4

2.2K 211 12
                                    

Pagi hari yg sangat cerah untuk seorang gadis yg sendirian di-dalam rumah berukuran besar

Oline sedang membuat roti isi selai demi mengganjal perutnya yg ternyata belum diisi dari kemarin

Anak itu kalau gk disuruh emang susah soal makan. Kesadaran dari diri sendiri pun sulit untuk dibiasakan, orang tuanya udah sampe tingkat berbusa pun hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri

Ditengah kunyahannya Oline malah kembali mengingat kejadian semalam, dimana yg berawal tiba-tiba saja Erine datang dan ia tanpa pikir panjang langsung memeluknya

Oline menggelengkan kepalanya "anjir lah, kenapa reflek gua jelek banget sih?" Oline jadi merasa malu jika nanti ia bertemu kembali dengan Erine

Padahal dia anak yg terbilang jarang melakukan kontak fisik sekalipun dengan keluarganya

"Emang lagi kalut aja kali guanya disitu" tanpa ingin melanjutkan lebih lama lagi Oline meneguk susu putihnya hingga habis, tak lupa ia cuci terlebih dahulu gelasnya sebelum berangkat















"Lin ada titipan nih buat lu" Oline yg sedang mencatat pelajaran sambil menunggu bel masuk menoleh ke arah suara tersebut, ternyata Nala

"Dari siapa?" Tanya Oline

"Siapa lagi kalau bukan.. siapa guys?" Nala menggantungkan ucapannya menunggu yg lain ikut menyahut

"DEVAN.." jawab mereka semua mengisi ruangan kelas tersebut

Sudah Oline duga, pasti dari cowok itu lagi. Ia menghembuskan nafasnya

Jujur saja Oline malah balik kasihan ke Devan. Karna ia tidak bisa membalas perasaan lelaki tersebut yg memang menyukai Oline secara terang-terangan

"Oh, thanks ya" jawab Oline singkat

"Aelahh lin.. lin, lu masih belum buka hati juga buat tu anak?" Sambar Lily

Oline hanya mengangkat bahunya sebagai tanda ucapan

"Gue kalau jadi Devan udah nyerah dah" ucap Reno si wakil ketua kelas yg mewakili perasaan seisi kelas ini

Sebenarnya banyak sekali kaum adam yg menyukai Oline disekolah ini, tapi yaaa balik lagi ke Oline yg malas menanggapi berujung mereka lelah sendiri, tanpa kecuali Devan

Karna si Devan Devan itu memang sudah mengejar Oline sejak awal masuk sekolah, mungkin ia terkena sindrom pandangan pertama























Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi, Oline merapihkan semua alat tulisnya dan memasukan ke dalam tas

"Mau gk?" Tawar Oline pada Lily dan kawan-kawan yg masih berada dikelas

"Emang gk lu makan?" Lily

"Halah basa basi lo basi Ly" sambar Shasa dan menciptakan tawa disana
Lily hanya merotasikan matanya dan berdecak

"Ambil aja, ini kan masih ada gamungkin juga gua abisin semua" Oline menyerahkan 3 coklat batang berukuran besar itu pada temannya, sisa 2 yg masih ada ditangannya

"Thanks Lin" ini yg ngomong malah si Nala

"Lah emang lo dikasih? Buat gue semua ini" Lily dengan cepat melarikan diri dari mereka yg akan mengeluarkan kata-kata motivasi hidup

"WOY ANGELA! GUA MAU WEH" Nala menyusul dengan secepat kilat "MAKASIH LIN!!" Ucapnya yg tidak mungkin lupa kepada Oline

"Hadehhh dasar bocah, gue nyusul mereka ya Lin" pamit Shasa

Oline menggeleng-gelengkan kepalanya ia pun melangkahkan kaki yg masih agak nyeri itu keluar dari kelas














Why Should You? (ORINE)Where stories live. Discover now