XXV

6.6K 254 0
                                    

Rion menatap kesal Aura.

"Udah jangan ngambek" Tak menjawab perkataan Aura.

Saat ini Rion benar-benar kesal, ingin sekali melempar kakak kesayangannya itu ke danau kecil yang ada di halaman belakang sekolah.

Alasan Rion kesal?

Simple saja, Aura meninggalkan Rion yang masih tertidur lelap di kamarnya.

Sialnya lagi saat Rion sudah siap untuk ke sekolah, pak Harto selaku supir di mansion tidak masuk kerja karena adanya urusan keluarga dan dengan terpaksa ia memesan go-car.

"Oke kakak salah, mau apa?" Ucapan Aura berhasil membuat Rion menatapnya.

"Apapun?"

Aura nge-roll eye dengan malas.

"Hmm."

"Pulang sekolah nanti, gue mau makan ayam geprek level 5" Mendengar apa yang Rion katakan, tentu saja membuat Aura menggeleng.

"Oke." Dengan respon Aura setuju, membuat Rion senang sendiri.

Lain hal dengan keempat wanita yang sedari tadi menatap keduanya bingung.

"Ra"

Aura menengok ke arah Anjel.

"Dia, siapa?" Aura menatap Anjel bergantian dengan ketiga wanita lainnya.

"Rion, adik gue." Perkataan Aura berhasil membuat keempat wanita itu kaget, ayolah mereka pikir cowok di depannya saat ini pacar Aura dalam mode manja.

Bersamaan dengan rasa kaget keempat wanita, satu wanita lain yang baru saja datang mengebrak meja tanpa rasa bersalah.

BRAKK

"ANJING!"

"EH AYAM"

"Lu apa-apaan sih Lun?!"

"Ngga ada adab emang ni anak."

Mengabaikan keempat temannya, Aluna menatap nyalang ke arah pria yang duduk di seberang Aura.

"Ngapain di sini lu cil?!" Mendengar pertanyaan bodoh Aluna tentu saja membuat Rion nge-roll eye.

"Sekolah, pertanyaan lu bodoh banget sih kak." Saut Rion setelahnya kembali memainkan ponsel.

"Ra, dia?" Tanyanya pada Aura.

"Hmm, yang gue bilang kemarin."

Mendengar itu membuat Aluna membuang nafasnya kasar "Hah, ngurus kakaknya udah bikin setengah gila malah datang lagi kegilaan lainya."

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 07.15 yang berarti sebentar lagi bell masuk.

"Ke kelass yuk"

"Bener kata Anjel, jam pertama pelajaran Bu killer. Males gue di hukum"

"Lu pikir gue mau? Kaga lah, cepet." Ucap Aluna mengambil tasnya.

"Ra, duluan ya."

"Hmm, gue juga mau nganter Rion ke ruang kepala sekolah."

Di perjalanan menuju ruang kepala sekolah, banyak pasang mata menatap ke arah Rion dengan tatapan takjub dan sinis pastinya.

"Gila, cogan"

"Mubar? Tapi ko bareng Aura?

"Jangan bilang pacarnya lagi."

"Bisa jadi, mana tu cowok juga tinggi bet."

"Tapi gue ngga dengar kalo bakal ada mubar."

Aura menatap ke arah Rion yang masih memainkan ponsel sembari berjalan.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang