Memulai Perjuangan!

21 2 0
                                    

Cherry mengambil ikat kepala berwarna merahnya dari dalam tas. Ia tersenyum dan memakai ikat kepala itu sambil berjalan dengan angkuh memasuki agensi Leo yang baru.

"Mana nih bocah?" Gumam Cherry.

Cherry terkikik sendiri setelah mengatakan itu. Ia berjalan kearah sofa tamu dan langsung duduk di sana sambil memangku sebelah kakinya dengan gaya sombong andalannya.

"Udah masuk apa masih otw dia ya?" Gumam Cherry kembali.

Menggoyang-goyangkan kaki kanannya, Cherry menatap satu persatu karyawan yang memperhatikannya. Ia menaikan satu alisnya tinggi dan mendengus setelahnya.

"Norak!" Kesal Cherry.

Melihat kearah pintu masuk, Cherry tersenyum sumringah. Ia langsung berdiri dan berlari kearah sana.

"SUAMI GUE MANA?!" Teriak Cherry.

"ASTAGA!!!"

Kavi berteriak histeris karena terkejut. Ia memegangi dada nya dan berharap jantung nya baik-baik saja setelah bertemu dengan penggemar aneh yang membuat Leo jatuh terjengkang saat temu penggemar waktu itu.

"Ck! Pekak!" Kesal Cherry.

"Lo yang pekak! Udah pekak aneh lagi!" Balas Kavi.

"Kok gue?! Lo!"

"Gila ya lo?!"

"Lo yang gila! Bisa-bisanya Vanila nge-fans sama lo!"

"Pesona gue gak main-main! Lo aja bisa juga oleng ke gue!"

"Dih! Cakep lo begitu?!"

Kavi mengelus dada nya mencoba bersabar. Ia menatap gadis yang ada di depannya sambil berkacak pinggang.

"Kenalin, nama gue-"

"Cot!" Potong Cherry.

"Gue belum selesai!"

"Hah?! Ngang ngong ngang ngong?!"

"Gue Kavi! Lo siapa?!"

Mendengar itu, Cherry mengangkat tangan kanannya keatas. Ia mengambil ancang-ancang seperti ingin memukul Kavi dan dengan secepat kilat menyambar tangan kanan laki-laki itu.

"Si merah cantik! Cherry!" Ucap Cherry.

"Anjir! Nama lo cantik tapi orangnya ingin membuatku mengghibah!" Jawab Kavi.

"Hhhmmm, lo! Gue tabok meriah lo!"

"Lo ngapain sih dandan begini? Mau nakutin orang lo?"

"Dih! Nakutin mata lo! Keren ini!"

"Keren apaan lo?! Bentuk lo udah kayak topeng monyet!"

"Mulut lo! Sejak kapan topeng monyet nakutin orang?!"

"Ada."

"Mana?!"

"Nih di depan gue."

Setelah mengatakan itu, Kavi berlari masuk ke dalam agensi. Ia dengan cepat masuk ke dalam lift yang kebetulan terbuka karena baru saja ada orang yang keluar dan menekan tombol tutup sambil menjulurkan lidahnya meledek Cherry.

"Dasar anak ayam! Untung lo kesayangan nya si Vanila! Kalo engga?! Gue lipat juga lo!" Kesal Cherry.

Menendang pintu masuk agensi, Cherry berjalan keluar dari dalam gedung itu. Ia duduk di luar sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ck! Rese lo, Van! Janji mau temenin gue malah pergi ke salon! Jadi gak ada pawangnya kan si Kavlingan!" Gerutu Cherry.

Menghentak-hentakkan kedua kakinya, Cherry melihat ke seberang jalan. Ia tersenyum dan langsung berlari pergi ke seberang untuk membeli cilok dan es teh manis.

Mengejar Cinta IdolWhere stories live. Discover now