Membeku

24 3 0
                                    

"Makasih zey!" teriak lieza. Lieza terus menatap punggung zeyu yang semakin jauh.

Disisi lain, zeyu terus berjalan menelusuri lorong sekolah yang panjang. Senyum kecil tercetak dibibirnya. Dilihatnya, sasa disana. Tengah berjalan berlawanan arah dengan zeyu. Jarak sasa dan zeyu semakin dekat hingga akhirnya langkah sasa berhenti saat dia sampai tepat dihadapan zeyu, alhasil zeyu ikut berhenti.

Sasa mengangkat kepalanya menatap wajah zeyu. Zeyu menatap sasa dengan tatapan bingung.

"Apa kabar zeyu?" itu kalimat yang pertama sasa katakan setelah sebulan mereka tidak saling berbicara.

"Baik. Lo?" tanya zeyu Kembali.

"Baik. Seperti yang lo liat." jawab sasa

"Oh."

"Kok oh doang?" kesal sasa

"Ya, terus gue harus jawab apa dong?" tanya zeyu. Sasa menghembuskan nafasnya kasar, tidak mengerti dengan sikap zeyu yang menurutnya terlalu dingin.

"Lupain." ucap sasa

"Oke. Gue pulang dulu." ucap zeyu kemudian meninggalkan sasa sendirian. Sasa membalikkan tubuhnya menatap zeyu dengan tatapan kesal.

"Gak peka banget sih!"

•••

Zeyu memegangi perutnya yang terasa sakit sejak sore tadi. Namun, semakin kesini perutnya semakin sakit. Lieza yang baru saja turun dari tangga melihat zeyu memegangi perutnya terus menerus, menghampiri zeyu yang ada diruang tengah.

"Kenapa zey?" tanya lieza saat sampai di ruang tengah. Zeyu menoleh.

"Gak tau, mungkin masuk angin." jawab zeyu. Lieza menghampiri zeyu lebih dekat, menempelkan tangannya ke dahi zeyu

"Panas banget." ucap lieza sedikit heboh. Zeyu melepaskan tangan lieza yang tertempel di dahinya.

"Itu mah tangan lo yang dingin kali!" ucap zeyu. Lieza mendengus kesal.

"Tapi kayaknya bener deh lo masuk angin," ucap lieza khawatir. Zeyu tidak menanggapi omongan lieza, dia fokus pada televisi yang ditontonnya. Lieza melangkahkan kakinya maju, mendekati zeyu, kemudian memijat bahu zeyu. Zeyu terpelonjak kaget.

"Apa-apaan sih?" tanya zeyu mencoba melepaskan tangan lieza. Lieza menghiraukannya, dia terus memijat zeyu.

"Diem, lo itu masuk angin. Santai aja, biar gue pijitin." ucap lieza disela memijitnya.

"Gak ucap zeyu kembali ingin melepaskan tangan lieza yang ada dipundaknya.

"Diem gak? Kalau enggak, gue cium nih!" ancam lieza yang mendekatkan bibirnya pada pipi zeyu. Zeyu cepat cepat mendorong jidat lieza jauh-jauh.

"Najis banget anjir! Yaudah lah, tapi pelan pelan pijitnya!" ucap zeyu

"Siap bosku" hormat lieza.

Lieza memijat lembut bahu zeyu, Zeyu yang dipijat merasa nyaman. "Gue jadi inget nyokap gue." ucap zeyu pelan namun terdengar oleh lieza yang membuat tangan lieza berhenti memijat.

My Beautiful Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang