01. Papah, Julia Dan Rasa Percaya

272 209 96
                                    

"Gimana?" tanya Mamah.

Gue mengangguk sekilas. "Enak kok, Mah."

Malam masih belum cukup larut ketika kami baru saja menyelesaikan makan malam. Di meja makan, kami mencicipi crapes cake hasil buatan Mamah sore tadi.

"Serius? nggak kemanisan atau kurang apa gitu?" tanya Mamah lagi.

"Kalo Ana udah pas sih, nggak tahu kalo Papah." Kami berdua lantas sama-sama beralih menatap Papah. Sementara Papah terdiam, masih setia dengan indera pengecapnya merasakan crapes cake tersebut di lidahnya. Sesaat, kepalanya mengangguk-angguk. "Enak kok, Mah. Nggak usah khawatir, Mamah tuh udah ter-the best kalo soal masak-memasak," ucapnya kemudian. Papah tersenyum seraya menatap Mamah sejenak, sebelum akhirnya kembali mencomot sedikit bagian crapes cake dan memakannya lagi.

Sementara mendengar itu, Mamah tersenyum malu-malu. Dan menyaksikan itu dengan mata kepala gue sendiri, gue hanya bisa meringis. "Pah, Mah, Ana ke atas duluan ya. Mau ngerjain tugas buat besok." Maka hanya dengan begitu, gue lalu bangkit dan berjalan ke arah tangga. Membiarkan dua manusia paruh baya itu membucin sesukanya.

"Jangan malem-malem tidurnya. Papah nggak mau ya kalo besok sampe kesiangan lagi. Papah tinggal kamu!" Suara Papah terdengar lagi.

"Iyaaa."

***

Jam menunjukkan pukul 20:30 ketika tugas yang gue kerjakan sepenuhnya selesai. Gue menutup laptop, kemudian menghempaskan tubuh ke kasur empuk yang sudah memanggil-manggil agar gue rebahi sejak beberapa puluh menit lalu. Dan inilah saatnya. Maka, dengan segera gue meraih ponsel dan membuka aplikasi instagram. Gue memulai acara menstalking akun instagram dengan username Ajptra_.

Sejak sore tadi saat pertemuan nggak sengaja itu terjadi, gue baru punya waktu untuk mengecek akunnya di malam ini. Dan, BOOM!! Ini baru awal, tapi gue dibuat nyaris nggak bisa napas sewaktu menemukan jumlah followersnya yang mencapai belasan ribu. Gila! Ini serius?... Dia sepopuler itu? Gue nggak begitu memperhatikan sewaktu dia nunjukin tadi.

Postingan Aji nggak banyak. Ada sekitar sepuluh foto di feed dan tiga highlight. Postingannya tidak jauh-jauh dari lukisan, langit, quotes dan bayangan. Emm... lo juga seorang Astrophile ya, Ji. Highlightnya juga kebanyakan hanya berisi foto kaki, bagian badan dan langit. Dan lagi-lagi, gue dibuat terdiam. Aji rupanya se-estetik ini?

Hal yang cukup asing bagi gue. karena, dari sekian banyaknya akun laki-laki yang gue temui, hanya milik dia yang tampak cantik dan tertata rapi.

***

Suara klakson terdengar penuh memekakkan telinga dari berbagai arah. Asap-asap yang dihasilkan oleh knalpot kendaraan mulai mengepul membentuk polusi udara di pagi hari ini. Sementara di depan, kendaraan-kendaraan itu tampak tak bergerak sama sekali. Bagus, pemandangan yang sama bagi gue untuk kesekian kali.

Di sebelah gue, tepatnya di kursi bagian kemudi, Papah menghela napasnya. Sementara gue membuang muka ke samping, sembari menunggu dan berharap agar kemacetan ini segera usai. Karena setiap hari, jalanan ibukota akan selalu seperti ini. Dimana setiap pengendara dipaksa harus mampu berdamai dengan kepadatan jalan raya padahal sama-sama dikejar waktu.

Dan sama seperti gue dan Papah, hampir seluruh pengendara memasang wajah yang sama. Seperti halnya anak laki-laki berseragam SD yang tengah duduk di atas jok motor di sebelah sisi mobil, tepat di samping gue. Dia menyengir sebab wajahnya terkena sinar matahari. Untungnya, Papah memodifikasi kaca mobilnya dengan warna hitam gelap, sehingga gue bisa leluasa menghabiskan waktu hanya untuk memandanginya yang semakin lama justru terlihat lucu. Untuk beberapa saat, hal itu membuat gue terkekeh.

Lucid Love ♡ | Park JisungTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon