II23II

47K 1.6K 13
                                    

Selamat membaca

~0~

Malam harinya Kevanno baru pulang dari kantornya bersama Tamara. Bella yang melihat itu langsung menghampiri papanya itu dengan wajah marah.

"Apa yang papa lakuin sampe Violyn gak mau pulang kesini?" 

Kevanno yang mendengarnya jelas heran. "Maksud kamu?"

Bella yang melihat sikap Kevanno benar-benar merasa geram dengan pria ini, "Oh God! Pa!, Tadi vio ngechat aku dan bilang dia gak pulang ke sini. Jadi apa yang papa lakuin ke Vio?!" Bella bahkan melupakan jika ada Tamara yang sejak tadi menahan tawa melihat Ayah dan anak itu.

"Calon bunda mu itu salah paham Bel. Tadi dia liat tante sama papa kamu pelukan. Terus dia langsung pergi. Eh tante suruh papa kamu kejar, Papa kamu malah diem aja" cerita Tamara berjalan menghampiri Giana dan duduk di Sofa.

"Loh Tante Mara? Udah dari tadi di sini?!" Kaget Bella melihat Tamara. Wanita itu hanya mengangguk dan lanjut mengobrol dengan Giana.

"Terus ini gimana dong pa? Semuanya salah papa!" Lanjut Bella menatap papanya.

"Kok gara-gara papa?"

" Iyalah! Papa tau?! Vio tuh uring-uringan dari semalam gara gara papa dingin sama dia!" Jelas Bella. Hal itu membuat Kevanno tersenyum Tipis.

Pria itu berjalan melewati Bella menaiki tangga sambil senyum senyum. Ia memutar-mutar kunci mobil di tangannya sambil tersenyum lebar membuat yang lain menatapnya heran.

Sesampainya di kamar Kevanno membuka jasnya dan melemparnya asal. Ia duduk di tepi ranjang sambil tersenyum mengingat ucapan Tamara jika Violyn cemburu. Ah, Rasanya Ia ingin memeluk Violyn sekarang. 

Dreet... dreet..

Getaran Handphone di sakunya membuat Kevanno berdecak kesal. "Ck..mengganggu!"

Dengan terpaksa Kevanno mengangkat panggilan tersebut. Melihat sebuah nama di layar itu, Kevanno kembali tersenyum, Ternyata itu adalah orang suruhannya yang ditugaskan mengawasi violyn.

"Heem?"

"Kami ingin melaporkan sesuatu tuan" Ucap seseorang disana.

"Ada apa?" Kevanno berdiri dari duduknya dan berjalan ke Balkon kamarnya.

"Kami ingin melaporkan jika Nyonya Violyn akan pergi ke club malam ini Tuan"

"Heem, Terus awasi nyonya kalian!"

Tut..

Kevanno mematikan HPnya lalu masuk ke kamarnya kembali.

"Gadis nakal itu.."

~0~

"Vi.. " Violyn menoleh merasa namanya terpanggil. "Ini beneran? Ntar malem kita ke club?" Tanya Maggie menatap Violyn serius.

Sekarang mereka tengah berada di kamar Maggie. Kedua gadis itu berbaring santai di kasur queen size milik Maggie.

"Janganlah Anjir! Besokkan kita mau party bego!" Ucap Maggie menolak permintaan Violyn.

Violyn memutar bola matanya malas, "Yaudah! Kalo lo gak mau, gue bisa pergi sendiri!"

"Lagian gue males ke party itu!" Sambung Violyn tersenyum paksa menatap Maggie.

Maggie pun menghela napas pasrah, "Fine! Kita pergi! Gak mungkin gue biarin lo pergi sendiri"

Violyn hanya tersenyum melihat Maggie. "Thanks"

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora