XI

3K 101 0
                                    

Seorang gadis terlihat sibuk dengan laptop di depannya.

Sesekali ia membuang nafasnya kasar.

"Membosankan." Ucapnya sembari menutup laptopnya dengan kasar.

"Bang Johan ngga asik banget, masalah sepele aja bisa-bisanya gue di skorsing." Gadis itu bernama Aluna, dua hari lalu dia di skorsing karena perbuatannya.

Aluna benar-benar ngga ngerti. Dia kan adiknya, ngga bisa gitu bela dia dikit. Mana pake ngadu ke Ayah lagi, kan makin makin jadinya.

"Semua kartu di blokir, mobil di sita. Tiga hati dikamar serasa kutu buku gue." Selama masa skorsing Aluna tidak diperbolehkan keluar rumah, Ayah dan bundanya juga ikut menghukum.

"Huaaa bosennn, kalo gini mending netep di Sydney." Ucapnya sembari mengacak-acak rambut.

Sebenarnya alasan Aluna di skorsing hanya masalah sepele, yah sepele menurutnya.

Dua hari yang lalu, XII MIPA 3 melakukan praktek di ruang laboratorium saat pelajaran kimia. Tanpa sengaja Aluna memasukkan bahan kimia yang seharusnya tidak boleh di campurkan, Ammonium nitrat dan Nitroselulosa. Karena kecerobohannya sendiri yang membuat satu laboratorium seperti kapal pecah.

Untungnya tidak ada yang terluka, hanya beberapa barang pecah dan terbakar.

Mengingat kejadian itu, Aluna kesal bukan main. Yang memberikan dua bahan kimia itu anggotanya, dia selaku ketua tim hanya menerima tanpa melihat kembali label nama yang tertera.

"Bodo amat, pokoknya gue bakal morotin bang Johan kalo balik ke rumah. Arghhh persetanan." Tak lama Aluna berhenti mengacak-acak barang di kamar, mengambil ponsel di meja belajarnya dan menelpon seseorang.

Panggilan pertama tidak ada jawaban.

Panggilan kedua pun sama tidak ada jawaban.

Dengan kesal, Aluna terus menelpon nomor tersebut, tetap tidak ada jawaban.

"Sialan, ni anak kemana?!" Mencari nomor lain di daftar kontak, ia menelepon kembali.

"Hallo," Panggilan tersambung.

"Cil, lo di rumah kan?"

Mendengar itu, membuatnya memutar bola mata.

"Hmm, kenapa kak?"

"Rara, kemana? Ko gue telponin ngga di angkat." Tidak ada jawaban, dengan kesal Aluna bertanya lagi.

"Rion, gue nanya napa gak di jawab."

"Eh, kak Luna ngga tau?" Mendengar itu, Aluna mengernyitkan dahi.

"Tau apa?"

"Kak Rara ngga ada di Sydney."

"Lah, kemana tu anak?"

"Jadi beneran ngga tau kak?" Aluna sedikit kesal dengan Rion, kenapa ngga langsung poin.

"Poinnya aja Cil, kemana dia?"

"Indonesia." Aluna mengernyitkan dahinya kembali.

Saat akan bertanya lagi, Rion kembali bersuara.

"Kak Rara di Indonesia, udah 3 hari yang lalu. Aku rasa uncle Johan tau." Mendengar apa yang Rion katakan, sontak membuat Aluna melotot kaget.

"Anjing, oke makasih infonya cil." Aluna memutus panggilan.

" Aluna memutus panggilan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BACKWhere stories live. Discover now