XXIV

7.2K 271 1
                                    

Disclaimer chapter kali ini

Kalo emang kalian mantengin pasti tau jawabannya.
•••

Baik? Seperti apa orang baik itu?
Mereka yang selalu membantu ketika melihat yang susah? Atau mereka yang selalu ada di saat kita membutuhkan sebuah pelukan, nasehat, kehangatan, rumah atau tempat kita bersandar?

Bukan, ini bukan perihal kebaikan tapi ini perihal feedback yang mereka berikan.

Dia, dia pernah menjadi orang seperti itu, membantu saat melihat seseorang yang kesusahan, menjadi rumah untuk mereka yang membutuhkan tempat berteduh, menjadi tameng saat orang lain berkomentar tentang dirinya. Semua pernah dia lakukan, tapi feedback yang dia dapat apa? Penghinaan, fitnah bahkan di renggutnya rumah yang menjadi hal penting untuk dirinya.

Seorang antagonis tidak akan pernah ada jika protagonis tidak tersakiti, lantas bagaimana dengan villain?

Hancurnya kepercayaan di masalalu membuat dirinya menjadi wanita yang manipulatif, memasang topeng di setiap saat, tak ada yang tau siapa dan apa sifat dirinya yang sebenarnya.

Dia pandai menyimpan rahasia, hatinya yang lembut kini menjadi seperti iblis yang haus akan darah.

Membunuh, merusak mental, bahkan menghancurkan siapapun yang menurutnya merusak mata.

Bukan antagonis maupun protagonis yang tersakiti, dia menjelma menjadi villain yang selalu menunjukkan sisi dirinya, tak ada lagi keraguan saat akan bertindak.

Semua, semua hancur hanya karna satu waktu. Fitnah memang lebih kejam dari pembunuhan, tapi fitnah juga bisa menjadi alat untuk membunuh seseorang.

Dia menjaga, melindungi orang yang ia sayangi, tapi apa? Mereka dengan lancangnya merusak kebahagiaan yang baru ia rasakan tiga tahun ini.

Mereka membunuhnya, membunuh sosok yang penting dalam hidupnya. Hancur, marah, kecewa, semua menjadi satu.

Tapi apa daya, ikatan yang membelenggu lebih kuat dari dendam yang ada.

Yah, kematian sosok penting itu menjadi awal dari segalanya. Dia akan membalaskan dendam, menghancurkan mereka yang berani merusak kebahagiaannya, bukan hanya satu, tapi untuk semua yang bahkan hanya diam saja saat dia di perlakukan tidak adil.

Kemarahananya adalah Boomerang untuk hidupnya, ia tidak perduli apa yang akan terjadi setelah itu.

Hanya satu yang saat ini dia inginkan, kematian mereka. Mereka yang dengan lancangnya memfitnah, mencaci bahkan membully seseorang yang seharusnya tidak pernah mereka sentuh.

Namun, sebelum semua rencananya berjalan sang maha pencipta lebih mencintai keduanya. Seminggu setelah kematian sosok tersebut dia menyusulnya, meninggal semua rencana yang bahkan belum terlaksana.

Ikatan yang membuatnya merasa tersiksa bahkan ikut serta menggagalkan rencana itu.

Kenapa, kenapa harus dia yang merasakan semuanya, tidakkan cukup tuhan mengambil wanita yang melahirkannya? Bahkan, melihat wajahnya secara langsung saja dia tidak pernah. Di pisahkan dari sebuah ikatan yang membelenggu lalu kini, dia juga harus merelakan semua rencana yang tak akan pernah terlaksana.

Tidak, dia melupakan satu hal yang semua orang tidak menyadarinya.

Dia tidak hanya dua, tapi satu dari bagiannya yang akan melaksanakan semua rencana yang pernah ia susun.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang