Oline baru saja sampai didepan gerbang sekolah Erine dengan motor scoopy-nya. Tadi anak itu minta Oline jemput dengan alasan ingin diantar ke butik langganan mamah-nya untuk mengambil pesanan
Ini bukan yg pertama kalinya untuk Oline ke sekolahan Erine, buktinya banyak yg menyapanya disana. Apalagi mengingat bahwa sekolah Erine dan Oline sering bertemu dalam beberapa pertandingan, tidak ada kata permusuhan antara dua sekolah itu. Mereka bahkan bisa dibilang bersahabat
"Eh ada si cantik Oline" Oline yg sedang duduk manis diatas motornya yg distandar itu menoleh pada asal suara
"Nungguin aku yaa??" Ucap temannya ikut menimpali
"Padahal tadi biar aku aja yg jemput kamu" kedua orang itu tertawa geli
Oline yg mendengarnya ingin mual seketika, dia tetap diam tak menaggapi. Tiba-tiba saja ada suara yg menegur dua pria tadi
"Egi! Darwin! Sopan lu kaya gitu?!"
Kedua lelaki itu menoleh dan mendapati seorang lelaki juga yg kini jalan menghampiri ke arah mereka
"Anjir bang Zaidan! Kabur kabur!" seru keduanya dan pergi saat itu juga
Oline yg menyadari semuanya kini mengubah posisi turun dari motornya, dan kini Zaidan sudah didepannya
"Maaf ya lin, adik kelas gua yg dua itu emang rada cogil" ucapnya
Oline hanya mengangguk "gk papa"
"Lu kesini mau jemput Erine bukan?" Tanya Zaidan
"Iya kak, lu liat gk?" Tanya Oline pada akhirnya, karna chat yg dia kirim tadi belum juga kunjung ceklis dua biru
"Tadi gua liat ada di-"
"OLIIINEEEE" nahkan panjang umur anaknya langsung muncul
"Baru aja diomongin" Zaidan
Seperti biasa Erine akan langsung memeluk Oline, untung aja Oline bisa nahan badan mereka yg hampir jatuh. Bahkan Zaidan juga sudah siap untuk ikut menahan jika mereka beneran jatuh
"Hehe lama ya? Tadi aku dipanggil kepsek dulu" Erine merapihkan rambut Oline yg sedikit berantakan itu
"Engga ko" Oline
"Kak Zai ko bisa ada disini?" Erine bertanya saat tersadar ada Zaidan ternyata disana, tadi ia tidak terlalu fokus selain ke Oline
"Tadi kaka liat Egi sama Darwin ngusilin Oline, yaudah kaka usir anaknya. Nyamperin Oline deh" Zaidan
"Ckk.. mereka ya padahal udah aku bilangin jangan ganggu Oline kalau kesini" Erine memanyunkan bibirnya Zaidan jadi gemas kan liatnya jadi pengen nyubit, Oline juga kok
"Oh ya Len, nanti buku kaka kamu simpan aja ya" Erine memukul keningnya pelan "ya ampun kak aku lupa belum ngembaliin" Erine
"Udah gk papa buat kamu aja, lagian kaka udah beres bacanya" Zaidan
Lama-lama Oline ingin meninggalkan tempat ini sekarang juga, ia merasa tidak dianggap
"Eh? Jangan kak nanti aku balikin ko kalau udah beres" Erine
"Buat Alen aja, udah gk nerima penolakan" ucap Zaidan final
Erine menggaruk kepalanya dengan muka polos "yaudah deh kak, makasih banyak ya" Zaidan tersenyum
"Iya sama sama" Zaidan
Dengan sengaja Oline berdeham, mereka berdua kompak menoleh dan sesudahnya saling pandang tak enak. Oline hanya membuang muka seakan-akan memperhatikan hal menarik yg sedang ia lihat
"Engg.. kaka duluan ya Len, hati-hati bawa motornya ya Lin" pamit Zaidan
Oline hanya menoleh, tak lebih hanya untuk sekedar menjawab "iya"
YOU ARE READING
Why Should You? (ORINE)
RandomOline, gadis yg tidak sengaja Erine tabrak tempo hari itu ternyata sosok yg membutuhkan sandaran untuk mencurahkan segala hal yg ia pendam selama ini. Seiring berjalannya waktu mereka selalu bertemu tanpa sengaja dan menjadi dekat. Erine semakin pen...