Taman bermain

10 3 0
                                    

"Zey, Zey!" Lieza mengetuk-ngetuk pintu kamar Zeyu keras. Semangatnya pagi ini sangat membara karena hari ini Zeyu libur sekolah. Zeyu pernah berjanji kepadanya, jika Zeyu libur Lieza akan di ajak jalan-jalan ke taman bermain. Dan hari ini, Lieza menagihnya.

Orang yang ada di dalam kamarnya, menutup wajahnya dengan bantal. Mulutnya tidak henti mengucapkan sumpah serapah kepada hantu cerewet itu. Zeyu melempar bantal yang dipakai untuk menutupi wajahnya itu ke sembarang tempat. Memaksakan kakinya untuk melangkah, dan sosok pertama yang Zeyu lihat adalah sosok hantu berseragam sekolah lengakap dengan nametag yang terpasang di bajunya, tengah tersenyum lebar ke arahnya.

"Apaan!" sinis Zeyu. Nyawanya belum sepenuhnya kembali. Matanya saja belum terbuka sempurna.

"Ck..ck.. Ck.." kedua tangan Lieza berada di pinggang ketika melihat penampilan Zeyu yang acak-acakan. Bayangkan saja, saat ini Zeyu hanya menggunakan celana boxer hitam dengan kaus polos berwarna hitam yang melekat di tubuhnya. Rambut acak-acakan, dengan wajah kusut.

"Apaan sih! Kalau gak ada yang mau lo omongin, gue mau tidur lagi ini." ucap Zeyu kesal. Tangannya bersiap untuk menutup pintunya kembali, dengan cepat Lieza menahan pintu itu.

"Tunggu dulu dong! Belum juga ngomong udah mau main tutup aja." Zeyu membuka pintu kamarnya lebar-lebar. "Kata lo, kalau lo libur mau ngajak gue ke Taman bermain!" ucap Lieza.

"Iyakah?"

"Iya. Masa lo lupa!"

"Oh." setelah mengatakan itu, Zeyu menutup pintunya rapat, kemudian menguncinya. Lieza kembali menggedor-gedor pintu kamar Zeyu.

"Zey! Lo kok gitu. Ayolah lah, Zey, siapa tau gue bisa inget sesuatu kan? Kan lo sendiri yang mau gue cepet-cepet pergi. Ayolah, Yu Zeyu!!" teriak Lieza sambil menggedor-gedor pintu. Zeyu diam dibalik pintu. "Gue masuk nih!"

"Masuk aja kalau lo bisa. Gue udah kunci pintunya!" Zeyu ikut berteriak dibalik pintu.

"Lo lupa gue siapa?" ucap Lieza menantang. Zeyu menepuk jidatnya sendiri, merasa bodoh dengan kelakuannya. "Gue itung nih, Zey. Kalau lo gak bukain ini pintu, gue terobos!" ancam Lieza.

Zeyu berdecak kesal. Matanya masih mengantuk sekali, dia ingin kembali melanjutkan tidurnya. Namun apalah daya, dia punya makhluk penggangu berwujudkan Lieza.

Zeyu membuka pintunya lebar, menatap Lieza kesal. "Gue mau mandi dulu bego, mau ikut gue mandi?" Kesal Zeyu

Lieza tersenyum miring, "Lo mau boongin gue?" tanya Lieza. Zeyu juga ikut tersenyum miring. "Lo kan gak bisa mandi di kamar mandi lo, biasanya kan suka pake kamar mandi yang deket kamar gue" ujar Lieza

"Udah gue usir!" jawab Zeyu bohong.

"Bohong!"

"Liat aja sendiri." Zeyu menunjuk tempat itu dengan Kedua tangannya ia lipat di dada. Keberanian Lieza langsung menciut jika harus melihat makhluk yang ada di kamar mandi Zeyu.

"Yaudah. Pokoknya cepet!" titah Lieza, kemudian berbalik meninggalkan Zeyu yang diam di ambang pintu.

•••

"Wow!"

Itu yang terus Lieza katakan sejak beberapa waktu lalu, saat pertama mereka sampai di taman bermain, hingga saat ini mereka berada di sebuah toko yang menjual berbagai pernak- pernik yang sangat lucu.

Zeyu sudah seperti orang hilang saja, berjalan sendirian tak tentu arah. Sebenarnya Zeyu berdua, namun di mata orang lain? Dia sendirian. Kalau kata Lieza sih, GGG yang singkatan dari kata (Ganteng-ganteng gembel). Laknat memang.

My Beautiful Ghost Where stories live. Discover now