Fighter tidak bisa mengabaikan perintah Daddy-nya begitu saja.
“Baiklah. Bibi Sora boleh pergi sekarang.”
wanita tua itu menunduk disertai ucapan “Baik Tuan Muda.” lalu melanjutkan pekerjaannya di dapur.
Seperti yang dikatakan sebelumnya kepada Lino, Fighter punya tiga keturunan, yaitu Perancis, Indonesia, dan Russia.
Ayah nya bernama Dion Velkano, ia adalah seorang pria berkebangsaan Perancis asli yang kemudian menikahi seorang wanita cantik asal Russia yang rupanya memiliki keturunan Indonesia.
Fighter dan saudara-saudara nya memanggil mereka dengan sebutan “Daddy” dan “Mommy” sejak mereka masih kecil. Dion pernah bilang kalau ia bertemu istrinya pertama kali di Inggris saat mereka sedang liburan kuliah. Fyi, mereka dulu satu kampus di Inggris tapi beda jurusan.
Dion adalah seorang pebisnis terkenal, beliau adalah diruktur utama VELKANO CORP’S. Sebuah perusahaan digital terbesar di Perancis sejak 2018.
Saat masih kecil Fighter dan saudara-saudara nya tinggal di Perancis, namun kemudian saat usianya 12 tahun entah mengapa Dion membawa seluruh keluarga kecilnya ke Indonesia. Fighter sendiri tidak berani banyak bertanya saat itu, dan sejak saat itu ia dan saudara-saudara nya tak pernah lagi menginjakkan kaki di Perancis.
Yang Fighter tau, Daddy nya mempercayakan perusahaan digital nya di Perancis kepada salah satu ajudannya dan terkadang ia akan pergi ke Prancis untuk mengurus beberapa hal penting. Beruntung, perusahaan-perusahaan cabang yang ada disini berkembang pesat dalam waktu singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAZARD
Fiksi RemajaMenceritakan tentang sebuah organisasi bernama 'Hazard' dan segala sesuatu yang terjadi di Independent University. "Dewan Hazard itu baik tapi juga jahat disaat yang bersamaan."