Pindah sekolah

13 1 0
                                    


Zeyu membaringkan tubuhnya dikasur empuk miliknya sambil memandangi langit kamar berwarna putih itu. Rasa lelah sepulang dari tempat camping membuatnya merasa mengantuk. Dia sudah beberapa kali menguap.

Tok... Tok...

Pintu kamar zeyu diketuk dua kali. Zeyu merubah posisinya ke posisi duduk. Zeyu menatap pintunya yang tak ia kunci. "Masuk aja, gak gue kunci." ucap zeyu.

Knop pintu dibuka perlahan. Pintu akhirnya terbuka, menampakan sosok lieza disana.

"Gue, boleh masuk?" tanya lieza ragu.

"Masuk aja. Padahal kan lo bisa masuk tanpa harus ketok pintu dulu, terus buka pintu. Tinggal tembus aja susah banget." ucap zeyu. Lieza melangkah mendekat kemudian duduk di sofa yang ada tak jauh dari ranjang yang zeyu duduki.

"Gak sopan." jawab lieza. Zeyu tertawa kecil, merasa aneh dengan tingkah hantu yang satu ini.

"Aneh banget lo."

"Emang nya lo mau, gue masuk gitu aja? Gimana kalau lo lagi gak pake baju? Hah?!" tegas lieza.

"Bener juga." zeyu mengangguk setuju. Lieza berdiri, kemudian berjalan menuju pintu kamar mandi. Zeyu yang melihat biasa saja. "Awas kaget." ucap zeyu. Lieza melirik zeyu sekilas, kemudian mengangkat kedua bahunya acuh.

Lieza membuka pintu kamar mandi itu perlahan, lalu masuk kedalam sana. Zeyu sudah siap menutup kedua telinganya.

"AAAAAAAHHH!!!!!!!!!" Teriak lieza menggema di dalam kamar mandi. Lieza berlari secepat mungkin untuk keluar dari kamar mandi itu.

"Zey! Kenapa lo gak bilang!!!" ucap lieza penuh dengan kekesalan. "Tau gitu, gue gak bakalan masuk kesana!!" tunjuk lieza pada kamar mandi zeyu.

"Kan udah gue bilang, awas kaget." jawab zeyu santai.

"Gila! Itu hantu serem banget!" ucap lieza merinding sendiri. "Badannya tinggi item, rambutnya kayak basah gitu, ihh serem gue liatnya! Pantes, lo suka pake kamar mandi yang ada dideket kamar gue." lieza mengusap bahunya merinding.

"Awalnya gue juga gitu, kayak lo tadi. Semenjak gue bisa liat hantu, gue gak mau lagi masuk kedalam kamar mandi itu." jelas zeyu. Lieza kembali duduk disofa tadi. "Ngomong-ngomong, lo ngapain ke kamar gue?" tanya zeyu.

Ahh! Lieza baru ingat tujuannya masuk kesini. Lieza berdehem pelan. "Gue mau tanya, lo sejak kapan bisa ngelakuin itu?" tanya lieza. Zeyu mengerutkan keningnya bingung.

"Ngelakuin itu? Maksud lo?" tanya zeyu. Lieza menunjuk tangan zeyu, zeyu menatap tangannya.

"Yang lo lakuin tadi ke sasa." ucap lieza memperjelas. Lieza menonton semua kejadian kemarin, ketika zeyu berusaha mengeluarkan hantu yang ada didalam tubuh sasa. Zeyu terus menatap tangannya itu, ia sendiri tidak mengerti kenapa dia bisa melakukan itu. Untuk yang pertama kalinya dia melakukan hal seperti itu.

"Entahlah, gue juga gak ngerti. Refleks aja gitu gue nyekik kemaren." jawab zeyu.

"Mungkin karena itu sasa, ya." ucap lieza. Zeyu beralih menatap wajah lieza. "Dia kan orang yang lo sayang"

Zeyu terus menatap lieza. "Iyakan?" tanya lieza lagi. Zeyu mengalihkan pandangannya ke arah lain

"Mungkin"

•••

Li mei menghela nafasnya pelan. Sudah lebih dari dua puluh menit dia duduk diruang tamu rumahnya, terus mendengarkan orang tuanya berbicara mengenal kepindahan sekolahnya.

"Mama sudah beli seragam baru buat kamu." ucap Mona, ibu li mei. Li mei mengangguk mengiyakan, ia sudah lelah mendengar ocehan orang tuanya itu.

"Besok pak supir jay yang bakalan antar kamu kesekolah."

Li mei melotot. "Kan mama tau, aku takut naik mobil!" seru li mei

"Kamu harus belajar untuk ngilangin rasa takut kamu itu li mei." Mona mencoba menenangkan putrinya itu. Li mei mendengus kesal.

"Li mei naik ojek aja deh, ma" mohon li mei. Mona menggeleng pelan.

Li mei sedikit masih trauma untuk naik mobil. Kecelakaan yang menimpanya beberapa tahun lalu, masih membekas di ingatannya. Akibat dari kecelakaan itu, kini li mei bisa melihat hantu yang selalu membuatnya ketakutan setiap saat. Li mei takut dengan kegelapan, li mei juga takut jika sendirian. Sungguh, keadaan ini membuatnya tersiksa.

Li mei bangkit dari posisi duduknya, berbalik menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Li mei menutup pintu kamarnya keras, kesal dengan keputusan ibunya itu.

"Udah tau masih trauma, ini dipaksa mulu buat naik mobil!" ucapnya kemudian duduk di sisi ranjang. Li mei membuka sepatu kets miliknya itu dengan kasar lalu melemparnya kemana saja.

"Cuman lo yang bikin mood gue baik lagi." Li mei tersenyum setelah melihat foto yang ada di ponsel miliknya. "Lo masih inget gue gak?" tanyanya pada benda pipih itu. "Enggak deh kayaknya," karena tidak ada jawaban dari benda itu, akhirnya ia menjawabnya sendiri.

"Tapi besok gue ketemu sama lo!" sungguh li mei bahagia sekali saat ini. Orang tua li mei memindahkan sekolahnya karena li mei berkata bahwa dia tidak betah di sekolah lamanya. Awalnya, orang tua li mei tidak percaya, namun melihat nilai-nilai yang turun akhirnya mereka memutuskan untuk memindahkan li mei ke HS (high school) yang memang agak jauh dari rumahnya.

Li mei membaringkan tubuhnya. Di peluk ponselnya dengan gemas. "Besok gue ketemu Zeyu!!!!" Li mei berteriak keras, membuat mamanya yang berada dilantai bawah meneriaki namanya.

My Beautiful Ghost Donde viven las historias. Descúbrelo ahora